"Aah Hyung, apa kau sudah makan?" tanya Sing. "Mau mie?"
"Sudah." Lex mencium aroma mie instan dan menoleh ke arah panci. "Tidak."
Zayyan hanya melihat Lex dalam diam, sedangkan Lex sama sekali tidak menatapnya.
"Hyung, apakah aku bisa membantumu mengurus belanjaan ini?" tanya Davin.
"Tidak perlu, biar aku saja."
"Kenapa kau begitu? Aku bisa mencuci sayuran. Aku hanya ingin membantu, lagipula itu banyak."
Lex diam sebentar. "Baiklah."
Saat Sing dan Zayyan berdiri di depan kompor sibuk memasak mie instan, Davin dan Lex mengurus barang bawaan Lex.
"Kau ambilah wadah untuk mencuci sayuran-sayuran ini, biar aku yang memilahnya," ucap Lex.
"Baik."
Saat Davin mencuci sayuran, Lex menata beberapa botol bumbu masakan yang ia beli, lalu menyiapkan beberapa kotak beserta tutupnya untuk wadah sayuran bersih. Lalu ketika Davin selesai mencuci, ia memintanya memotong-motong beberapa jenis sayuran dan bahan makanan lain, sedangkan dirinya mencuci ayam, ikan, udang, dan cumi-cumi. Pengecualian untuk daging sapi yang langsung ia simpan di kulkas.
Di sisi lain, Sing dan Zayyan memakan mie di meja. Tak lupa ada kimchi dari ibu Wain sebagai pelengkapnya.
"Hyung, haruskan semuanya kumasukan ke dalam kulkas langsung sekarang?" tanya Davin ketika pekerjaannya telah selesai.
Lex menoleh. "Ya."
"Okayy."
"Wow, kimchi buatan ibu Wain memang enak." Sing memuji.
Zayyan mengangguk setuju. "Hu'um!"
Lex menoleh heran. "Kimchi?"
Davin melirik Lex. "Saat datang tadi siang bibi membawa kue dan kimchi."
"Davin, kau tak mau mencobanya?"
Ya, siang tadi mereka memesan makanan dan belum sempat mencicipi kimchi pemberian nyonya Park. Jadi Sing dan Zayyan adalah dua orang pertama yang memakannya.
Terlihat tertarik, Davin mendekat. "Aku akan mencoba."
"Makanlah dengan mienya, rasanya sangat cocok." Sing mempersilakan Davin mengambil alih sumpitnya.
"Emm!" Davin menggumam dengan kepala mengangguk-angguk. "Enak, ini enak," ucapnya saat makanan di mulutnya tersisa sedikit.
Davin pun kembali meneruskan pekerjaannya. Ketika selesai, ia bertanya, "Apa ada lagi yang bisa kulakukan, Hyung?"
"Masukkan ini ke kulkas juga," kata Lex.
Davin pun mengambil udang, ayam, dan ikan yang telah di cuci dan melakukan yang dipinta Lex, sedangkan Lex lanjut mencuci cumi-cumi.
Usai tugasnya selesai, Davin mengambil sepotong kue dari ibu Wain siang tadi dari dalam kulkas dan memakannya sembari berdiri.
"Aku selesai. Kau kalah, Zayyan." Sing meletakkan sumpitnya ke lalu berdiri mengambil air.
Zayyan melirik sekilas. "Kita tidak sedang berlomba." Ia lanjut makan. Mendengar itu, Sing hanya tertawa pelan lalu meminum air.
Lex yang telah selesai mencuci pun memasukan box berisi cumi-cumi yang telah bersih itu ke dalam kulkas bagian daging dan sejenisnya. Hendak memeriksa pekerjaan Davin, ia membuka pintu kulkas sebelahnya yang terisi sayuran dan bahan lain. Matanya menemukan sesuatu yang membuatnya terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go || Xodiac
De TodoKisah tentang sembilan pemuda dalam menggapai mimpi mereka bersama. Akankah semuanya berjalan mulus tanpa hambatan? Atau justru banyak rintangan yang menghadang?
