34. Cheesecake & Red Velvet

1.3K 144 75
                                        

Sepotong cheesecake dan jus apel menjadi pilihan Leo, sedangkan Gyumin memesan red velvet dan lemon tea.

"Apakah rasa kejunya kuat?" tanya Gyumin.

"Um," gumam Leo. "Sangat cocok di lidahku."

Beberapa kali keduanya mengambil foto. Seorang pelayan bahkan menawarkan diri untuk menjadi fotografer dadakan. Awalnya menolak, tetapi pelayan itu gigih dan mau tak mau mereka menerima tawaran itu.

Mungkin karena kafe ini baru, dia senang jika ada pengunjung yang antusias. Pengunjung yang mengambil foto dan mempostingnya di media sosial bisa menjadi promosi alami bagi pihak pemilik. Tentu hal itu akan berdampak pada pekerja di sini.

Gyumin dan Leo mengobrol santai. Membicarakan hal-hal kecil, kegiatan sehari-hari, dan sesuatu yang tidak penting.

Melihat deretan boneka mini di atas papan kayu yang menempel pada dinding di dekat area kasir yang menjadi hiasan, Gyumin berkata, "Lihat boneka nomor dua dari kiri." Gyumin menunjuk dan Leo mengikuti arahnya. "Bentuknya kotak, paling pendek dan kecil, warnanya kuning mencolok, dan matanya besar. Sangat berbeda dengan yang lainnya. Boneka apa itu menurutmu?"

"Seperti gabungan antara Zayyan dan koper kuningnya."

"Hah!?" Gyumin terkejut mendengar jawaban tak terduga Leo. "Ap-apa kau bilang?"

Leo juga baru saja menyadari apa yang telah ia lontarkan. Dia diam membeku. Rasanya ingin menarik kembali ucapannya, sungguh. 'Sial! Apa yang kukatakan?'

Gyumin ingat saat itu dirinya dan Beomsoo melihat koper kuning milik Zayyan, ketika pemuda itu tertidur di sofa bersama Davin di hari pertamanya datang. Leo pun sering melihat koper kuning berdampingan dengan koper pink milik Sing di atas lemari di kamar mereka. Tak butuh bertanya bagi Leo untuk tahu siapa pemilik koper kuning tersebut.

"Seperti Zayyan dan kopernya katamu?" Gyumin kembali melihat ke arah boneka yang tidak jelas meniru apa bentuknya. Dengan mata menyipit dan memperhatikan penuh ketelitian, ia mengangguk.

"Hmm, masuk akal. Memang mirip gabungan keduanya." Gyumin menoleh pada Leo. "Hanya saja aku tak menyangka jawabanmu seperti itu."

Leo hanya diam dengan telinga memerah dan tangannya meraih gelas, meminum jus apelnya.

"Leo, bagaimana Zayyan menurutmu?" tanya Gyumin pelan.

Leo melirik Gyumin sekilas. "Entahlah," jawabnya asal. "Aku membencinya." 'Kurasa.'

Gyumin terdiam beberapa saat. Kemudian bertanya dengan nada rendah. "Jika kubilang aku membencinya juga, apa kau percaya?"

"Tidak," jawab Leo spontan.

Leo mendengkus dengan tatapan tak percaya terarah pada Gyumin. "Itu terdengar konyol, Hyung. Meskipun sikapmu padanya tak sehangat Sing, kau jelas tidak membencinya."

Leo menyadari bahwa sejak awal Gyumin adalah salah satu orang yang bersikap netral, bersama Beomsoo dan Davin. Dia memang tak menyambut hangat Zayyan seperti Sing, tetapi tidak juga menunjukkan ketidaksukaan seperti Hyunsik dan Lex. Untuk Wain, Leo belum bisa memastikan dengan jelas. Jadi, perkataan Gyumin terdengar seperti lelucon bagi Leo.

"Sama denganmu."

Leo tak mengerti. Ia menatapnya dengan satu alis naik, sedangkan Gyumin terkekeh pelan.

"Kau juga tidak membencinya, Leo," tegas Gyumin.

Leo mengerutkan dahi. "Aku jelas membencinya."

Don't Go || XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang