Baru saja Hanafi datang membawa obat, Abi Harits langsung mengajak keluarganya pulang ke rumah kediaman Aleya dan Fathar, dia akan meminum obatnya disana.
Fathar menggendong tubuh Aleya yang sudah lemah dan sulit untuk sekedar bergerak, karena tenaganya sudah habis tadi.
Fathar dan Hanafi berlalu duluan, sedang Abi Harits dan umi Zainab belakangan karena tadi Risa menghampiri mereka.
"Bu, Pak, maafin saya yang sudah membuat anak bapak seperti sekarang ini. Saya amat menyesal atas kelakuan saya dimasalalu, mohon maafkan saya." Ucap Risa, ia berlutut di hadapan Abi Harits dan umi Zainab sembari kedua telapak tangannya menyatu tanda maaf.
Abi Harits mengkode ummi Zainab untuk tidak membiarkan gadis itu melakukan itu, ummi Zainab pun mengerti.
"Sudah nak, jangan seperti ini" ucap lembut ummi Zainab. Ia membantu Risa untuk berdiri.
"Iya nak, kami sudah memaafkan mu, yang sudah lalu biarlah berlalu. Setidaknya, kamu tidak akan mengulangi hal yang sama nantinya" nasihat Abi Harits.
"Semudah itu?" Tanya Risa.
Abi Harist tersenyum sembari mengangguk. "Kita semua hanyalah manusia yang sering melakukan kesalahan. Lantas, apa hak kami untuk tidak memaafkan orang lain termasuk kamu? Lagi pula kamu sudah sadar kesalahanmu dan tidak mengulanginya lagi. Itu bagus " jawab Abi Harits.
"Iya nak, lagi pula saat itu kamu juga masih remaja yang mempunyai emosi yang belum bisa teratur, kami paham" ucap umi Zainab menambahi.
Mata Risa berkaca-kaca, "tapi... Apa Zahra mau memaafkan aku?" Tanya Risa lalu ia tersenyum getir, "sepertinya tidak, bagaimanapun aku adalah orang yang membuatnya seperti sekarang" ucap Risa.
"Zahra sudah memaafkan mu, nak" ucap umi Zainab.
Risa menoleh tak percaya akan ucapan umi Zainab.
"Iya, dia sudah memaafkan mu meski dia belum bisa berdamai dengan masalalunya. Kami minta do'a dari kalian ya, agar Zahra cepat berdamai dengan traumanya." Ucap Abi Harits.
"Iya nak Risa, dan juga...." Umi Zainab menggantung ucapannya.
"Ada apa Bu?" Tanya Risa.
"Untuk beberapa waktu, tolong jangan lihatkan diri kamu dihadapan Zahra. Sampai ia bisa berdamai dengan masalalunya" ucap umi Zainab.
Risa menghela nafas pasrah, sepertinya ia tidak bisa bertemu langsung dengan Aleya dan meminta maaf langsung padanya.
"B-baik Bu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Alfathar
Teen Fiction"Kalo memang kamu masih ada rasa sama lelaki itu, kenapa tidak menolak perjodohan ini dengan tegas? Bukan hanya lelaki itu yang sakit, kamu pun akan sakit. Apalagi kamu sudah berjanji menunggunya" ucap orang yang sedari tadi mendengar perbincangan A...