Aleya, umi Zainab dan Cayla saat ini sedang berada di Mall, mereka sedang berbelanja pakaian dan kebutuhan dapur. Mereka bertiga asik berbelanja, sedang para lelaki entah pergi kemana, mereka tak peduli.
Saat ini mereka sedang mencari toko pakaian syar'i, sedang perlengkapan dapur sudah dibeli.
"Mampir ke toko gamis itu aja, umi" ucap Aleya sembari menunjuk sebuah toko, umi Zainab mengangguk, sedang Cayla hanya diam saja. Bingung harus apa.
Mereka bertiga pun masuk ke toko tersebut, mencari baju gamis yang cantik menurut mereka.
"kak Cayla, ini bagus gak?" Tanya Aleya, ia menempelkan baju gamis tersebut ke badannya.
"Cantik, cocok buat kamu" ucap Cayla.
"Kalo kakak suka yang mana?" Tanya Aleya.
Cayla melihat sekitar, kemudian mengambil sebuah baju, "yang ini cantik, tapi mahal pasti" ucap Cayla, mengembalikan baju yang ia ambil tadi.
"Kalau mau, ambil aja nak" ucap umi Zainab lembut.
Aleya mengangguk, "ho'oh, soal bayar gak perlu pusing, kan Ada ATM Berjalan" ucap Aleya memaksudkan abinya dan suaminya.
"Gak deh" ucap Cayla, kemudian pamit dan ia lanjut melihat baju, karna segan dengan keluarga tersebut.
Aleya melihat baju yang di pegang oleh Cayla tadi, kemudian mengambilnya dan membawanya. Setelah setengah jam lebih mereka memilih baju, mereka pun pergi untuk membayar belanjaan.
"Biar Zahra aja yang bayar, umi sama kak Cayla tunggu di luar aja" ucap Aleya, umi Zainab pun mengajak Cayla keluar dari toko tersebut.
Aleya bukannya langsung membayar, ia mengambil beberapa baju gamis dan kerudung yang Cayla ambil tadi, ia tau Cayla sangat suka baju itu, jadi ia beli saja.
"Totalnya 895.000, mba" ucap penjaga kasir, Aleya memberikan uang sebanyak yang diminta. Kemudian membawa belanjaannya keluar dari toko.
"Udah?" Tanya Cayla saat melihat Aleya keluar dari toko, Aleya mengangguk.
"Setelah ini, mau ngapain?" Tanya Cayla.
" Makan dong, tadi Aa' ngechat aku, katanya ada di restoran lantai 4" ucap Aleya.
"Ya udah, Kita kesana aja" ucap umi Zainab, kemudian mereka pergi ke lift menuju lantai 4.
***
Satu rombongan tersebut duduk di meja yang sama, mereka berenam tampak menikmati makanan yang di hidangkan, tentu saja makanan tersebut sangat lezat. Aleya sibuk memfoto makanan dan sesekali memvidio kebersamaan mereka.
"Makan dulu, sayang" tegur Fathar.
"Bentar A', aku foto dulu, biar dikirim sama Abang, terus dia kesel deh" ucap Aleya santai, ia mengirim foto-foto tersebut ke Abang nya.
"Hobby banget kamu gangguin Abang" ucap umi Zainab.
"Abang juga sama, suka bikin Zahra, kesal" ucap Aleya.
"Kalian sama aja" final Abi Harits geleng kepala.
Aleya menyengir, kalau dipikir-pikir. Memang kelakuan sang Abang dan dirinya tak jauh berbeda.
Aleya kembali memakan makanannya sembari melihat sekitar, hingga ia menangkap sebuah pemandangan yang membuatnya terkejut dan kecewa.
"Aku salah liat kan?" Batin Aleya, menatap sendu pemandangan yang tak jauh dari tempatnya.
***
"Yang, besok kita pulang ya" ucap Fathar, ia baru saja selesai mandi.
"Kenapa A'?" Tanya Aleya, ia sedang merapikan tempat tidur.
"Aa', ada urusan di Rumah Tahfidz, lagian kita disini udah 4 hari" ucap Fathar.
Niat ingin menginap 3 hari malah sudah 4 hari.
"Oke... " Jawab Aleya seadanya, ia lanjut membereskan tempat tidur.
"Kamu kenapa?" Tanya Fathar, ia merasa sejak pulang dari restoran, Aleya jadi lebih banyak diam.
"Gak papa" jawab Aleya, menatap ke arah suaminya.
fathar mendekat, menuntun istrinya untuk duduk di atas kasur, lalu ia berjongkok di depan istrinya, "kamu kenapa? Coba cerita cama Aa' " ucap Fathar, ia mengelus kedua telapak Aleya.
"Aleya, gak papa, A' " ucap Aleya, memandang suaminya ke bawah, karna posisi Fathar sedang berjongkok di hadapannya.
"Jangan bohong, Aa' tau kamu pasti lagi mikirin sesuatu" ucap Fathar.
"Gak ada A' " ucap Aleya.
Fathar membuang nafas pelan. "ya sudah, kalo ada apa-apa, cerita ke Aa' " ucap Fathar, kemudian dia berdiri dan memeluk istrinya.
Karena Aleya berposisi duduk di kasur dan Fathar berdiri, jadilah wajah Aleya menabrak perut berotot suaminya.
"Awshh.." ringis Aleya, ia menjauhkan wajahnya, bukan karna sakit, tapi refleks karna terkejut.
"Kenapa?" Tanya Fathar.
"Perut Aa' itu yang kenapa, keras! Aa' makan baja ya" ucap Aleya kesal.
"Bukan, mau tau kenapa?" Tanya Fathar sambil tersenyum jahil.
"Kenapa?" Tanya Aleya polos.
Fathar terkekeh dan menyingkap kausnya, menampilkan perutnya yang terbentuk otot kotak-kotak.
Refleks Aleya langsung menutup wajahnya dan berteriak. "Aa', ngapainnnnnn" .
"Lah, nunjukin perut Aa' " ucap Fathar terkekeh.
"Aurat A' "
"Aurat? Kan kmu istri Aa' " ucap Fathar, kembali menurunkan kausnya.
"Lah, iya, ya" ucap Aleya dengan wajah yang ingin di cubit saja rasanya, "udahlah, Aleya mau mandi" ucap Aleya kemudian pergi ke kamar mandi.
"Hisyam" gumam Fathar sambil menatap pintu kamar mandi dengan sendu, sedang tangannya mencengkram Kasur dengan kuat.
Flashback on
Di tengah asyiknya makan bersama di meja sebuah keluarga mereka, dari kejauhan fathar dapat melihat orang yang sangat ia kenali, Hisyam. sepupunya sendiri. Di hadapannya ada 2 orang perempuan dan seorang lelaki paruh baya di sampingnya, Fathar tidak dapat melihat wajah mereka karena posisinya membelakangi meja Fathar.
Keempat orang tersebut tampak sedang membicarakan hal penting, dan fathar memilih tidak peduli. Dan disaat bersamaan istrinya menatap ke arah meja Hisyam dengan tatapan sendu. Fathar melihat jelas pemandangan itu.
Flashback on
°°°°°
-Publish, 06 Maret 2024
-Revisi, 29 Maret 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Alfathar
Ficção Adolescente"Kalo memang kamu masih ada rasa sama lelaki itu, kenapa tidak menolak perjodohan ini dengan tegas? Bukan hanya lelaki itu yang sakit, kamu pun akan sakit. Apalagi kamu sudah berjanji menunggunya" ucap orang yang sedari tadi mendengar perbincangan A...