Malamnya, karena hari ini hari terkahir mereka latihan dan keesokan paginya mereka kembali ke seoul, mereka semua mengadakan acara barbeque di halaman pekarangan villa dan memasang api unggun
"Ini, cobalah rasanya enak" ucap haruto sembari memberikan beberapa potong daging ke piring jae
"Oh terima kasih" jawab jae pelan karena mereka jadi perhatian anggota lainnya termasuk jeongwoo
"Apa kamu baik baik saja?"
"Aku baik baik saja" ucap jae sembari tersenyum kecil dan singkat ke arah haruto
"Waah, lihatlah ini.. kenapa dia bisa setampan ini? Bahkan saat dia makan, sudah tampan perhatian lagi, beda sama yang sebelah hati batu es"
"Ada apa? Apa ada sesuatu yang salah diwajahku?" Tanya haruto tiba tiba karena jae yang sedari tadi terus memandanginya
"Oh.. aah tidak, tidak ada apa apa" ucap jae agak terkejut karena dia kepergok sedang memandangi haruto
"Begitukah? Baiklaah" ucapnya dengan tersenyum tampan dan memberikan lagi jae beberapa potong daging
"Ukh, kenapa kamu seperti ini lagi sih jantungku, apa kamu tidak tahan dengan wajah tampan atau apa?"
"Tapi kenapa wajahmu merah begitu? Apa kamu kedingingan? Atau kamu demam?" Ucap haruto yang secara tiba tiba menyentuh kening jae untuk memeriksa
Deg
DegJae merasa jantungnya semakin berdegup kencang karena perlakukan haruto tiba tiba padanya
"Ukh, kenapa dia seperti ini sih? Membuat orang salah paham saja"
"Hmm, kamu tidak demam, tapi kenapa wajahmu merah begitu, sepertinya kamu kedinginan" ucap haruto sembari memasangkan jaketnya pada jae tapi di tolak
"Aaah, aku baik baik saja kok" ucap jae sembari memegangi wajahnya
Mereka semua masih terus menikmati waktu bersama sama dan saling berbincang satu sama lain, semakin malam mereka semua mulai melakukan aktivitas masing masing termasuk asahi dan jae yang masih menikmati api unggun
"Sa" panggil jae tiba tiba
"Hmm, kenapa?"
"Apa haruto sudah punya kekasih?" Tanya jae tiba tiba dengan pelan
"Kenapa kamu bertanya?"
"Yaa, hanya ingin tau.. kamu kan segala tau"
"Belum, dia belum.. banyak sih emang yang nyatain perasaan ke dia, cuma ya semuanya dia tolak"
"Ooh begitu, baguslah" gumam jae tanpa sadar
"Kamu bilang apa barusan?"
"Oh, ngk ngk ada bilang apa apa hehe"
"Sa, aku ingin bertanya lagi?"
"Apa?"
Jae menceritakan segala halnya pada asahi mengenai sikap haruto padanya selama ini bahkan sampai kejadian tadi, pokonya semuanya tanpa terkecuali
"Apa dia memang seperti itu?"
"Hmm, selama aku mengenalnya, memang sih dibandingkan kapt dia jauh lebih ramah, cuma ya memang ada banyak hal yang jarang dia lakuin ke orang lain, tapi dia lakuin itu ke kamu" ucap asahi sembari masih agak berpikir
"Benarkan? Aku merasa aneh karena dia sangat perhatian padaku"
"Tapi ada apa ini? Kenapa kamu tiba tiba membahas ini?"
"Ngk ada apa apa sa, aku hanya ingin tahu saja"
Setelahnya mereka menikmati kentang dan ubi bakar dari api unggun. Enggak lama dari situ jae melihat haruto pergi dari sana
"Asahi, aku akan pergi sebentar" ucap jae pada temannya itu ditengah acara api unggun
"Kamu mau kemana jae? Ini sudah malam" teriak asahi
"Sebentar, hanya sebentar"
Jaehyuk pun terus mengikuti sosok pria yang sepertinya iya sukai itu yang hanya diterangi cahaya bulan yang sebenarnya agak membuat jaehyuk sedikit takut, karena wajar saja ini diatas gunung
"Kali ini aku harus menyatakannya, entah kenapa tapi dia terus muncul di pikiranku. Aku tidak mengerti sebenarnya apa aku menyukainya atau bagaimana, tapi aku akan mencoba untuk menyatakannya saja, barangkali itu akan membantu" gumamnya masih terus berjalan mengikuti haruto
Meski sempat tertinggal, jaehyuk akhirnya menemukan pria itu dan sedang duduk dibawah pepohonan ditepi tebing sambil melihat pemandangan malam kota dibawah
Tanpa pikir panjang jaehyuk mendekat dan langsung menyatakan perasaannya pada pria yang disukainya itu"Aku minta maaf, tapi sepertinya aku menyukaimu" ucap jae buru buru karena malu
"....."
"Aku sudah berpikir panjang tentang hal ini, jadi aku hanya ingin menyatakannya, maafkan aku" ucap jae gugup
"....."
"Kenapa dia tidak merespon, apa suaraku terlalu pelan, ukh padahal aku udah malu setengah hidup gini" batin jae
"Kenapa?"
"Hah? Aku minta maaf karena aku menyukaimu, tapi sepertinya aku sungguh menyukaimu, aku menyukai semua hal tentangmu, kamu juga sering muncul di pikiranku, aku juga ngk tau kenapa, tapi aku ingin mengatakannya" ucap jae tanpa pikir panjang
"..... Aku tidak mengerti, kenapa tiba tiba kamu mengatakan hal ini padaku"
"Tunggu, tunggu sebentar kenapa suara haruto berbeda, ini haruto kan bukan hantu?, tapi kenapa suaranya beda" ucap jae dalam hati setelah mendengar suara pria didepannya itu