Sesuai janji, Aleya dan Fathar kini baru saja sampai di pasar malam, mereka berdua memakai baju serasi malam ini.
Padahal mereka berdua tidak janjian, mereka memakai baju bewarna biru langit dengan atasan hitam. Sangat serasi sekali mereka, membuat orang yang melihat mereka sedikit iri.
"Kita mau main apa dulu?" Tanya Fathar.
"Naik bianglala dulu, yuk A' "ajak Aleya.
"Ayuk" ajak Fathar sambil menggenggam tangan Aleya.
Deg
Aleya terkejut tiba-tiba tangannya di genggam oleh suaminya, ia mencoba melepas tautan tangan mereka dengan pelan.
"Gini aja, nanti kamu hilang. Ini lagi ramai" ucap Fathar tanpa melihat ke arah Aleya di sampingnya.
Aleya diam saja tak membalas ucapan suaminya, jantungnya sudah berdetak tak beraturan, ia merasa canggung. Hampir 2 Minggu sudah pernikahan mereka, tetapi mereka jarang kontak fisik.
(Ly : modus kau Athar!
Athar. : biarin! Orang istri sendiri kok! Bilang aja iri😏)Akhirnya mereka berdua di sampai di area bianglala, ternyata ramai sekali yang ingin menaiki permainan satu ini.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya mereka bisa menaiki permainan tersebut. Tanpa mereka sadari, sejak mereka datang ke arena permainan bianglala, ada 3 orang yang memperhatikan mereka berdua.
"A' " panggil Aleya, Fathar menjawab dengan deheman.
"Cantik banget ya pemandangan dari atas sini" ucap Aleya, menatap kagum ke arah bawah.
"Ucap MasyaAllah" tegur Fathar.
"Eh iya, MasyaAllah" ucap Aleya meralat ucapannya.
"Mau tau gak apa yang lebih indah dari pemandangan yang sedang kamu liat sekarang?" Tanya Fathar.
"Gak tau, emang apa?" Tanya Aleya.
"Pemandangan yang ada di mata saya" jawab Fathar.
Aleya melihat sekitar, tapi semua sama saja, emang apa yang ada di depan mata suaminya? Apa suaminya bisa melihat pemandangan gaib?
"Emang, Aa' liatin apa?" Tanya Aleya.
"Coba sini deketan, liat apa yang ada di mata saya" ucap Fathar.
Aleya dengan polosnya mendekat, memperhatikan dengan Lamat mata indah berwarna coklat milik suaminya.
"Ada apa di mata saya?" Tanya Fathar.
"Gak ada apa-apa A', yang ada cuma bayangan wajah Aleya sendiri" jawab Aleya.
"Itulah pemandangan indah Dimata saya" jawab Fathar menahan senyumnya.
Aleya mundur, kemudian mencerna ucapan suaminya, saat mengerti ia segera menutup wajahnya salting, ingin berguling-guling saja rasanya. Tapi tidak mungkin ia berguling di bianglala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Alfathar
Teen Fiction"Kalo memang kamu masih ada rasa sama lelaki itu, kenapa tidak menolak perjodohan ini dengan tegas? Bukan hanya lelaki itu yang sakit, kamu pun akan sakit. Apalagi kamu sudah berjanji menunggunya" ucap orang yang sedari tadi mendengar perbincangan A...