Sembari sedikit tersenyum, jae menyapa jeongwoo yang menhampirinya, "o?! Kamu juga disini"
"Jae ayo bicara, ada sesuatu yang ingin aku katakan dan tanyakan" ucap jeongwoo yang duduk dikursi samping jae
Jae terdiam sejenak, "apa bisa nanti saja? Ah ngk bukan, jika mau membicarakan hal itu, bisa kita bicarakan besok saja? Aku benar benar lelah hari ini" Pinta jae ragu
"Kenapa? Kenapa kamu terus menghindari pembicaraan? Apa bedanya besok dengan saat ini? Apa itu akan mengubah sesuatu?!"
"Sudah aku bilang, sekarang aku lelah"
Tanpa memperdulikan perkataan jae, jeongwoo tetap menyampaikan apa yang ingin dia katakan, "apa kamu senang? Apa kamu sangat menikmatinya? Menghabiskan waktu dengannya selama aku pergi? Sampai kamu tidak ingin berbicara denganku?"
Jae yang mendengar rentetan pertanyaan tiba tiba itu tidak mengerti, "maksudnya?" Tanya jae sembari menatap kearah jeongwoo yang ada disampingnya
"Apa kamu benar benar tidak mengerti atau pura pura tidak mengerti? Aah benar kenapa juga aku harus bertanya, kamu pasti menikmatinya"
"Kamu tuh sebenernya mau ngomong apa?! Aku gak paham maksud kamu" ucap jae dengan kening yang mengkerut karena tidak mengerti maksud ucapan jeongwoo padanya
Mendengar itu jeongwoo hanya menyeringai, "dia bahkan tau semua tentangmu, apa yang bisa dan tidak bisa kamu makan, sepele tapi aku gak tau, entah sebanyak apa aku melewatkannya, bahkan kalian berdua terlihat lebih seperti sepasang kekasih dibandingkan saat aku bersama kamu"
Mendengar itu jae hanya terdiam karena berusaha mencerna dan menelaah maksud ucapan jeongwoo padanya
"Kamu bahkan tidak merespon perkataanku, apa tidak cukup bagimu hanya untuk tetap bersamaku? Apa kamu sebegitu menyukainya? Sampai tidak bisa menganggap aku yang ada didepanmu? Aah benar juga, karena sedari awal perhatiaan dan pandanganmu itu memang hanya tertuju padanya, makanya kamu tidak merasa cemburu atau marah saat aku bersama wanita lain"
"Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan? Kenapa aku merasa seperti kamu sedang menuduhku? Dan lagi sebenarnya siapa yang kamu maksud?" Tanya jae yang mulai kesal
"Siapalagi?! Aku bicara tentang hubunganmu dengan haruto!"
"Haruto? Kenapa kamu jadi melibatkannya dalam masalah kita? Dan lagi aku tidak punya hubungan apa apa dengannya"
"Begitu?! Apa kamu yakin kamu sedang bicara jujur? Kenapa aku selalu merasa ada yang sedang kalian sembunyikan dariku? Apa kamu yakin sedang tidak bermain main dibelakangku?!"
"Aku memang dekat dengannya tapi aku gak punya hubungan apa apa dengannya, selain itu dia sering membantuku jadi aku menghargainya gak lebih"
"Kamu itu pacarku, kekasihku, milikku, ngk seharusnya kamu bersikap seperti itu dengan haruto bermesraan dan memperlihatkan keakraban kalian didepan orang lain sampai mengira kalian berpacaran, apa sebegitunya kamu butuh perhatian?! Sebenarnya sampai sejauh mana hubungan kalian? Apa kalian juga sudah sampai tahap berciuman? Aah tapi harusnya itu tidak mungkin, karena kamu saja selalu melarangku. Oh! Tapi bisa jadi kamu seperti itu hanya padaku"
Mendengar apa yang jeongwoo ucapkan jae hanya bisa menyeringai, jae berusaha menahan dirinya, menenangkan dirinya agar tidak salah bicara tapi karena terus merasa disalahkan, akhirnya jae bicara sambil berusaha menahan amarahnya karena tuduhan tak berdasar yang ditujukan padanya
"Lalu bagaimana dengangmu? Kamu meminta aku untuk menunggu dan mengerti kamu? Tapi bahkan kamu tiba tiba kembali tanpa mengabariku dan bertunangan dengan wanita lain? Apa aku juga harus mengerti kamu sampai sejauh itu? Apa kamu berpikir tindakan kamu itu benar? Apa kamu pikir jika itu kamu itu bukan apa apa? Apa kamu merasa jika kamu boleh melakukan itu sedangkan aku tidak? Lalu apa bedanya kamu denganku?!"