16. Peningkatan

1.4K 183 40
                                        

Happy Awards, Xodiac!🏆
.
.
.

Hari Kamis, kelas pertama adalah interview. Kini sembilan pemuda trainee sedang menunggu guru mereka.

"Dudu, Gyumin, apa kalian berdua gugup?" tanya Hyunsik.

"Hmm." Gyumin mengguman sambil sedikit mengangguk, sedangkan Lex hanya menatap Hyunsik sekilas.

"Kalian pasti bisa melakukannya dengan baik. Jangan merasa terlalu terbebani," ucap Hyunsik.

"Umm," gumam keduanya.

Davin melihat Hyunsik. "Hyung, apa kau tidak gugup? Sedikit banyak, sebagai yang tertua kau juga termasuk penting."

"Tentu ada rasa gugup, tetapi aku berusaha santai," kata Hyunsik.

Di sisi lain ketika mereka berbincang santai, Sing berbisik pada Zayyan. "Lihat ekspresi Dudu hyung dan Gyumin hyung." Ia tertawa pelan. "Mereka terlihat lucu."

Zayyan melihat raut wajah Lex dan Gyumin, lalu mengerutkan dahi dan bertanya, "Apa mereka gugup?"

Sing mengangguk. "Iya, benar."

"Kenapa?" Zayyan heran. Keduanya terlihat lebih gugup daripada dirinya yang seorang trainee baru.

"Apa kau tahu ini pelajaran apa?"

"Interview," jawab Zayyan.

"Sebenarnya kelas yang baru dua kali pertemuan ini dikhususkan untuk mereka berdua, juga Hyunsik hyung," kata Sing.

"Huh?" Zayyan terlihat bingung. "Kenapa begitu? Kalau kelas ini untuk mereka bertiga, untuk apa kita ada di sini?"

"Seperti halnya ketika kelas Bahasa Korea, mereka pun ikut belajar meskipun pelajaran itu lebih dikhususkan untuk orang asing seperti aku, kau, dan Leo. Maka dipelajaran ini juga kita akan tetap ikut walaupun pelajarannya lebih dikhususkan untuk mereka bertiga," ucap Sing.

"Kenapa mereka bertiga?" tanya Zayyan.

"Karena tugas mereka," kata Sing. "Dudu hyung adalah leader, dia akan memimpin saat kita debut nanti, termasuk menjawab pertanyaan atau bagaimana berkata dan bersikap di media."

"Lalu Gyumin?"

"Gyumin hyung mendapat tugas dan tanggung jawab dalam hal memperkenalkan lagu oleh perusahaan. Dia juga menjadi sosok pembicara di grup. Karena itulah dia harus terbiasa untuk berbicara, menjawab, mengingat, dan menyusun kata juga kalimat dengan baik."

"Begitu. Bagaimana dengan Hyunsik hyung? Dia termasuk juga, 'kan?"

Sing melirik Hyunsik yang asik tertawa geli sambil memukul-mukul pelan lengan Gyumin. Terlihat seperti sedang mengganggunya, jika disimpulkan dari ekspresi Gyumin yang cemberut.

"Hyunsik hyung itu yang tertua. Dia juga menjalani masa trainee yang sangat lama dan lebih dulu masuk dunia hiburan dibanding kita. Jadi dalam beberapa hal, dia tahu lebih banyak bagaimana cara bersikap, bertindak, dan berkata. Lagi pula, ketika ada masanya nanti kita datang ke sebuah acara, sebagai hyung tertua dia sedikit banyak pasti akan mendapat perhatian dan harus berperan lebih karena statusnya tersebut."

"Seperti itu, baiklah aku mengerti," kata Zayyan.

Tepat ketika Zayyan selesai berbicara, guru datang. Dia seorang pria dengan rambut hitam bergelombang dan berpakaian rapi lengkap dengan sepatu formal.

"Kau trainee baru itu?" tanya Yeom Jin Go pada Zayyan.

Zayyan berdiri dan membungkuk hormat. "Iya. Senang bertemu denganmu, Seonsaengnim."

Don't Go || XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang