*Dirgahayu Republik Indonesia ke-80 🇮🇩
.
.
.
Zayyan bangun lebih dulu dan melihat plastik di atas nakas berisi vitamin, obat penambah darah, dan supelmen kesehatan lainnya. Ia menatap Sing yang masih tidur. Semalam memang dirinya sudah terlelap sebelum Sing dan yang lainnya pulang latihan.
Bibir Zayyan tersenyum tipis. "Terima kasih," ucapnya pelan sembari menyimpannya ke laci. Mengira jika itu dari Sing.
Zayyan mandi dan ketika selesai, Sing sudah bangun. Usai bersiap-siap, mereka sarapan bersama semuanya lalu pergi ke perusahaan.
Hari Senin. Saat pelajaran pertama sampai ketiga, Sing meminjamkan catatan bukunya pada Zayyan yang langsung dibaca dengan seksama berisi materi minggu lalu, agar Zayyan lebih mengerti dan kelanjutan hari ini bisa dia pahami.
Pelajaran terakhir Dance Cover. Kali ini Zayyan tak ikut serta dalam menampilkan tarian secara mandiri maupun grup, karena minggu lalu Zayyan hanya berlatih dua hari. Zayyan Bahkan belum hafal semua gerakannya.
Zayyan melihat penampilan delapan orang itu dengan kagum, terutama Lex dan Davin. Latihan lex terpotong dua hari. Namun ia bisa tampil dengan baik, mengagumkan.
Kelas akhirnya berakhir. Sebelum pergi, Alex berkata, "Zayyan, kau tidak ikut serta bukan berarti bisa lolos begitu saja. Senin depan, tampilkan dance cover lagu ini secara individu, tak perlu dalam grup. Kau harus mengejar ketertinggalanmu."
"Jadi kau harus menghafal dua dance cover. Tarian untuk Senin depan, dan tarian yang kau lewatkan," ucap Alex.
"Aku mengerti," kata Zayyan.
"Bagus," kata Alex lalu menatap Lex. "Kau mungkin bisa membantunya."
Lex mengangguk. "Baik."
Setelah Alex pergi, sembilan pemuda itu berdiskusi tentang lagu yang mereka pilih untuk ditampilkan Senin depan. Akhir dari diskusi adalah semua setuju memilih lagu Fire milik BTS, senior mereka dalam industri k-pop.
Kemudian, mereka langsung menonton MV dan dance practice bersama di dinding melalui proyektor yang tersambung ke laptop. Dilanjut dengan membuat formasi dan menentukan posisi semua orang.
Setelah itu berlatih bersama, disusul latihan per tim yang dibagi menjadi tiga tim seperti biasanya. Terakhir, mereka latihan bersama beberapa kali lagi, lalu memutuskan selesai saat hari sudah malam.
"Zayyan tetap di sini bersamaku," kata Lex. "Kalian bisa pulang lebih dulu."
"Baik," sahut yang lainnya, kecuali pemuda bongsor yang tampak ingin mengatakan sesuatu meski terlihat sedikit ragu.
"Ayo, Davin," ajak Leo ketika Davin masih berdiri di tempatnya, tak mulai bergerak untuk pulang.
"Tidak," kata Davin.
Yang lainnya melihat Davin bingung, sedangkan Davin sendiri menatap Lex dan berkata, "Hyung, bolehkah aku ikut bergabung?"
Lex diam sesaat lalu mengangguk. Membuat Davin tersenyum senang.
"Aku tidak pulang. Aku akan ikut berlatih bersama Dudu Hyung di sini," kata Davin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go || Xodiac
AléatoireKisah tentang sembilan pemuda dalam menggapai mimpi mereka bersama. Akankah semuanya berjalan mulus tanpa hambatan? Atau justru banyak rintangan yang menghadang?
