Extra Chapter 2.1

645 80 11
                                    

Wangji tengah duduk di hadapan permaisuri Ming dan Shiying dengan tenang. Dia membiarkan putri bungsunya berkeliaran bebas, karena dia tahu jika putri bungsunya pasti bisa menjaga dirinya sendiri. Jika pun tidak bisa, Xiao Zhan pasti langsung melindunginya.

Saat ini, Wangji tengah membahas bagaimana kelanjutan kisah antara Shiying dan Xie Yun yang belum juga mendapatkan titik terang. Hal itu bukan hanya karena Xiao Zhan yang belum memberikan restu, namun, karena Xie Yun juga tidak ada respon positif terhadap Shiying.

“Jadi, kau akan bagaimana Shiying? Kau akan menyerah?” tanya Wangji pada Putra Mahkota Ming itu.

“Menyerah tidak ada dalam catatan Shiying, ibu.” tegas Shiying.

Kedua permaisuri itu saling bertatapan. Wangji mengelus rambut Shiying. “Lalu? Apa yang akan kau lakukan?”

“Itu… Shiying juga bingung, ibu. Mungkin Shiying akan menanyakan pada Xiao Zhan apa yang menjadi alasan dia meragukan Shiying. Pasti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Oleh karena itu, Shiying mungkin akan menanyakan hal itu terlebih dahulu secara langsung agar bisa mengetahui langkah apa yang harus Shiying ambil kedepannya.”

Wangji menganggukkan kepalanya. Dia sendiri juga sebenarnya bingung dengan alasan anaknya itu. Karena setiap kali dia menanyakannya, Xiao Zhan memilih bungkam atau meninggalkannya tanpa kata.

“Shiying, tolong jangan dendam pada Xiao Zhan, ya?”

“Mana mungkin Shiying berani melakukannya, ibu?” Wangji tertawa kecil.

“Kapan pengangkatan Shiying menjadi kaisar?” Wangji menyesap tehnya dengan anggun.

“Dia bisa saja naik sekarang, tapi dia menolaknya. Karena dia ingin menikahi pasangannya terlebih dahulu.” jawab permaisuri Ming.

“Permaisuri Wei, tentang rumor yang beredar di banyak wilayah, apa Yiling tidak ingin mengeluarkan bantahan?”

Wangji dengan tenang menjawab, “Apa yang perlu dibantah? Memang salah jika seorang anak mencintai ibunya? Apa salah jika seorang kakak mencintai adiknya?”

“Memang tidak salah, namun, rum—” Wangji memotong perkataan permaisuri Ming dan melemparkan tatapan tajamnya. “Permaisuri Ming, apa kau memercayai rumor itu dan beranggapan jika alasan Xiao Zhan tidak memberikan restu pada Shiying karena perasaan terlarang yang dia miliki?”

Suasana diantara keduanya berubah gelap. Shiying sontak menengahi kedua permaisuri itu.

“Ibu, ibu, tenang lah. Xiao Zhan tidak mungkin seperti itu. Jikalau pun Xiao Zhan mencintai A-Yun, dia pasti tidak akan memaksakan kehendaknya. Dia adalah calon kaisar Yiling, dia tidak mungkin mengambil keputusan yang gegabah. Shiying percaya pada Xiao Zhan, tidak mungkin dia seperti itu.”

“Ibu hanya khawatir, Shiying. Menantu kecil ibu…” Shiying menganggukkan kepalanya. “Shiying paham dengan kekhawatiran ibu. Tapi, ibu juga harus paham dengan apa yang menjadi pertimbangan Xiao Zhan. Tidak mungkin dia mengambil keputusan tanpa memikirkan akibatnya.”

Wangji memejamkan matanya untuk menetralkan emosinya. Setelah dirasa tenang dia menatap permaisuri Ming dengan tenang. “Permaisuri Ming, kau tenang saja. Jika anakku, Xie Yun juga membalas perasaan Shiying, dan bahagia dengan Shiying, maka aku sendiri yang akan menikahkan mereka dan menentang keputusan Xiao Zhan. Dan jika Xiao Zhan memang benar memiliki perasaan terlarang pada adiknya, maka aku sendiri yang akan menghukumnya.”

Wangji bangkit dari duduknya. “Pantang bagi Yiling mencintai saudara kandungnya sendiri. Dan jika ada yang melanggar aturan itu maka hukuman yang pantas adalah hukuman mati.” Wangji melemparkan senyuman tipis pada permaisuri Ming dan Shiying.

“Kami harus segera kembali, karena ada beberapa masalah di Yiling.” Wangji memanggil anak bungsunya. Keduanya pun pamit undur diri.

“Permaisuri Wei. Aku minta maaf jika tadi ada perkataanku yang menyakiti hatimu.” sesal permaisuri Ming yang melihat binar kesedihan dari permaisuri sang Enigma itu.

“Mn. Tidak masalah.” jawaban datar sang ibu membuat Xiao Ying mengernyitkan keningnya.

“Ibu, kenapa?”

“Tidak apa-apa.”

Wangji naik ke kudanya, disusul dengan sang anak. Shiying juga segera mengeluarkan kudanya untuk ikut serta ke Yiling.

“Ada apa dengan ibu, Ying?”

“Tidak tahu er-ge, ibu terlihat marah.”

“Ibu marah kenapa meimei??”

“Tidak tahu juga, san-ge. Aku tadi lagi asik main langsung dipanggil sama ibu terus diajak pulang.”

“Apa ibu menaikkan nada bicaranya?”

“Tidak, da-ge. Nada suara ibu tidak tinggi, tapi sangat datar…”

“Kalian sudah dimana?”

“Kami baru keluar dari istana.”

“Katakan kalau sudah dekat Yiling aku akan menjemput kalian.”

“Hmm… Itu… Eeee…”

“Kenapa?”

“Itu er-ge… janji jangan marah ya?”

“Ck.”

Geee~ er-geee~”

“Sudah percuma saja. Sekarang er-ge sedang berlatih pedang.”

“Hahhh… A-Yun, tenangkan Zhan. Ibu tidak mau ada pertikaian ketika kami sampai. Dan kamu tidak perlu menjemput kami.”

“Baik ibu.”

“Tapi, ibu tidak apa-apa, kan?”

Mn, ibu tidak apa-apa A-Yuan.”

“Baiklah.”

Wangji menghela nafasnya lelah saat memikirkan hal yang akan terjadi nanti.


Udah dijelaskan kan sama permaisuri? Jadi, satu teori terbantahkan. Perasaan aku udah sering kalau gak akan ada incest disini 🙏


End.

My Fated Pair [ PDF ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang