Pagi harinya ketika sarapan, hampir semuanya mengeluh kurang tidur dan tubuh yang masih terasa letih. Berkata bahwa kemarin sungguh melelahkan, dan tentu tak ada yang membantah.
Bahkan tak lama sebelum berangkat, beberapa masih lanjut mengeluh di depan dorm sambil ikut menunggu satu mobil jemputan staff.
"Tubuhku masih terasa sakit, sungguh," keluh Gyumin.
"Aku juga, Hyung," sahut Davin.
Beomsoo memijat pelipisnya sendiri. "Kurasa aku benar-benar kurang tidur semalam."
"Apakah hari ini ada pelajaran yang menguras tenaga?" tanya Gyumin lesu.
"Apa kau lupa jadwalmu sendiri?" tanya Lex tak percaya.
"Aku sedang malas mengingat, Hyung," kilah Gyumin dengan suara memelan.
"Ada," kata Hyunsik merangkul bahu Gyumin. "Hari ini ada pelajaran dance mandiri."
"Benarkah?" Leo sedikit terkejut lalu tampak kecewa. Ternyata dia juga menantikan jawaban dari pertanyaan Gyumin.
Si penanya yang mendengar perkataan Hyunsik langsung kembali lesu. "Sungguh ada ternyata."
Wain diam-diam mendekati Leo dan memijat pundaknya dengan satu tangan. Membuat Leo menoleh terkejut lalu diam sambil memejamkan mata menikmati pijatan, sedangkan Wain tak menatapnya sama sekali. Lex dan Hyunsik yang menyadari tindakan Wain hanya tersenyum tipis. Teringat akan Leo yang menginginkan perhatian Wain di balik aksi acting kemarin.
"Memang ada. Untungnya itu pelajaran terakhir. Jadi, kita masih bisa mengumpulkan energi." ucap Beomsoo menenangkan.
"Ah, syukurlah," kata Davin diiringi hela napas lega Gyumin.
Hyunsik melihat Sing dan bertanya, "Kau baik-baik saja, Sing? Pagi ini kau terlihat tenang."
"Aku masih ingin tidur, Hyung." Sing menguap lalu tangannya merangkul Zayyan di sampingnya. "Zayyan, kau juga 'kan?"
Pemuda yang tiba-tiba dilibatkan dalam pembicaraan itu tersentak. "Huh? Emm, i-iya aku juga."
Walau mulut masih mengeluh dan rasa letih belum hilang, mereka tetap pergi ke perusahaan untuk latihan. Rabu ini kelas pertama adalah Bahasa Korea. Beruntung itu bukan pelajaran yang menguras tenaga. Jika tidak, mungkin mereka akan benar-benar tumbang.
Kali ini tiga member asing yaitu Zayyan, Leo, dan Sing, masih mendapat pelajaran yang berbeda meski berada di ruangan yang sama. Untuk Zayyan sendiri, Kim Mi Sun sebagai guru memberi perhatian lebih. Sebab Zayyan lah posisi terbawah dalam pelajaran Bahasa Korea.
Ketika ada yang membuatnya bingung atau tak tahu, Zayyan bertanya pada Sing di sampingnya, dan pemuda itu dengan senang hati membantunya.
Selesai pelajaran Bahasa Korea, mereka semua menuju kelas selanjutnya. Zayyan dan Sing berjalan di posisi paling belakang.
"Sing, terima kasih sudah membantuku tadi."
Sing menoleh dengan senyum lebarnya. "Sama-sama. Bukankah sudah kubilang sejak awal kedatanganmu bahwa aku akan membantumu?"
Seketika Zayyan teringat kejadian di hari pertamanya datang, saat Sing berkata bahwa akan membantunya setelah ia memberitahu jika dirinya masih perlu banyak belajar bahasa Korea.
Kesembilan pemuda itu pun sampai di kelas selanjutnya, yaitu kelas Pengetahuan Umum. Kelas tambahan yang baru tiga kali pertemuan dan ini yang keempat, dengan jadwal satu kali seminggu. Ruangan yang dipakai pun adalah ruangan kelas acting.
Mereka akan debut sebagai idol. Target pasar tak hanya Korea, melainkan mancanegara juga. Agensi mengadakan kelas ini untuk antisipasi jika nanti memiliki penggemar di banyak negara asing. Terutama negara yang sudah mereka bidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go || Xodiac
RastgeleKisah tentang sembilan pemuda dalam menggapai mimpi mereka bersama. Akankah semuanya berjalan mulus tanpa hambatan? Atau justru banyak rintangan yang menghadang?