Karena tindakan jeongwoo yang tiba tiba, jae sangat terkejut hingga mematung saking terkejutnya dan setelah sadar jae berusaha bangun tetapi jeongwoo malah memeluknya dan menyandarkan kepalanya ke bahu jae
Tuk/
"Ka..pt, apa yang kamu lakukan, tolong jangan seperti ini, jika ada yang lihat mereka bisa salah paham" ucap jae agak gugup dan jantungnya berdegup kencang
"Sebentar.... sebentar aja biarkan seperti ini" ucap jeongwoo lirih
"Sebenarnya kamu ini kenapa? Kenapa tiba tiba seperti ini?" Tanya jae lagi pelan
"....." jeongwoo tidak menjawab
"Bahkan seharian ini kamu bersikap aneh padaku, entah hanya perasaanku saja atau bukan, tetap saja aneh"
Bukannya menjawab, jeongwoo malah semakin mengeratkan pelukannya dan semakin mendekatkan wajahnya ke leher jae dan membuatnya kembali mematung
Deg
Deg
Deg"Tu.. tu..tunggu, ada yang salah.. jantung ku kenapa kamu seperti ini sekarang, ini sangat berbahaya, bagaimana jika dia mendengarnya, dia bisa salah paham, tolong jangan seperti ini wahai jantungku"
Jantung jae terus berdegup kencang dan wajahnya menjadi lebih merah padam karena masih merasa kaget dengan perlakuan jeongwoo yang tiba tiba
"Kenapa aromamu hari ini berbeda?" Ucap jeongwoo tiba tiba pelan masih dalam posisi sebelumnya
"A.. a.. apa maksud kamu? Aromaku?"
"......"
"Aromaku? Apa maksud dia wangi parfum? Apa dia tau aroma parfum ku? Tapi aku lgi ngk pke parfum. Aah mungkin karena aku pakai minyak yang dikasih haruto kmrn"
"Aku lebih suka aromamu yang biasanya" sambungnya lagi tiba tiba pelan dengan suara yang semakin dalam
Deg
Deg
Deg"Hah? Maksudnya apa sih? Dia ini kenapa sebenarnya? Kenapa tiba tiba dia jadi bahas aromaku.. aah itu ngk penting! Ini harus sampai kapan aku seperti ini???!!!! Uukkh, dan kenapa jantungku malah semakin berdegup kencang??!! Ini berbahaya huhuhu"
Setelah pembicaraan singkat itu, mereka masih terus dalam posisi yang sama dan malam semakin larut dan udara semakin dingin masalahnya meski jae menggunakan jaket dinginnya masih terasa, bagaimana dengan jeongwoo yang hanya menggunakan baju biasa
"Sepertinya dia tertidur? Tapi yang benar aja kenapa dia malah tidur?"
Waktu terus berlalu sampai akhirnya jae mencoba membangunkan jeongwoo yang sepertinya memang tertidur
"Kapt, apa kamu masih tidur?"
"......"
"Kapt, ini sudah semakin larut dan sudah semakin dingin, sebaiknya sekarang kita kembali ke kamar masing masing" ucap jae sembari menepuk nepuk punggung jeongwoo
Setelah mengatakan itu jeongwoo langsung terbangun dan melihat ke arah jae
"Maaf dan terima kasih" ucapnya menatap jae sembari melepaskan pelukannya pada jae
Jae terkejut karena gerakan tiba tiba jeongwoo yang membuat jarak wajah mereka dekat
Deg
"Kalau begitu aku permisi" ucap jae sembari buru buru turun dari pangkuan jeongwoo dan berlalu pergi sembari berlari meninggalkan jeongwoo disana
.
.
Keesokan paginya, jae masih terus berbaring di kasurnya dan berusaha untuk tidur"Jae.. sebaiknya kamu bangun sekarang, sebentar lagi kita harus latihan"
"Uuurrgh, apa aku tidak bisa nelewatkannya sekali saja?"
"Ngk bisa, cepet bangun"
"Uugh, rasanya aku tidak mau kemana mana"
"Kamu itu sebenernya kenapa? Apa semalam kamu masih sulit tidur lagi"
"Iyaaa sulit, sangat sulit"
"Gimana mau tidur, setiap kali aku memejamkan mata aku langsung teringat kejadian dibalkon, ditambah lagi jantungku terus berdebar kencang, sampai rasanya ingin meledak, bahkan aku tidak bisa membayangkan semerah apa wajahku"
"Ayo bangun sekarang, jika terlambat kamu akan mendapatkan hukuman dari kapt" ucap asahi sembari menarik jae untuk bangun dari kasurnya
"Uuggh" keluh jae sembari berjalan untuk bersiap dengan langkah berat
"Bagaimana ini? Aku tidak tau harus bersikap seperti apa jika bertemu dengannya huaaaa"
Deg
Deg"Bahkan mengingat dia saja jantungku langsung seperti ini lagi"
"Kali ini aku harus bekerja keras agar tidak tertinggal dibelakang lagi, setidaknya aku bisa menghindarinya sesaat!! Semangaat jae!!" Gumam jae sembari mengepalkan tangannya menyemangati diri
Faktanya, semangat jae langsung hilang begitu saja karena mau bagaimana pun dia tetap tertinggal dibelakang
"Uukh, kenapa aku lemah sekali sih kalau berlari begini huhuhu" gumam jae
"Dan lagi kenapa rasanya dipunggungku seperti tertusuk tusuk sesuatu yaa??! Aah ini pasti karena dia ada dibelakangku sekarang, bagaimana ini?? Aku bahkan sudah mengerahkan seluruh tenagaku untuk berlari" batin jae menangis
Karena jae memang tidak tidur semalam dan dia harus berlari menyusuri bukit sebanyak 3 putaran sangat melelahkan untuknya, bahkan di putaran kedua ini jae sudah sangat kelelahan
"Haaah, aku tidak sanggup lagi, aku sangat lelah" ucap jae sembari agak membungkuk dan memegang kedua lututnya untuk menopang
"Ada apa jae? Sepertinya kamu sangat kelelahan? Apa semalam kamu tidak bisa tidur lagi?"
"Aah haruto, iyaa aku sangat lelah rasanya tidak sanggup lagi jika harus berlari"
"Kalau begitu pegang bahuku, biar aku temani kamu berlari"
"Eey jangan, ini sudah putaran terakhir kamu kan, aku masih harus berlari satu putaran lagi dan kamu juga sudah membantuku kemarin" ucap jae
"Tidak apa apa, ayo" ucap haruto sembari menggapai tangan jae dan menaruhnya di bahunya
"Aah, kalau bigitu mohon bantuannya, maafkan aku jadi merepotkan"
"Tidak apa apa, aku masih bisa berlari bahkan sampai 3 putaran pun aku masih sanggup hahaha" ucap haruto sambil tertawa
Mereka berdua pun akhirnya berlari bersama seperti kereta keretaan, karena jae berlari sembari memegang kedua bahu haruto
"Jangan bermain main dan selesaikan dengan cepat" saut jeongwoo dengan dingin yang tiba tiba melewati mereka berdua
"Ukkh"
"Tidak apa apa, ngk perlu dihiraukan, ayo" ucap haruto lembut
"Ukkh, kenapa kamu sangat baik siih haruto, jadinya bisa tidak baik baik saja"
Mereka pun melanjutkan latihan seperti sebelumnya dan jae masih terus berusaha menghindari jeongwoo, setidaknya agar mereka berjarak agak jauh, jika jae melihat ke arah jeongwoo bayangan kejadian semalam langsung kembali teringat oleh jae, dan itu tidak baik untuknya karena jantungnya akan kembali berdebar kencang, jadi sebisa mungkin jae menghindari kontak mata dengan jeongwoo
![](https://img.wattpad.com/cover/356290824-288-k842405.jpg)