18. Janji

1.2K 182 62
                                        

"Sudah dua kali aku memperingatimu. Apa kau sadar apa yang kau lakukan!?"

Lex menoleh sekilas, lalu mengeringkan punggung tangan secara bergantian dengan handuk yang sebelumnya mengalung di leher.

"Dudu, apa kau mendengarku?"

Lex tak menjawab dan bersikap seolah tak ada Hyunsik di dekatnya.

Geram, Hyunsik menarik bahu Lex dan memaksa sang leader menghadap dirinya. "Aku berbicara denganmu, Zo Doohyun!"

Lex menyentak kasar tangan Hyunsik di bahunya. Handuk pun terjatuh. "Lalu aku harus apa, huh?!"

Tatapan Lex pada Hyunsik menajam. "Katakan! Aku harus apa, Hyung!?"

Lex mundur selangkah dan mendecih. "Apa kau mau aku menyambut kedatangannya dengan bunga-bunga, memperlakukannya dengan penuh kasih sayang seolah dia orang berharga bagiku, memberinya banyak perhatian, dan mempedulikan apa pun tentangnya, begitu?"

Hyunsik tertegun menatap Lex.

"Jika itu yang kau inginkan--" Lex menyeringai. "Aku tidak akan melakukannya bahkan dalam mimpi sekalipun."

"Aku tidak memintamu melakukan itu, Dudu."

"Lalu apa?!" sentak Lex. "Kenapa kau bertingkah seolah sudah bisa menerimanya? Padahal kau dan aku tahu dengan jelas bahwa kita sama-sama tak menyukainya. Kenapa kau melarangku meluapkan rasa kesalku? Kenapa kau peduli padanya? Kenapa?"

Sorot mata Hyunsik melembut. "Aku tidak bilang kalau aku sudah bisa menerimanya, dan aku tak menampik saat kau berkata bahwa aku tidak menyukainya."

Hyunsik menggeleng pelan. "Aku pun tak melarangmu meluapkan kekesalanmu. Aku hanya ingin kau sedikit mengendalikan diri dan lihatlah situasi sebelum melakukannya. Terakhir, yang kupedulikan adalah kau, bukan dia. Mengertilah."

Lex hanya diam lalu memalingkan wajah, sedangkan Hyunsik lanjut bicara karena ia tahu bahwa meskipun Lex tak menatapnya, pemuda itu masihlah mendengarkannya.

"Dudu dengar, hari ini adalah Dance Mandiri terakhir. Seperti yang kukatakan padamu bahwa di kelas Dance besok, Alex hyung akan menilai tarian kita semua, terutama kinerjamu sebagai penanggung jawab kelas Dance Mandiri. Jika Zayyan tampil sangat buruk, kaulah yang akan dicerca olehnya," ucap Hyunsik.

"Ketika dia bertanya pada Zayyan bagaimana ia berlatih, kemudian Zayyan menjawab bahwa kau tak pernah menegur, mengajari, ataupun memberi arahan padanya, dan justru mengabaikannya. Maka kau tak akan bisa menghindar, karena yang dia katakan adalah fakta. Jadi, tolong berpikirlah dengan jernih, Dudu," lanjutnya. "Buatlah kelas acting tadi cukup untuk meluapkan rasa kesalmu. Jangan diteruskan lagi di hari ini."

Lex mendengkus. Di sisi lain, Hyunsik mendekat dan menjulurkan kedua tangannya guna menangkup wajah sang leader. Membuat keduanya saling menatap meski Lex harus menunduk karena perbedaan tinggi badan.

Hyunsik menatap Lex dalam. "Maaf, aku harus menghentikanmu sekarang. Karena jika kau terus-menerus berbuat ulah dan perusahaan mengetahuinya, kemungkinan mereka membuat kau pergi akan tercipta." Mata Hyunsik menyendu. "Kita sudah kehilangan tiga bintang. Jangan buat aku dan adik-adikmu merasakan kehilangan untuk keempat kalinya, kumohon."

"Aku dan mereka berenam tak mau kehilangan siapa pun lagi. Kau juga sama, bukan?" Lex tertegun.

"Jangan korbankan kerja kerasmu untuk menenangkan emosimu. Jangan sia-siakan usahamu untuk mencapai titik ini. Jangan menciptakan peluang yang akan merugikanmu." Mata Hyunsik berkaca-kaca. "Aku tak mau kehilangan dirimu, Doohyun. Tidak mau."

Melihat sorot mata dan ekspresi Lex yang mulai terlihat tenang, Hyunsik tersenyum lembut sembari menarik tangannya yang sejak tadi menangkup wajah Lex.

Tanpa diduga, Lex tiba-tiba membungkuk dan menumpukan dahinya di bahu Hyunsik. Membuat Hyunsik terkejut.

Don't Go || XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang