17. Petemuan

3.5K 145 0
                                    

Setelah mengantar Hanafi ke bandara, dan jalan-jalan, keluarga Aleya mampir ke Swalayan terlebih dahulu untuk membeli beberapa barang.

Umi Zainab juga ingin membeli keperluan untuk Dapur yang habis. Mereka sudah membagi tugas, umi Zainab dan Abi Harits ke bagian dapur, sedangkan Aleya dan Fathar pergi membeli keperluan lainnya, dan nanti mereka semua akan bertemu di dekat kasir.

"Mau beli apa dulu?" Tanya Fathar sambil mendorong troli belanja.

"Beli pembalut dulu A' , takut lupa" ucap Aleya, Fathar mengangguk lalu mengikuti kemanapun Aleya pergi.

"Bagusan mana A'? Yang ini, atau yang ini ya?" Tanya Aleya sembari menyodorkan dua jenis pembalut, ia ia bingung harus memilih yang mana.

"Saya gak tau Aleya, saya gak paham begituan" ucap Fathar.

"Oh iya" ucap Aleya, kemudian memilih untuk membeli yang biasa ia pakai saja.

"Setelah ini mau beli apa lagi?"

"Hmm.. liat kesana dulu A' " ucap Aleya menunjuk ke arah bagian skincare, Fathar mengikuti langkah istrinya.

"Setelah itu apalagi?" Tanya Fathar setelah Aleya selesai dengan urusan memilih skincare nya .

"Jajan dulu" ucap Aleya kemudian berjalan duluan ke rak makanan.

"Okey" ucap Fathar kemudian kembali mengikuti istrinya.

"Aa' mau apa?" Tanya Aleya.

"Terserah kamu aja, apa yang kamu suka, saya juga suka" ucap Fathar.

"Oke, aku mau ini, ini, ini ,ini, ini, ini..."

"Stop, gak kebanyakan sayang?" Tanya Fathar spontan saat melihat banyaknya jajan yang di masukkan oleh Aleya ke dalam troli.

Blushh..

Pipi Aleya mendadak panas mendengar kata 'sayang' yang di ucapkan spontan oleh fathar.

"E-enggak A' " ucap Aleya.

"Pipi kamu merah, kamu capek?" Tanya Fathar.

"Enggak, kayknya karna panas kali ini" ucap Aleya mengibas-ngibaskan wajahnya dengan tangan.

"Panas? Dingin gini kok, hidup semua ini AC nya" ucap Fathar.

"Gak tau deh A', yuk lah, cari jajan lain" ajak Aleya, Fathar lagi-lagi menurut.

Saat sedang mencari-cari makanan lain, mata Aleya berbinar ke satu titik, "A', mau ini yah" ucap Aleya, menunjukkan mie yang rasanya pedas sekali.

Fathar menggeleng pelan, "kemarin kamu udah beli seblak yang rasanya selangit, sekarang enggak boleh, lain kali aja" ucap Fathar.

"Boleh dong A' " bujuk Aleya sambil menarik kain baju Fathar bagian lengan.

"Enggak, saya bilang enggak, ya enggak Sayang" ucap Fathar berusaha sabar.

Meski lagi-lagi Aleya blushing, tapi ia memelih untuk membujuk Fathar, "boleh dong A', makannya akhir pekan aja deh, ya?" Bujuk Aleya lagi.

Gus AlfatharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang