35. Dua Bungkus Roti

1.1K 137 66
                                        

Beomsoo yang duduk di samping Sing berusaha melihatnya. "Aku juga memperhatikan kau agak berbeda hari ini. Apa kau sakit?"

Zayyan tersenyum kecil dan menggeleng. "Tidak, aku tidak apa-apa."

Sampai perusahaan, mereka segera masuk kelas pertama hari ini, Interview. Mereka belajar membuat kalimat jawaban dari pertanyaan sulit yang disiapkan oleh guru. Pertanyaannya tajam dan cukup berbahaya yang bisa saja ditanyakan wartawan atau siapa pun dalam industri selebriti untuk menjebak dan menjatuhkan. Cara menjawab hal-hal seperti ini haruslah tepat. Karena jika tidak, maka bisa menimbulkan masalah dan mengundang kontroversi.

Selesai itu, lanjut ke kelas kedua yaitu vocal dan rap. Mereka berdiri bersaf membentuk hampir seperti setengah lingkaran dan langsung melakukan pemanasan suara masing-masing sambil menunggu guru datang.

Gyumin yang tak sengaja melihat wajah Zayyan segera menepuk pelan lengan Beomsoo di sampingnya. "Lihat Zayyan, tidakkah dia kurang sehat hari ini?" Binar khawatir muncul di kedua netranya. "Dia terlihat lemas dan wajahnya pucat."

Beomsoo melihat Zayyan dan mengangguk. "Benar. Di perjalanan berangkat tadi aku dan Sing sudah bertanya tentang keadaannya, dan dia bilang dirinya baik-baik saja. Melihatnya sekarang, kurasa dia memaksakan diri untuk terlihat baik-baik saja."

Di sisi lain, Davin mengerutkan dahi dan menyenggol pelan tangan Leo di sampingnya. "Tidakkah menurutmu Zayyan terlihat berbeda hari ini?"

Leo tanpa bicara langsung menoleh melihat Zayyan dan dahinya berkerut seketika. 'Apakah dia sakit?' Mulutnya diam. Namun setitik rasa khawatir melintas di matanya.

Kemudian guru vocal mereka yaitu Choi Nam Jo datang. Melihat mereka sedang melakukan pemanasan, dia mempersilakan melanjutkannya hingga selesai, sedangkan dirinya membuka buku berisi not keyboard yang akan ia gunakan untuk mengiringi nyanyian murid-muridnya sebentar lagi.

Di sela-sela waktu pemanasan, Gyumin dan Beomsoo masih saling bicara dengan suara pelan. "Haruskah kita meminta ijin untuk Zayyan agar dia berhenti latihan?" Gyumin meminta pendapat.

"Kurasa sebaiknya begitu," ucap Beomsoo setuju.

Di sisi lain, Sing di samping Zayyan juga menyadari keadaannya. ia mengerutkan dahi melihat wajah Zayyan.

"Zayyan, kau yakin kalau kau baik-baik saja?" tanya Sing memegang bahu Zayyan. "Kau ... pucat."

"Aku baik-baik saja," kata Zayyan berkebalikan dengan kondisinya yang berusaha tetap membuka mata dengan dahi mengernyit.

Baru saja Zayyan menjawab dan tepat ketika Beomsoo hendak mengangkat tangan guna meminta ijin untuk Zayyan, tubuh pemuda itu limbung.

"Zayyan!!!" Beruntung Sing sigap menahannya.

Empat pasang mata yang sejak tadi memperhatikan Zayyan pun melotot terkejut melihatnya. Baru saja menjadi topik hangat dan sekarang seperti ini.

Beomsoo langsung mendekati Zayyan dan membantu Sing menopang tubuh Zayyan. Kini Zayyan berada di antara keduanya.

Yang lainnya pun terkejut dengan nada tinggi Sing yang terdengar tiba-tiba dan turut melihat Zayyan yang tentu terlihat tidak sehat, sangat.

Semua menoleh pada Zayyan, termasuk sang guru. "Ada apa dengan Zayyan?" tanya guru.

Gyumin menatap Choi Nam Jo. "Seonsaengnim, Zayyan sakit. Kurasa dia tak bisa melanjutkan latihan hari ini."

"Ya," kata Sing. "Sebenarnya dia sudah terlihat kurang sehat sejak pagi."

"Bolehkah Zayyan pulang?" tanya Beomsoo.

Choi Nam Jo melihat Zayyan yang memang terlihat pucat dan begitu lemas. "Baiklah, aku mengijinkannya pulang."

Don't Go || XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang