Tibalah mereka di ruangan kelas vocal. Telah hadir seorang guru lelaki bernama Choi Nam Jo yang sedang duduk memainkan jarinya di tuts-tuts keyboard. Melihat para muridnya yang bersaf membentuk hampir seperti setengah lingkaran, tatapannya berhenti pada Zayyan yang terlihat gugup.
Kemudian Choi Nam Jo berdiri di hadapan kesembilan pemuda tersebut. "Kau trainee baru?"
"Iya, Seonsaengnim." Zayyan mengangguk.
Setelah Choi Nam Jo meminta Zayyan memperkenalkan diri, mereka lalu mulai berlatih. Diawali dengan melakukan pemanasan lebih dulu guna membuat suara lebih stabil, menjaga kesehatan pita suara, dan menghindari cedera vocal.
Dimulai dari latihan otot area mulut sampai tenggorokan, dan mengaktifkan otot inti yang terdiri dari otot psoas, dasar panggul, diafragma, dan otot lain dengan mengeluarkan suara batuk-batuk kecil untuk menemukan otot-otot tersebut, agar mampu memproduksi suara yang bulat dan lantang saat menyanyi. Setelahnya merilekskan leher dan bahu guna menghindari penggunakan otot leher dibandingkan otot perut saat berusaha mencapai nada tinggi. Kemudian merilekskan otot rahang dan mulut, sebab area tersebut mempengaruhi kualitas suara.
Dilanjut pernapasan suara dengan bersenandung, lalu latihan menggetarkan bibir atau yang biasa disebut lip trill. Kemudian mengeluarkan suara seperti sirine menggunakan tiga sampai lima nada dasar, agar bisa melakukan transisi antara suara kepala dan suara dada. Setelah itu melakukan pelenturan lidah dengan mengucapkan kalimat yang memiliki kemiripan kata atau tongue twister. Terakhir melatih nada panjang dan pendek, juga nada tinggi dan rendah.
Setelah pemanasan sekitar lima belas menit, Choi Nam Jo memilih satu lagu populer yang diketahui oleh kesembilan pemuda tersebut, dan meminta mereka menyanyikannya satu per satu dengan dirinya yang mengiringi menggunakan keyboard.
'wah.' Zayyan menatap Hyunsik penuh kekaguman ketika pemuda itu bernyanyi.
Di sisi lain, sambil bernyanyi Hyunsik akhirnya balas menatap Zayyan. Zayyan sedikit terkejut. Namun, ia tertegun saat Hyunsik tiba-tiba memberinya tatapan merendahkan dan senyum tipis nan sinis terlihat sekilas. Lantunan lagu menawan dari Hyunsik seketika teralihkan oleh tatapan yang ia dapatkan.
Setelah Hyunsik, kini giliran Lex yang berdiri di samping Hyunsik. Lex juga menyanyi dengan baik dan suaranya begitu merdu. Lagi-lagi membuat Zayyan kagum, dan lagi-lagi ia tertegun saat yang dirinya menerima tatapan balasan. Sekarang, tatapan tajam dengan seringai kecil Zayyan dapatkan.
Selanjutnya giliran Gyumin. Bahkan saat Gyumin bernyanyi, Zayyan tak fokus lagi memperhatikan. Ia berulang kali terlihat termenung lalu menatap Hyunsik dan Lex. Sampai akhirnya Zayyan beradu pandang dengan keduanya bergantian. Pun sama, kedunya memberikan reaksi seperti ketika sedang bernyanyi. Membuat Zayyan tertegun lalu mengalihkan pandangannya dan melihat tak tentu arah.
Beberapa saat kemudian, Zayyan melirik takut-takut pada Hyunsik dan Lex, lalu segera menunduk dengan perasaan gelisah ketika masih mendapatkan reaksi yang sama, dan kedua tangannya meremat erat kain celananya sendiri.
"--Yan, Zayyan?"
"Zayyan." Sing menepuk pundak Zayyan.
"Huh? Iya." Zayyan tersentak dan tampak bingung menatap Sing. "A-ada apa?"
"Kenapa kau bertanya ada apa?" Dahi sing berkerut. "Sekarang giliranmu, Zayyan."
Zayyan terkejut. "Be-benarkah?"
Benar saja. Ketika melihat Choi Nam Jo, Zayyan mendapati guru vocal itu menatapnya penuh tanya.
"Kau baik-baik saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go || Xodiac
RandomKisah tentang sembilan pemuda dalam menggapai mimpi mereka bersama. Akankah semuanya berjalan mulus tanpa hambatan? Atau justru banyak rintangan yang menghadang?