Saat ini, jeongwoo dan jae yang masih berada dibianglala hanya saling diam satu sama lain, tidak ada yang memulai percakapan
Jae yang terus diam menatap kearah luar dan jeongwoo yang juga terus diam menatap kearah jae, membuat suasana diantara keduanya terasa hening
Sampai akhirnya, jeongwoo mencoba membuka suara, "Jae" panggil jeongwoo pelan, tapi tidak mendapat respon,"jae" panggil jeongwoo sekali lagi sembari memegang tangan jae, tetapi jae menarik tangannya sehingga tangan jeongwoo terlepas darinya
"Kenapa kamu pergi tanpa membawa ponselmu?" Tanya jeongwoo
"Aku melupakannya" jawab jae masih sembari melihat kearah luar
"Kamu membuatku khawatir"
"Maaf" jawab jae singkat
"Sebenarnya ada apa? Kenapa kamu pergi sendiri begini?"
"Hanya ingin"
"Kalau gitu, kamu kenapa? Kamu marah?"
"..." jae hanya diam tidak menjawab
Akhirnya jeongwoo yang duduk didepan jae, memutuskan untuk mendekat ke arah jae terduduk agak seperti berlutut, berdiam dihadapannya sejajar dengannya, menggapai wajah jae dan membawanya agar melihat kearahnya
"Ada apa?" Tanya jeongwoo sekali lagi lembut
Jae yang memang tidak berniat menjawab, terus tetap diam dan kembali melihat kearah luar
Jeongwoo yang sedikit banyak mengerti dengan sikap jae, hanya bisa menghela nafas panjang, terdiam beberapa saat sampai akhirnya, jeongwoo meraih dan menggenggam kedua tangan jae dan bicara pada jae sembari agak sedikit menunduk melihat kearah tangan mereka
"Aku minta maaf, terutama tentang winter.. untuk saat ini aku memang belum bisa bercerita, tapi yang pasti, aku benar benar ingin menghabiskan waktu hari ini dengan kamu, sampai aku mengajak haruto dan asahi agar kamu mau pergi denganku, tapi winter tiba tiba datang dan karena alasan tertentu aku tidak bisa menolaknya, aku sungguh minta maaf jae" katanya menjelaskan dengan lembut
Meski sudah menjelasakan, jae tetap tidak menanggapi dan hanya diam menatap jeongwoo yang menunduk didepannya bahkan jae melepaskan gengaman jeongwoo padanya
Karena hal itu, jeongwoo langsung kembali mendongakkan kepalanya untuk melihat kearah jae
Grep
Tiba tiba jae memeluk jeongwoo, kedua tangannya melingkar dipundaknya cukup erat, dan jae menyandarkan kepalanya membenamkan wajahnya kepundak jeongwoo dan membuatnya terdiam mematung sesaat karena terkejut
"Kamu menyebalkan" keluh jae pelan
"Iyaa aku memang menyebalkan" saut jeongwoo pelan mengiyakan sambil menahan senyumnya karena jae yang tiba tiba memeluknya
"Sangat menyebalkan" sambung jae lagi
"Iyaa aku tahu, maafkan aku" jawab jeongwoo lagi lembut dan rendah
"Cara ngomongnya kenapa kaya gitu.." keluh jae lagi pelan masih sambil memeluk jeongwoo
"Kenapa hmm? Bukannya kamu suka aku ngomong kaya gini?"
"Iyaa.."
"Terus kenapa?"
"Suara kamunya.. ganteng, aku jadi deg degan dengernya" kata jae pelan karena malu, "Kamu enggak boleh ngomong kaya gini ke cewek lain" pinta jae masih sembari memeluk jeongwoo
"Oh? Kenapa?" Tanya jeongwoo jail yang masih berusaha menahan senyumnya
"Pokonya ngk boleh!" Kata jae sembari semakin mengeratkan pelukannya, "nanti mereka bisa jatuh cinta sama kamu.." gumamnya malu