10. Fokus

907 138 27
                                        

Happy Zayyan Day! ✨
.
.
.

"Apa kalian tau boygroup ENHYPEN?" tanya Alex setelah selesai pemanasan.

"Iya," jawab semuanya serempak.

"Bagus. Kalau begitu mari lihat video ini."

Mereka menonton video dance practice ENHYPEN dengan lagu Drunk-Dazed di tembok melalui proyektor yang tersambung dengan laptop.

"Wow, gerakan dance-nya bagus sekali," kagum Gyumin.

"Waaa, pasti membutuhnya banyak energi," kata Davin.

"Sinkronisasi mereka luar biasa," puji Beomsoo.

"Koreonya keren," timpal Leo.

Selesai menonton video tersebut, Lex bertanya, "Apa kami akan mempelajari tarian mereka?"

Alex menggeleng. "Tidak. Hanya memakai lagunya saja."

"Lagunya saja?" tanya Davin.

"Ya. Aku menunjukkan video itu agar kalian tahu seperti apa tarian aslinya."

"Jadi kami akan menari dengan lagu yang sama tetapi gerakannya berbeda?" tanya Hyunsik.

"Benar. Saat ini kalian belum mempunyai lagu sendiri. Jadi, sama seperti sebelumnya bahwa kita akan memakai lagu milik penyanyi lain." Alex memutar sebuah video. "Lihat ini."

Mereka pun menontonnya dan ternyata itu adalah Alex yang menari diiringi lagu ENHYPEN dengan dance berbeda. Namun terlihat begitu cocok dengan musiknya. Ketukan pun pas. Jika ini ditarikan oleh member aslinya dan berkata bahwa inilah dance yang asli, orang-orang pasti akan percaya.

Kesembilan pemuda serius menonton. Memperhatikan baik-baik tarian yang akan mereka pelajari sebentar lagi.

Gyumin tersenyum miris. 'Astaga, versi Alex Hyung terlihat lebih sulit.'

'Aku lebih memilih mempelajari versi aslinya saja.' batin Hyunsik.

'Kupikir akan mudah.' Beomsoo menghela napas berat.

'Sudah kuduga, pasti tidak akan mudah.' Davin tersenyum paksa.

Lex mengerutkan dahi. 'Gerakannya berbeda, tetapi terlihat sama sulitnya atau bahkan lebih sulit dari versi aslinya.'

Zayyan tercengang. 'I-itu yang akan kupelajari?'

Wain terlihat serius. 'Tampaknya akan begitu melelahkan.'

Sing menghela napas berat. 'Aku sudah merasa lelah hanya dengan menontonnya saja.'

'Ini tidak mudah.' batin Leo.

"Okay!" seru Alex. "Kalian harus tahu dan hafal gerakannya lebih dulu. Mari kita coba tanpa musik."

Alex berdiri di posisi paling depan menghadap cermin besar. "Aku akan mempraktikannya dan kalian bisa mengikutiku."

"Baik!" sahut kesembilan pemuda tersebut.

"Kita mulai," ucap Alex.

"One, two, three. Seperti ini, perhatikan tanganku."

Alex melihat anak didiknya melalui cermin, lalu mengerutkan dahi saat melihat seseorang.

"Zayyan, tekuk tanganmu sedikit lagi."

Zayyan langsung mengikuti instruksinya.

"Okay! Selanjutnya masih fokus pada tangan. Gerakkan tangan kalian seperti ini. One, two, three."

Don't Go || XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang