Tuk tuk tuk
Terdengar suara ketukan dijendela samping jae yang ternyata adalah ulah haruto. Seperti biasanya, haruto selalu menghampiri jae lewat jendela setiap kali dirinya ingin berbicara dengan jae. Berkat dirinya yang sering membuka jendela tiba tiba dengan seenaknya, jae jadi sering menguncinya dan karena itu haruto harus mengetuknya dulu
"Hei, maafkan aku karena tidak bisa menjemputmu pagi ini" ucap haruto dari ambang jendela
"Tidak apa, memang seharusnya kamu berhenti melakukannya"
"Mana boleh kaya gitu, ini kan udah perjanjian kecuali dibatalkan dua belah pihak"
"Hmm ya ya"
"Pulang sekolah jadi kan?"
"Iyaa" jawab jae singkat dan cepat
"Hei pagi pagi kok udah jutek lagi aja?" Tanya haruto sembari mencubit pipi jae, "pagi pagi tuh senyum" ucapnya
"Biasa aja kok, udah sana balik kelas" ucap jae sembari sedikit mendorong haruto agar menjauh dari jendela
"Iyaa iyaa" ucap haruto sedikit tertawa dan setelahnya pergi kekelasnya
Disisi lain, jeongwoo yang tadinya sedang membaca buku teralihkan fokusnya karena haruto yang mendatangi jae. Menyadari itu jeongwoo terus memperhatikan keduanya yang sedang berbicara sampai tiba tiba winter mengajaknya bicara setibanya ia dikelas
"Jeo, bisa kita bicara sebentar"
Jeongwoo, yang memang sedari tadi sedang membaca buku kembali menatap bukunya menandakan jika dirinya tidak ingin diajak bicara, "aku rasa gak ada yang perlu kita bicarain lagi" ucap jeongwoo tanpa memalingkan wajahnya
"Sebentar, aku mohon sebentar saja" ucap winter memohon sedikit memaksa
"Baiklah, silahkan bicara" ucap jeongwoo menutup bukunya
"Ngk disini jeo"
♧ Taman Sekolah
Meski tidak ingin, tapi pada akhirnya jeongwoo tetap mengikuti permintaan teman masa kecilnya itu untuk berbicara ditaman sekolah sebelum bel masuk berbunyi
"Jeo, kenapa kamu tiba tiba memutuskan pertunangan kita begitu saja? Bukankah kamu juga menyutujuinya?" Tanya winter yang membuat jeongwoo berniat untuk pergi karena tidak ingin membahasnya lagi, tapi tertahan karena winter memegang tangan jeongwoo
"Jeo, tidak bisakah kamu tetap bersamaku? Aku tahu awalnya aku terus mengabaikan perasaanmu tapi itu karena aku tidak ingin kehilangan kamu, aku gak mau kamu menjauh dariku. Sebelumnya aku memang tidak punya rasa apapun padamu, tapi sekarang berbeda, aku sungguh sangat mencintaimu jeo. Tidak bisakah kamu memberikan aku kesempatan?!" Ucap winter dengan mata yang sudah mulai basah karena ingin menangis sembari memeluk lengan jeongwoo untuk menahannya pergi
"Sudahku katakan, jika aku tidak akan melanjutkan lagi pertunangan itu" jawab jeongwoo sembari melepaskan pelukan winter pada lengannya
"Tapi kenapa?! Bukan kah kamu mencintaiku?! Bukankah aku segalanya untukmu?! Apa aku udah gak penting lagi bagimu?!" Katanya yang sudah berlinang air mata
"Seperti yang sudah aku katakan, aku menerimanya atas dasar keterpaksaan karena kamu dan papah!"
"Kenapa jeo?! Kenapa?! Aku mencintaimu jeo" ucap winter yang menangis memeluk jeongwoo
"Aku tidak, aku sudah tidak memiliki perasaan apapun padamu dan rasa itu sudah lama hilang bahkan sebelum dia hadir dalam hidupku!"
"Jika begitu kenapa kamu terus bersikap seperti itu padaku?! Aku mencintaimu jeo, kumohon tetaplah bersamaku, aku tidak bisa kehilanganmu"