Saat larut malam, Sing, Leo, Beomsoo, Gyumin, Wain, dan Davin kembali. Semua terlihat kelelahan. Mereka melihat Hyunsik dan Lex sedang menonton televisi.
"Kami pulang," ucap Beomsoo.
Hyunsik menoleh. "Um. Bagaimana latihan hari ini?"
"Seperti biasa," jawab Gyumin. "Melelahkan."
"Apa Zayyan sungguh pulang? Apa dia ada di kamar?" tanya Sing.
"Ya," jawab Lex.
"Aku ingin melihatnya," kata Sing berjalan menuju kamar.
Beomsoo mengikuti. "Aku juga ingin melihatnya."
"Aku juga ingin!" sahut Gyumin.
Leo mengekori Gyumin. "Aku juga," ucapnya pelan sambil menggandeng Davin.
Tanpa kata, Wain berjalan cepat di belakang mereka.
"Jangan mengganggunya!"
Deg!
Langkah mereka terhenti seketika. Bukan, bukan karena peringatan itu. Melainkan karena pemilik suara tersebut. Jelas mereka semua tahu siapa yang mengatakannya-Hyunsik.
Setelah menguasai diri, mereka menyahut bersamaan dengan bibir tersenyum tipis. "Ya."
Tak lama, Hyunsik melihat yang sebelumnya masuk kamar, kini keluar kecuali Sing. Tentu, itu kamarnya juga dan dia sedang mandi sekarang.
"Kalian cepat mandi. Dudu sudah memasak makan malam," kata Hyunsik. "Aku sudah makan, rasanya enak sekali."
"Baik!" ucap mereka serempak segera masuk ke kamar untuk mandi.
* * *
Sing duduk di kursi meja rias sedang memakai krim wajah, sedangkan Zayyan termenung di atas ranjang. Benak Zayyan terisi oleh kenangan interaksinya dengan Leo yang mulai terjalin sejak dirinya, Sing, dan Leo, pergi jalan-jalan bertiga satu bulan yang lalu. Berawal dari sana, ketiganya jadi selalu pergi bersama ketika akhir pekan saat yang lainnya pulang ke rumah orangtuanya.
Kemudian Zayyan teringat akan semua kejadian di rumah sakit bersama Lex dan Hyunsik. Semua tindakan dan ucapan tak terduga keduanya melintas dalam kepalanya. Memikirkan semuanya, bibir Zayyan perlahan membentuk senyuman haru dengan mata berkaca-kaca.
Sing berdiri ketika ia selesai. Namun tetap melihat cermin dengan sesekali berpose penuh percaya diri. "Selalu tampan, bagus sekali."
"Ayo sarapan, Zay," ajak Sing berjalan menuju pintu.
"Sing!"
Sing menoleh dan langsung mendapat pelukan dari Zayyan. Sing tentu terkejut atas tindakan Zayyan yang begitu tiba-tiba.
Sing balas memeluk. "Ada apa?" Sedikit rasa khawatir menghampiri Sing.
"Hei, katakan ada apa? Apakah ada masalah?" tanya Sing dengan nada lembutnya ketika Zayyan tak kunjung bicara.
"Tidak," kata Zayyan dengan suara bergetar.
Dahi Sing berkerut. "Jika tidak, lalu apa?"
"Aku, aku merasa senang," kata Zayyan.
"Senang?" Nada bingung Sing begitu kental.
"Umm."
"Senang karena apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go || Xodiac
AcakKisah tentang sembilan pemuda dalam menggapai mimpi mereka bersama. Akankah semuanya berjalan mulus tanpa hambatan? Atau justru banyak rintangan yang menghadang?
