Pertama adalah kelas Bahasa Korea yang khususnya diutamakan bagi member asing, yaitu Zayyan, Leo, dan Sing. Mereka mendapatkan materi yang berbeda dari member yang asli Korea.
'Ini serupa dengan ikut kursus bahasa Korea seperti sebelumnya, tetapi dalam versi yang lebih rumit dan sulit.'
Zayyan menghela napas panjang.
Setelah dua jam, dilanjutkan dengan pelajaran Etika. Di kelas ini, mereka diajari bagaimana budaya sopan-satun di Korea. Senin ini mereka mempelajar bagaimana berbicara pada yang lebih tua, lebih tinggi jabatannya, dan orang penting lainnya. Termasuk memilih kata dan kalimat yang benar dan tepat, juga nada suara yang harus digunakan. Guru mengatakan mereka akan mempraktekkannya Senin depan. Setelah selesai, selanjutnya adalah istirahat selama satu jam. Inilah waktu mereka makan siang di kantin perusahaan.
Kemudian dimulailah kelas ketiga, yaitu kelas bahasa Jepang.
"Hei, apa kau tahu? Aku dan Davin sering mendapat nilai bagus dalam kelas bahasa Jepang," ucap Sing pada Zayyan.
Zayyan terlihat antusias. "Benarkah?" Matanya melirik Davin yang terlihat santai di kursinya. Berbeda dengan yang lainnya, terutama Beomsoo dan Wain. Bahkan Lex juga terlihat kurang nyaman.
"Tentu saja," jawab Sing percaya diri.
Tak lama, guru bahasa Jepang datang dan pelajaran dimulai setelah sesi perkenalan singkat Zayyan.
Perusahaan berencana menargetkan pasar Asia Timur. Karena itulah, selain Bahasa Korea, mereka mengajarkan para member bahasa Jepang dan China. Bahkan jika tidak bisa fasih, maka setidaknya tahu cara menyapa yang baik dan benar.
"Davin-san, pertahankan keunggulanmu."
Davin mengangguk. "Ha'i, Yamada-sensei."
"Sing-san, kau sudah banyak meningkat, teruslah seperti itu."
Menyunggingkan senyum, Sing berkata, "Ha'i, Sensei."
"Zayyan-san, aksenmu bagus untuk yang pertama kali belajar."
Zayyan sedikit terkejut. "Arigatou gozaimasu, Sensei."
"Untuk yang lainnya kalian sudah berusaha keras, mari belajar bersama lagi Senin depan."
"Ha'i, Sensei," ucap mereka serempak.
"Baiklah, hari ini kelas berakhir. Sayonara, Minna-san."
Usai guru pergi, Sing mencondongkan tubuhnya pada Zayyan di sampingnya dan berbisik, "Apa yang kukatakan benar, 'kan?"
Zayyan hanya mengangguk.
"Hahhhhh, astaga. Kenapa bahasa Jepang sangat sulit? Bahkan lebih sulit daripada bahasa China," keluh Gyumin.
"Kalimat yang kubenci setiap hari Senin dan Selasa," geram Hyunsik mendengar keluhan Gyumin.
"Aku juga," timpal Beomsoo yang diangguki Wain.
Lex membereskan bukunya dan berdiri. "Ayo, ke kelas selanjutnya."
"Baik," sahut yang lainnya.
"Alex hyung pasti sudah menunggu kita di sana," tutur Gyumin.
"Benar," timpal Leo.
Kini mereka ada di ruang latihan dance. Kelas cover dance adalah pelajaran terakhir hari ini. Terlihat seorang lelaki dewasa sedang duduk memainkan ponsel. Dia langsung menoleh ke arah pintu saat kesembilan pemuda itu masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go || Xodiac
AcakKisah tentang sembilan pemuda dalam menggapai mimpi mereka bersama. Akankah semuanya berjalan mulus tanpa hambatan? Atau justru banyak rintangan yang menghadang?