39

1K 114 14
                                    

Perjalanan pulang Wei Wuxian dapat di kategorikan lama. Lantaran, dia butuh 3 hari untuk sampai ke istana dengan kereta kuda yang dibuat oleh para iblisnya. Seharusnya, dia bisa sampai lebih cepat, karena, apapun yang dibuat para iblis itu memiliki kekuatan 10 kali lipat dari buatan manusia. Ah, mungkin Wei Wuxian lupa, jika perjalanan dia untuk sampai ke tempat para naga membutuhkan waktu 1 minggu jika tidak ada kesulitan yang berarti.

Kedatangan Wei Wuxian disambut meriah oleh para rakyatnya, terutama anggota inti kekaisaran. Apalagi, Wangji yang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan suaminya itu.

Wei Wuxian turun dari keretanya dengan gagah, seakan dia tidak terkena racun yang mematikan. Senyumnya terukir saat dia melihat permaisurinya tengah berdiri menunggu kepulangannya. Dengan langkah yang cepat dan terkesan terburu-buru, Wei Wuxian menghampiri permaisurinya, membawanya ke dalam ciuman pelepas rindu.

10 menit berlalu, akhirnya Wei Wuxian melepaskan tautan bibir mereka, menyisakan seutas benang saliva diantara keduanya.

“Kaisar ini telah kembali, permaisuri.”

“Mn, selamat datang kembali, Yang Mulia.”

Keduanya hanyut dalam keheningan dengan senyum yang terus saja menghiasi wajahnya. Namun, momen keduanya dirusak oleh sang anak sulungnya.

“Apa ini sudah giliran A-Yuan untuk memeluk ayah?” polos Sizhui yang sudah terbebas dari genggaman sang nenek.

Wei Wuxian tertawa kecil, dia pun merendahkan tubuhnya untuk membawa sang anak dalam gendongannya. Pipi gembul Sizhui diciumnya dengan gemas. “Ayah merindukan anak nakal ayah ini.”

“A-Yuan tidak nakal ayah! Ibu yang nakal!”

“Hmm??” Wei Wuxian menatap sang anak, menuntut penjelasan lebih lengkap. Wangji dengan sigap membungkam mulut Sizhui dengan tangannya. Dia tersenyum manis pada Wei Wuxian, “Yang Mulia, bagaimana jika Yang Mulia beristirahat terlebih dahulu? Yang Mulia pasti sangat kelelahan karena perjalanan yang begitu jauh, kan?”

Wei Wuxian yang mengetahui jika permaisurinya tengah menyembunyikan sesuatu hanya terkekeh kecil. “Hm, apa permaisuri bisa menemani kaisar ini beristirahat?” pertanyaan yang Wei Wuxian lontarkan membuat pipi putih Wangji bersemu merah. Dengan malu-malu, Wangji menganggukkan kepalanya.

“Berikan telurnya.” pemimpin iblis itu langsung memberikan apa yang diminta oleh tuannya.

“Pergilah beristirahat, kalian pasti lelah setelah menemani suamiku ini selama perjalanan.” semua iblis yang mendengarnya seketika menjadi kaku. Mereka saling bertatapan sebelum akhirnya mereka mengundurkan diri. Jika saja mereka adalah manusia, maka dapat dipastikan pipi mereka akan memerah sempurna. Siapa yang tidak tersipu ketika diperhatikan sebegitu rupa oleh ratu mereka?

Senyum Wei Wuxian tak pernah lepas dari bibirnya, bahkan tatapan memujanya juga tak pernah lepas dari sosok sang istri, seakan dia menikmati keindahan surga dunia sebelum akhirnya dia ditelan oleh kegelapan bumi.

“Shiying, apa permaisuri ini bisa meminta bantuanmu untuk memasak telur-telur itu?”

Shiying yang sedari tadi mengamati dalam diam terlonjak kaget saat namanya disebut. Dengan spontan dia menganggukkan kepalanya dengan cepat. Wangji merasa heran dengan respon putra mahkota Ming itu, namun, dia memilih abai.

“Tolong rebus satu telurnya, dan goreng sisanya. Yang satu diaduk dengan digabungkan dengan potongan wortel, yang satu pastikan itu setengah matang dengan kuning telur yang tidak pecah sedikitpun . Apa kamu mengerti, Shiying?”

“Putra Mahkota ini mengerti Yang Mulia Permaisuri.” Wei Wuxian langsung memberikan bungkusan itu pada Shiying setelah dia mendengar kesanggupan dari putra mahkota itu. Dia menurunkan sang anak dari gendongannya.

My Fated Pair [ PDF ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang