29. Busking

836 102 39
                                        

*[30.05.22] Happy Davin Day!🐻‍❄️
.
.
.

Gyumin menyadarinya. Setelah belokan ia memergokinya lagi. "Kali ini apa alasanmu?"

Zayyan menunduk. "A-aku, aku--"

Belum sempat Zayyan menyelesaikan kalimatnya, terdengar teriakan.

"ANJING GALAK! LARIII!!!!!"

"AAAA!!!/HUAAAA!!!"

Mendengar teriakan itu, Gyumin segera menoleh ke sumber suara. Ia melihat tiga remaja berlari menuju arahnya dengan seeokor anjing yang terlihat marah mengejar di belakang mereka.

Gyumin meraih tangan Zayyan lalu berlari. Membuat pemuda itu ikut berlari juga. Zayyan yang memakai sendal selop beberapa kali hampir terjatuh, tetapi Gyumin menahannya. Namun, hal itu memperlambat lari mereka hingga sedikit lagi ketiga remaja itu bisa menyalip.

"Kalian mengganggunya?!" seru Gyumin.

"TIDAK! Aku hanya tidak sengaja melempar kaleng dan itu mengenai kepalanya!"

"Kau membuang sampah sembarangan!"

"Mianhae! Tidak akan kuulangi!"

"Dia lebih dekat!!!" teriak remaja lainnya.

"HUAAAA!!! Eommaaa!!" teriak heboh remaja yang di sebelahnya. "Tolong akuu!!"

Gyumin melirik sendal yang dipakai Zayyan. 'Ini buruk.'

Melihat sekitar sambil terus berlari, Gyumin mengingat jika terdapat celah sempit di antara dua bangunan tak jauh darinya sekarang. 'Di sana!'

Tepat ketika remaja itu di belakang mereka berdua, Gyumin berbelok sambil menarik Zayyan bersamanya untuk masuk ke dalam celah bangunan sembari satu tangan membekap mulut Zayyan. Ketiga remaja yang tak sempat berhenti untuk mengikutinya pun lanjut berlari kencang disusul seekor anjing yang masih mengejar.

Setelah merasa situasi aman, dua pemuda itu terlihat lega. Zayyan menepuk-nepuk tangan Gyumin yang masih membekap mulutnya. Gyumin pun lekas menurunkan tangannya. Mereka keluar dari sana dengan napas sedikit memburu.

"Mengerikan," ucap Zayyan mengatur napas. Masih terbayang betapa menakutkannya anjing tadi.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Gyumin.

Untuk sesaat, Zayyan tertegun mendapat pertanyaan itu. Ia merasa ada seseorang selain Sing yang ... mempedulikannya.

Dahi Gyumin berkerut saat Zayyan hanya diam. "Apa kau terluka?" Gyumin teringat Zayyan yang beberapa kali akan terjatuh jika ia tak membantunya. "Apa kakimu terkilir?"

"Aku baik-baik saja," ucap Zayyan. "Aku ... tidak terluka."

Gyumin terlihat lega. "Baguslah."

Gyumin mulai berjalan pergi, sedangkan Zayyan yang terlalu malu untuk berkata dirinya ingin ikut pun hanya bisa diam di tempatnya. Namun, melihat Gyumin terus memperlebar jarak, membuatnya menekan rasa malu.

"Tu-tunggu!"

Gyumin berhenti dilangkah ketiga, lalu menoleh pada Zayyan. Seakan bertanya melalui ekspresi wajahnya.

Don't Go || XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang