Sembari berjalan kembali keruang klub, asahi terus bicara panjang kali lebar menanyakan keadaan jae meski jae sudah menjawabnya berkali kali
Sesampainya diruang klub, asahi masih dengan cerewetnya mengecek kondisi jae dari ujung kepala sampai ujung kaki berulang kali dan untungnya hanya tangannya bibir nya yang terluka dan pipinya yang merah seperti habis ditampar
Setelah memeriksa kondisi jae, asahi bergegas pergi keruang kesehatan untuk membawa beberapa obat yang diperlukan dan menyisakan jae dan haruto disana
Haruto yang sedari tadi hanya diam menatap jae, menyadari bahwa tangannya terluka membuatnya merasa semakin buruk
Jae yang sadar jika haruto hanya terdiam sedari tadi dan hanya menatapnya membuatnya merasa tidak enak hati
"Hei, kok kamu tadi bisa di..." ucapan jae terhenti
Grep
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, jae langsung terdiam karena haruto yang tiba tiba memeluknya erat tanpa bicara
Jae yang mengerti hanya bisa, menepuk nepuk punggung haruto untuk menenangkan, "udah udah, ngk perlu khawatir aku gak apa apa seriusan kok" katanya santai menenangkan dan meyakinkan masih sambil terus menepuk nepuk punggung haruto
Setelahnya, haruto tiba tiba bergerak seperti mengukung jae yang membuatnya jadi agak terduduk dimeja dengan kedua tangan haruto bertumpu ke meja dan membuat wajah mereka sejajar
"Sebenarnya kenapa wajahmu bisa sampai seperti ini? Apa dia yang melakukannya?" Tanyanya khawatir sembari menatap wajah jae
"Aah ini.." jawab jae sembari memegang wajahnya, "ini tidak disengaja, sebenarnya siapa tadi itu? Hmm jeno? Dia ingin memukul temannya yang sedang memegang aku tadi, tapi dia menggunakanku sebagai pelindung jadi nya malah mengenai aku" jelasnya cengengesan
"Apa dia melakukannya cukup keras?"
"Hmm tentu saja, aku sampai tidak sengaja menggigit bibirku hehe"
"Kenapa kamu masih bisa tertawa disaat seperti ini sih?"
Jae hanya menyeringai untuk menanggapi
"Terus tangan kamu kenapa bisa luka gitu?"
"Hmm, ini juga gak disengaja kok, ini membentur kursi taman cukup keras tadi saat aku mencoba melepaskan diri sebelum aku dibawa"
"Mereka enggak melakukan hal yang tidak tidak kan?"
"Hmmmm...." jae berpikir sejenak dengan maksud mengusili haruto
"Jae.."
"Hehe, ngk kok" katanya
"Bagaimana aku bisa menghadapi kakak kakakmu nanti jika mereka mengetahui kondisi kamu yang kaya gini" ucapnya khawatir
"Yaa enggak usah tau" jawab jae santai, "kita diem diem aja, enggak usah ngasih tau mereka atau kakek tentang hal ini, gampangkan" kata jae meyakinkan lagi
"Haah, emang enteng banget ya kamu kalau ngomong"
"Yaa emangnya harus gimana lagi? dan lagi aku juga gak tega sama mereka mereka tadi kalau sampai ketahuan kakek, papah apalagi kakak kakak ku, meski mereka tidak berbuat hal aneh tetap saja" katanya dengan menunjukan ekspresi seolah takut tapi juga kasian
"Oke oke, sekarang kamu jelasin dulu ke aku, kenapa bisa ada situasi seperti tadi, terutama tentang kamu yang dipegangi dua orang, bahkan jeno dan sunghoon yang terluka diwajahnya"
"Hmm yang pasti, pertama aku juga ngk tau kenapa bisa ada hal kaya tadi, kedua itu karena ulahku, ketiga mereka menahanku supaya enggak kabur, udah gitu"