'Sing, apa yang kau lakukan?' batin Beomsoo sedikit gugup.
"Zayyan, bukankah kau lebih tua dariku? Lalu kenapa kau memilikinya?! Apakah itu wajar?!" Alis Sing menukik.
Masih terkejut dengan nada suara dan raut wajah Sing, Zayyan kini tertegun ketika mendengar namanya disebut lagi. Mengendalikan diri, ia mengingat jika guru memperbolehkan merespons, maka dari itu Zayyan turut berakting juga.
"A-apa maksudmu, Sing?"
Sing mendengkus dan menatap Zayyan tak percaya. "Kenapa kau bertanya apa maksudku? Apa kau tidak punya cermin?!"
"Apa yang Sing bicarakan?" gumam Gyumin mengerutkan dahi.
Sing menunjuk Zayyan. "Lihat dirimu sendiri. Seharusnya kau tahu apa yang kubicarakan!"
"Yang kau miliki itu membuatku benar-benar tak bisa melihat dan menganggapmu lebih tua dariku! Aku bahkan tidak mampu memanggilmu hyung!"
"Huh?" Zayyan bingung. 'Apa maksud Sing?'
"Bagaimana bisa kau terlahir seperti itu?! Zayyan, kenapa wajahmu begitu imut?! Katakan?!"
Zayyan melongo tak percaya, begitu juga tujuh orang lainnya, eum, delapan dengan Seo Jun Ho jika dia dihitung.
'Cih, ekspektasiku terlalu tinggi.'
Lex membatin, sedangkan Hyunsik berdecak pelan.
Sing menunjuk dan jarinya bergerak memutari wajah Zayyan. "Lihat wajahmu sekarang! Ekspresimu begitu polos dan tatapan matamu begitu lugu! Sangat menggemaskan!"
"Sing, kau hampir membuatku jantungan," gerutu Gyumin yang direspon dengan tawa pelan Davin di sampingnya.
'Untung saja.' batin Beomsoo lega.
Wain mengangguk-angguk pelan dengan ujung bibir sedikit naik kala mengingat kejadian semalam.
Leo memalingkan wajah. 'Karena itu jugalah aku tak mau memanggilnya hyung. Tidak cocok.'
"Aku bisa memahami yang Sing katakan. Akan tetapi, menjadikannya sebagai naskah itu di luar dugaan," kata Davin.
Mendengar ucapan Sing, Zayyan melotot. Menunjukkan wajah marahnya.
"Apa?!" Sing balas melotot. "Kenapa kau melihatku seperti itu?!"
Zayyan menunjuk Sing. "Pergilah ke rumah sakit! Kau perlu memeriksa matamu!"
Melihat respon Zayyan, rekan dan gurunya kembali tertarik menonton.
"Wow, apa itu?" Gyumin tersenyum miring. "Davin, kurasa respon Zayyan lebih di luar dugaan dibanding naskah Sing."
Davin mengangguk. "Aku setuju."
"Ada yang salah dengan matamu, Sing!" tegas Zayyan.
"Mataku baik-baik saja!" tampiknya. "Tidak ada yang salah, sama sekali tidak ada." Sing memberi Zayyan tatapan meremehkan.
"Tidak!" sentak Zayyan. "Kalau matamu baik-baik saja, kau tidak akan mengatakan hal yang salah seperti itu!"
"Hal salah apa yang kukatakan?!" balas Sing sengit.
Zayyan hanya menatap tajam Sing.
"Apa?! Jawab!" hardik Sing.
"Aku tidak imut dan menggemaskan! Melainkan tampan dan seksi!"
"APA?!!" Spontan, Sing menatap Zayyan tak percaya.
Kedelapan penonton pun ikut melotot tak percaya seraya membatin bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go || Xodiac
RandomKisah tentang sembilan pemuda dalam menggapai mimpi mereka bersama. Akankah semuanya berjalan mulus tanpa hambatan? Atau justru banyak rintangan yang menghadang?
