Kini tinggal Aleya, Maira dan Abi Harits saya tinggal di dalam ruangan, Kyai Hasan dan Umi Fatimah pulang ke pondok, kasihan juga si Hisyam kalau di suruh menjaga pondok dalam waktu lama.
Sedang umi Zainab pulang ke rumahnya sebentar, sedang Fathar sedang mengantar mereka semua.
"Kak" panggil Maira, ia saat ini sedang menemani Aleya.
Aleya menoleh ke arah Maira, yang ada di sampingnya, jarak mereka hanya setengah meter saja.
"Hm, Kenapa?" Tanya Aleya sedikit canggung, masih sedikit malu dengan Maira karna kejadian hari ini.
"Aku perhatiin Kakak itu mirip seseorang yang aku kenal deh" celetuk Maira.
Aleya merasa tertarik dengan perbincangan ini, jarang sekali ia dengar ada orang yang menyebutnya mirip dengan seseorang, atau bahkan tidak pernah sama sekali.
"Mirip sama siapa?" Tanyanya antusias.
"Nah itu, aku lupa namanya siapa, Tapi kakak mirip banget loh sama orang itu" ucap Maira.
"Emang orangnya gimana?" Tanya Aleya penasaran.
"Aku kenalnya cuma 3 Minggu doang sih, tapi aku tau kalo dia itu baik... Banget, walaupun agak nakal sih, dia juga cantik kayak kakak" ucap Maira.
Aleya senang bukan main, bukankah itu berarti Maira memujinya secara tidak langsung?
"Terus sekarang dia dimana?" Tanya Aleya.
"Gak tau dimana, soalnya tiba-tiba aja dia keluar dari pondok" ucap Maira sedih.
"Kayaknya, kamu sayang banget sama dia" ucap Aleya.
Maira mengangguk "dia itu berharga banget buat aku, aku sayang banget sama dia, karna dia itu udah nyelamatin aku dari pembullyan" ucap Maira.
Kedua mata Aleya membulat "Lo pernah di bully?" Tanya Aleya tak sengaja mengeluarkan kata 'Lo' pada calon adik iparnya yang alim ini, Maira mengangguk.
"Masih jaman aja orang yang ngebully, sumpah! Gue gak suka banget sama orang tukang bully" kesal Aleya, sedang Maira menatapnya dengan tatapan sulit di artikan.
***
Hari pernikahan sudah tiba, dua insan yang sebentar lagi akan menjadi pasangan suami istri itu merasa gugup satu sama lain, siapa lagi mereka jika bukan Fathar dan Aleya.
Acara akad dilaksanakan di rumah milik keluarga Aleya. Kini Abi Harits sudah melewati masa pemuliham dan sudah di bolehkan pulang kemarin, dan bisa di rawat di rumah saja.
Aleya duduk di depan meja riasnya, memperhatikan penampilannya hari ini, makeup natural, gaun putih yang tampak cantik dan anggun. Aleya sendiri merasa terpana dengan penampilannya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Alfathar
Teen Fiction"Kalo memang kamu masih ada rasa sama lelaki itu, kenapa tidak menolak perjodohan ini dengan tegas? Bukan hanya lelaki itu yang sakit, kamu pun akan sakit. Apalagi kamu sudah berjanji menunggunya" ucap orang yang sedari tadi mendengar perbincangan A...