35

1.7K 151 17
                                    

3 hari berlalu setelah adegan pembantaian pada kelinci-kelinci tak berdosa. Kini situasi sudah kembali kondusif—mungkin?—karena sekarang Wei Wuxian dibuat kebingungan dengan keinginan sang permaisuri.

“Permaisuri, bukan maksud kaisar ini menolak, tapi itu adalah hal yang tidak mungkin.”

“Yang Mulia tidak lagi mencintai permaisuri ini?”

“Bukan seperti itu, permaisuri. Tapi—”

“Jika memang sudah tidak katakan saja. Jangan melemparkan banyak alasan.”

“Permaisuri, darimana kaisar ini mendapatkan telur naga? Apa permaisuri pikir kita hidup di zaman naga masih terlihat eksistensinya?”

“Lalu, apa itu salah dari permaisuri ini Yang Mulia Kaisar Wei Wuxian?”

“Tidak, ini salah para naga itu. Permaisuri tidak pernah salah sedikitpun.”

“Yang Mulia meledek permaisuri ini?”

“Tidak, permaisuri.”

Kaisar dan permaisuri saling melemparkan tatapan. Sang kaisar menatap permaisurinya dengan tatapan yang lembut, sedangkan sang permaisuri menatapnya dengan tatapan tajam. Suasana disekitarnya berubah mencekam, tidak ada satupun orang yang berani menginterupsi kedua orang itu.

“Intinya permaisuri ini ingin tiga telur naga emas!”

“Baiklah, tapi, izinkan kaisar ini saja yang mencarinya. Tolong jangan libatkan putra mahkota Ming.”

“Ditolak!”

“Permaisuri.”

“Yang Mulia!”

“Kaisar ini tidak ingin mengambil resiko dengan membawa putra mahkota Ming dalam perjalanan. Karena apa? Kaisar ini bahkan tidak tahu dimana letak kaum naga berada. Kaisar ini tidak tahu rintangan apa yang harus dilalui untuk mencapai tempat para naga. Kaisar ini takut jika selama perjalanan kaisar tidak bisa membagi fokus antara melindungi putra mahkota Ming dan pencarian kaum naga. Jika kaisar ini yang melakukan pencarian setidaknya kaisar ini bisa leluasa bergerak tanpa memperdulikan orang-orang disekitarnya.”

“Tapi, permaisuri ini ingin putra mahkota Ming juga ikut…”

“Permaisuri, kaisar ini tidak bisa mengabulkan keinginan permaisuri yang satu itu. Tolong mengerti posisi dari kaisar ini, permaisuri. Perjalanan mencari kaum naga tentu bukanlah hal yang mudah.”

Wangji menundukkan kepalanya, pipinya menggembung, cahaya di netranya meredup. Wei Wuxian sebenarnya tidak sampai hati untuk menolak keinginan sang permaisuri. Namun, pencarian kaum naga benar-benar suatu hal yang mustahil. Jika pun memang kaum naga masih ada, perjalanan ke sana pasti akan sangat berisiko. Dan membawa Shiying dalam perjalanan tentu akan sangat merepotkan.

“Permaisuri, izinkan kaisar sendiri saja yang mencarinya. Biarkan putra mahkota Ming tetap di Yiling untuk menjaga permaisuri dan juga A-Yuan, ya? Kaisar ini berjanji akan segera kembali membawa telur naga dengan secepat yang kaisar ini bisa.”

Melihat Wangji yang bergeming di tempatnya membuat Wei Wuxian bingung harus membujuknya dengan cara apa lagi. Dengan perlahan Wei Wuxian membawa sang istri ke dalam pelukannya. Membiarkan sang permaisuri menenggelamkan wajahnya pada dada bidangnya.

Isakan kecil terdengar, hal itu membuat Wei Wuxian bimbang. Namun, dia tidak mungkin mengubah keputusannya. Banyak hal yang menjadi pertimbangannya, dan dari segala hal yang sudah dia pertimbangkan jika membawa Shiying dalam perjalanannya malah akan merepotkan untuk kedepannya.

“Yang Mulia…”

“Iya permaisuri?”

“Akankah Yang Mulia kembali dengan selamat?”

My Fated Pair [ PDF ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang