Saat sedang menunggu jeongwoo, jae melihat beberapa orang yang sepertinya adalah anggota tim basket lain dan mendekat ke arahnya
"Hai cantik" sapa salah seorang dari anggota tim basket itu, jae yang mendengar itu hanya berusaha mengabaikan nya seolah olah tidak mendengar dan melihatnya
"Waah siapa ini? Bukankah kamu si nomor 13 yang mempesona itu ya?" Katanya sembari merangkul jae yang sedang duduk ditaman dan langsung di tepis oleh jae
"Maaf, saya tidak mengenal anda jadi tolong jaga sopan santunya" ucap jae tegas dengan ekspresi dinginnya
"Hohoho, ternyata nona cantik ini galak juga kayanya" ucapnya lagi sembari mengusap dagu jae
"Ini kapt kemana sih? Kenapa lama banget"
Mendapat perlakuan seperti itu jae langsung berniat untuk pergi dari sana, tetapi tertahan karena lengan jae ditarik olehnya
"Hei berikan nomermu padaku, ayo kita kencan kapan kapan" ucapnya tiba tiba sambil mendekat ke arah jae dan masih menahan lengan jae
Jarak yang semakin dekat membuat jae melangkah mundur masih sambil berusaha melepas pegangan orang itu
"Jangan konyol! Dan tolong lepas ini, kamu sudah kurang ajar meneyentuh orang sembarangan" ucap jae lagi tegas
"Hei hei hei, kamu jadi semakin menarik jika seperti ini" ucapnya sembari menarik jae agar mendekat ke arahnya
"Hentikan! Jangan mengganggunya lee jeno" ucap jeongwoo sembari memegang bahu orang itu yang ternyata adalah jeno "Lepaskan itu" sambung jeongwoo sembari mendorong jeno menjauh
"Kapt" ucap jae yang merasa lega setelah akhirnya jeongwoo datang. Tanpa berkata apa apa pada jae, jeongwoo hanya membawa jae untuk berdiri dibelakangnya seolah melindungi
"Waah waah ternyata pemain terbaik nasional kapten kita park jeongwoo, kupikir siapa"
"Sebaiknya kamu pergi sekarang dan jangan mengganggunya!!" Ucap jeongwoo tegas
"Hahaha wah lihat ini, apa kamu ke kasihnya? Kenapa kamu melarang larang orang lain untuk mendekatinya?" Ucapnya sembari menyeringai
Mendengar itu jeongwoo hanya mengabaikannya dan membawa jae untuk pergi dari sana. Jeno yang tidak terima diabaikan jeongwoo, lamgsung menariknya dan mencoba memukul jeongwoo yang untung saja berhasil menghindar
"Sebenarnya siapa dia? Kenapa dia mau memukul jeongwoo? Bukankah dia juga pemain? Apa yang dipikirkannya sih?!"
Setelah itu salah seorang anggota timnya mencegah orang itu bertindak lebih jauh dan membawanya pergi dari sana
"Kamu ngk apa apa kan jae?" Tanya jeongwoo khawatir
"Aku ngk apa apa kok kapt, bukannya aku ngk bisa melawan cuma kita kan pemain, jadi aku..." ucapan jae terhenti karena jeongwoo tiba tiba memeluknya
"Haah syukurlah" ucap jeongwoo sembari memeluk jae seolah merasa lega mendendengarnya
Mereka berdua pun akhirnya pulang bersama dengan motor jeongwoo, tapi jae turun di ujung jalan agar tidak ketahuan orang rumahnya
"Terima kasih yaa kapt"
Jeongwoo hanya menatap ke arah jae, seolah menuntut sesuatu, jae yang sadar langsung mengulang ucapannya
"Terima kasih jeongwooya" ucapnya sembari tersenyum
Mendengar itu jeongwoo tersenyum, "baiklah aku pulang sekarang, istirahat yang cukup, besok kita ada pertandingan final" ucapnya sembari mengusap kepala jae dan setelahnya pergi dari sana
"Haaaaah, kenapa rasanya hari ini lelah sekali sih" gumam jae sembari berjalan pulang kerumahnya
.
.
.
Keesokan harinya,, hari pertandingan final baik itu tim jae maupun tim jeongwoo tengah bersiap untuk pertandingan. Seperti sebelumnya, tim jae bermain lebih dulu. Jae agak terdiam semenjak pemanasan berlangsung dan tidak fokusAsahi yang sadar akan itu menarik jae keluar lapangan dan berbicara dengannya dan meyakinkan jae bahwa pertandingan kali ini tidak akan berdampak buruk padanya, setelahnya jae mencoba menenangkan dirinya dan meyakinkan dirinya
Sampai akhirnya pertandingan dimulai, jae bermain dengan serius ditambah saat ini jae berada pada kondisi terbaiknya dan sekali lagi jae menarik perhatian para penonton termasuk para anggota tim lain karena caranya bermain dan akurasi tembakannya yang nyaris sempurna, lama waktu berselang tim jae memenangkan juara pertama di winter cup ini dan jae merasa sangat senang sampe rasanya dia ingin menangis
Setelahnya giliran tim jeongwoo yang bermain melawan tim jeno seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa mereka akan bertemu difinal
Sesaat sebelum memulai pertandingan, jeongwoo kembali menatap ke arah jae dengan senyum yang entahlah rasanya berbeda dari biasanya dan membuat para penggemar dari sekolah lain bersorak melihat seorang park jeongwoo tersenyum
Pertandingan berjalan baik, bahkan meski beberapa kali jeongwoo diprovokasi lawan, dia tetap pada kondisi yang baik tidak terpengaruh dan hal itu berhasil membawa tim mereka meraih juara pertama
Pada turnamen winter cup kali ini adalah kemenangan telak untuk million international high school karena memenangkan posisi pertama dikedua tim putra dan putri
Tidak sampai disitu, bahkan jae dan jeongwoo mendapatkan penghargaan sebagai MVP dalam turnamen kali ini
Setelah menerima penghargaan, seluruh peserta turnamen berkumpul untuk mengikuti upacara penutupan winter cup. Selesai upacara, secara mengejutkan banyak pemain tim lain baik itu pria maupun perempuan datang menghampiri jae baik hanya sekedar memberi selamat atau mengajak berkenalan bahkan berfoto
Belum sempat berkata apa apa, jae langsung ditarik jeongwoo menjauh dari kerumunan. Karenanya jae meminta maaf sembari berjalan meninggalkan mereka
"Kapt ada apa? Kenapa kamu menarikku seperti ini? Banyak yang memperhatikan kita" tanya jae heran
"Tidak apa apa, orang lain tidak akan berpikir macam macam"
"Ini kita mau kemana sih?"
"Banyak wartawan yang meminta kita untuk berfoto"
"Hah? Foto? Aku ngk mau"
"Tapi kamu harus, tidak bisa menolak, karena memang seperti ini prosedurnya. Tenang saja kan ada aku"
"Ukh baiklah"
Setelahnya mereka memang benar benar diwawancara dan setelahnya mereka berfoto bersama, tapi masalahnya adahal yang membuat jae jadi ngk karuan. Bagaimana ngk, jeongwoo merangkul pinggang jae didepan banyak orang bahkan saat sesi foto berlangsung
"Kapt? Kamu ini ngapain sih. Kita didepan banyak orang jangan begini dong"
"Ngk apa apa, kita kan satu sekolah dari tim yang sama, jadi ngk bakal ada yang merasa aneh, karena emang hal ini biasa"
"Ukhh tapi..."
"Gak apa, mending kamu berpose seperti biasanya aja, kalau kamu seperti ini malah orang bakal aneh lihatnya" ucap jeongwoo masih sembari tersenyum kearah kamera
Mau tidak mau, jae akhirnya menuruti apa kata jeongwoo setelahnya jae mencubit pinggang jeongwoo
"Aww, sakit dong yaang" keluh jeongwoo
"Hah? Apaan sih ih, lagian kamu nya curi curi kesempatan dalam kesempitan"
"Yaa iyaa harus dimanfaatkan apapun situasinya hehe" ucap jeongwoo sembari tertawa
Deg
Deg
DegJae yang melihat itu, merasa seperti mendapatkan serangan telak, yang membuat jantung jae berdegup kencang melihat seorang park jeongwoo tertawa padanya
"Ada apa? Kenapa kamu melamun?" Tanya jeongwoo sembari melambai lambaikan tangannya didepan wajah jae "apa kamu terpesona padaku sekarang" tanya jeongwoo sembari mendekatkan wajahnya
"Apaan sih ah, ngk usah geer" ucap jae sembari pergi menjauh dari jeongwoo yang masih terus menggodanya