16. Bandara

3.8K 137 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari sudah tiba, semua anggota keluarga sudah selesai makan malam dan berkumpul di ruang tamu sambil bertukar cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam hari sudah tiba, semua anggota keluarga sudah selesai makan malam dan berkumpul di ruang tamu sambil bertukar cerita.

"Jadi, kapan kalian akan pindah rumah Athar?" Tanya Abi Harits.

"InsyaAllah, akhir pekan Abi" jawab Fathar.

"Lah, kita mau pindah dari sini A'?" Tanya Aleya.

"Iya Aley" jawab Fathar.

"Kok gak bilang-bilang" kesal Aleya yang duduk di samping Fathar.

"Rencana mau ngasih tau kamu malam ini, tapi kedeluan sama Abi" jawab Fathar.

"Tapi Aleya gak mau pindah A' " ucap Aleya.

"Zah, kamu itu harus ikut suami. Gak selamanya kamu harus tinggal Sama umi dan Abi, lagian kan, kmu bisa kesini kapan aja" ucap Umi Zainab.

"Tau. Kalo gak nurut suami, entar jadi istri durhaka loh" ucap Hanafi memanas-manasi.

"Diem! Dasar jomblo" ucap Aleya.

"Bukan aku doang kok yang jom--" ucapan Hanafi terhenti saat menyadari, hanya dirinya lah di keluarga ini yang jomblo, "iya juga, cuma aku doang yang jomblo disini, adek si Gus dah pulang sama keluarganya. Kalah aku kali ini" batin Hanafi.

Sedang Aleya sudah tertawa terpingkal-pingkal, dan Fathar sudah terkekeh melihat wajah datar yang di tampakkan oleh Hanafi, ada-ada saja Abang ipar nya itu.

"Kamu kapan balik ke Mesir?" Tanya Abi Harits kini pada Hanafi.

"Besok lusa Abi" jawab Hanafi.

"Sudah di siapin semua barang kamu?" Tanya umi Zainab.

"Alhamdulillah sudah umi, Hanafi gak bawa banyak barang kemarin" jawab Hanafi.

Tak terasa, 3 Minggu sudah Hanafi berada di rumah ini, jadi ia harus kembali ke Mesir, karena masih banyak tugas yang ia tinggalkan disana, apalagi sebentar lagi ia akan lulus sekolah di Mesir.

"Cepet banget" celetuk Aleya.

"Udah lama itu" jawab Hanafi.

Gus AlfatharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang