Bertepatan dengan semua berkumpul, sup daging matang. Lex mematikan kompor lalu menuangkannya pada kedelapan mangkuk kosong di atas nampan yang berbaris rapi di samping kompor.
Lex membagikan sendiri sup tersebut yang menemani nasi di mangkuk, ayam goreng, saus cabai, dan udang goreng tepung yang telah terhidang di masing-masing piring lauk bersekat. Tipe makanan yang cukup berat untuk sarapan memang, tapi mereka memang butuh banyak tenaga.
"Wahh harum sekali masakanmu, Hyung," ucap Sing melihat hidangan di meja.
"Pasti enak, aku tak sabar memakannya," sambung Gyumin melihat ayam goreng yang tampak menggoda.
Beomsoo dan Davin yang sedari tadi bermain ponsel usai menyusun mangkuk, sumpit, dan sendok, kini mengalihkan pandangan ke mangkuk sup Wain yang harum menggugah selera. "Sup-nya begitu harum dan terlihat segar. Aku ingin segera merasakannya." Mata Beomsoo melihat Lex yang masih membagikan sup pada Hyunsik.
"Ya, kelihatannya enak," sahut Davin.
'Wah, Lex benar-benar pandai memasak.' batin Zayyan.
Teringat sesuatu, Zayyan segera berdiri dan menuju kabinet. Mengambil sebuah kotak lalu membukanya. Mengeluarkan satu set alat makan pemberian Sing dan hanya mengambil garpu dan sendok saja. Di sisi lain, Sing mengerutkan dahi melihat mangkuk sup Zayyan yang baru saja Lex letakkan. Menatap kembali sup miliknya lalu membandingkannya dengan milik Zayyan, membuat kerutan di dahinya semakin jelas.
Kemudian, Sing memperhatikan menu makanan bagiannya lalu melihat milik Zayyan dan itu hanya membuat raut wajahnya semakin terlihat buruk. Zayyan mendapat sup yang hampir hanya terisi air, porsi nasi yang kurang, ayam goreng lebih kecil, jumlah udang goreng yang lebih sedikit, bahkan saus cabai pun ia perkirakan tak lebih dari dua sendok.
Sing melirik yang lainnya bergantian dan melihat raut wajah mereka, ia yakin jika tak ada yang menyadari tentang porsi makan Zayyan yang berbeda. Kembali menunduk menatap hidangan Zayyan, membuat Sing secara tak sadar mengatupkan rahang erat-erat.
Zayyan kembali dengan membawa sendok dan garpu, setelah sebelumnya ia cuci lebih dulu di wastafel.
"Sing," ucap Zayyan pelan membuat Sing mengalihkan pandangan dari sup tersebut. "Terima kasih." Tangan Zayyan menggoyang-goyangkan dua benda tersebut di depan wajah Sing. Tak lupa, senyum cerianya terpatri begitu jelas.
Mau tak mau, raut wajah Sing melembut. "Mmm."
"Kau membelinya?" tanya Gyumin penasaran melihat alat makan Zayyan yang baru. Beberapa juga mulai memperhatikan.
Zayyan menggeleng. "Sing membelinya untukku."
"Ahh, begitu," ucap Gyumin lalu mulai memakan sarapannya, begitu juga yang lainnya. Meski di ujung, Leo berusaha melirik Sing dan peralatan makan Zayyan bergantian.
Beomsoo yang duduk di samping Zayyan pun menoleh untuk melihatnya, dan saat itulah ia baru menyadari jika porsi makanan Zayyan berbeda. Membuatnya terdiam sesaat, sebelum akhirnya kembali makan dengan sikap setenang mungkin meski sesekali melirik pada Lex dengan tatapan ... sendu.
"Hmm! Enak sekali ayam gorengnya, Hyung," puji Gyumin.
Davin mengangguk. "Aku suka sekali udang gorengnya."
"Aku suka," ucap Leo.
"Enak." Wain menimpali singkat.
"Sup ini segar, rasanya benar-benar seleraku," ucap Beomsoo.
Hyunsik tersenyum bangga menatap Lex yang fokus pada makanannya. "Tentu saja enak. Kita punya chef handal di sini."
Sing yang sedari tadi menunduk sambil fokus makan pun kini memejamkan mata sesaat seolah meredam kumpulan emosi yang menghantamnya lalu ikut bersuara, "Eumm! Masakan Dudu Hyung memang tak diragukan lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go || Xodiac
RandomKisah tentang sembilan pemuda dalam menggapai mimpi mereka bersama. Akankah semuanya berjalan mulus tanpa hambatan? Atau justru banyak rintangan yang menghadang?
