"sayang... Bangun sayang, ayo sahur" Fathar membangunkan istrinya untuk sahur.
"Bentar lagi A', masih ngantuk ini"rengek Aleya.
"Bangun Zaujati, nanti kalo ngikut ngantuk terus, kamu gak sahur" ucap Fathar.
"Aa' aja yang sahur, kalo yang Aleya baca di Novel, kalo pasangannya kenyang, pasangan satunya lagi juga ikut kenyang" ucap Aleya masih menutup mata.
"Heh, kebanyakan baca novel kamu, mana ada begitu" ucap Fathar.
"Intinya, itu yang Aleya baca A' " jawab Aleya.
"Apa yang kamu baca belum tentu nyata" ucap Fathar, "lagian kalo itu nyata, gimana kalau Aa' makan mie samyang kamu, kan kamu ikut kenyang jadinya" ucap Fathar sedikit random.
Mata Aleya langsung terbuka lebar, "jangan dimakan A' bagian Leya, kan Aa' punya sendiri" ucap Aleya, ia menyibakkan selimutnya dan bangkit dari tempat tidur, setelah itu ia keluar dari kamar.
Fathar geleng kepala melihat kelakuan istrinya, kalau sudah tentang mie yang rasanya pedas istrinya itu pasti langsung bangkit. Setelah melihat kepergian istrinya, Fathar segera menyusul istrinya kedapur.
"A', kenapa gak bangunin Aleya buat bantu masak?" Tanya Aleya sembari duduk di meja makan.
Di atas meja makan sudah tersedia beberapa hidangan, mie samyang, telur ceplok, tahu kecap dan ikan sarden.
"Kamu itu udah dibangunin dari sebelum Aa' masak, tapi kamunya aja gak bangun" ucap Fathar sembari memberikan piring berisikan nasi pada Aleya.
"Sebegitu kebo nya?" Ucap Aleya terkejut.
"Baru sadar heh" ucap Fathar geleng kepala.
***
S
etelah melaksanakan sahur dan sholat subuh, Aleya dan Fathar lanjut belajar Tajwid.
"Kenapa kita belajar tajwidnya subuh A'?" Tanya Aleya sembari membaguskan duduknya, karna salah satu mudah masuknya ilmu adalah dengan posisi yang sopan.
"Karna, kalo malam kita mau taraweh Zaujati " jawab Fathar. Aleya ber-oh ria sebagai jawaban.
"Nah, kemarin kita sudah bahas tentang hukum membaca Alif lam, sekarang kita akan membahas tentang mengenal lafadz Allah"
"Nah, cara membaca lafadz Allah ada dua. Yang pertama ada tafkim, dan yang kedua tarqiq"
"Apa itu Tafkim? Tafkim adalah tebal, di sebut Tafkim apabila lafadz Allah, diawali atau huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhommah, maka dibaca Tafkim ( tebal)"
"Contoh, Allah. Di awali Fathah. Huwallah, huruf sebelumnya berharakat Fathah, lebih tepatnya pada huruf waw. Rasulullah, pada huruf lam terdapat harakat Dhommah, maka semua itu di baca tebal"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Alfathar
Teen Fiction"Kalo memang kamu masih ada rasa sama lelaki itu, kenapa tidak menolak perjodohan ini dengan tegas? Bukan hanya lelaki itu yang sakit, kamu pun akan sakit. Apalagi kamu sudah berjanji menunggunya" ucap orang yang sedari tadi mendengar perbincangan A...