Aleya terbangun dari tidurnya, ia mengucek-ngucek matanya kemudian menatap sekeliling.
"Perasaan aku terakhir di mobil deh, kok udah disini aja?" Gumam Aleya.
Aleya turun dari atas kasur kemudian membuka pintu, ia ingin mencari keberadaan suaminya. Ia mulai menuruni anak tangga satu persatu sambil celingukan, sebab ini kali pertama ia berada disini.
Saat hampir sampai di anak tangga terakhir, Aleya mendengar suara suaminya sayup-sayup, tidak jauh dari tempat ia berdiri.
"Bang, kak Zahra itu kak Zaza kan?" Aleya mendengar suara itu langsung mengenalinya, itu adalah suara adik iparnya, Maira.
"Iya, dia Zaza yang kamu kenal" jawab Fathar.
Alis Aleya menyernyit, siapa yang mereka bicarakan? Apakah Zahra yang dimaksud adalah dirinya?
"Zaza? Nama itu kayak gak asing deh" gumam Aleya.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam "
Aleya mengintip dari balik dinding untuk melihat siapa yang datang, ternyata ummi Fatimah, kyai Hasan dan seorang pemuda yang Aleya tak kenal tapi wajahnya tak asing.
Aleya keluar dari persembunyiannya, ia menyalam Kyai Hasan dan Umi Fatimah, kemudian berdiri di samping suaminya tanpa sepatah kata.
"Kalian sudah sampai? Kapan sampainya?" Tanya Kyai Hasan sembari duduk di single sofa.
Yang lain juga ikut duduk, sedang umi Fatimah pergi kedapur untuk membuat minuman.
"Baru saja dua jam yang lalu abi" jawab Fathar.
"Abang kapan sampai nya?" Tanya Maira pada pemuda yang tidak dikenal Aleya tadi.
"Baru saja" jawab pemuda itu, yang ternyata adalah Fatih.
Mata Fatih tak sengaja menangkap sosok Aleya, "ternyata kamu, kamu ingat saya?" Tanya Fatih.
Aleya bingung, ia menatap suaminya dan dibalas hal yang sama, "Aa', maksudnya apa?" Bisik Aleya.
"Dia sepertinya kenal, hanya mungkin agak lupa bang" jawab Fathar.
"Dan kamu tidak mencoba mengingatkan?" Tanya Fatih.
"Sudahlah, nanti juga ingat pasti" ujar kyai Hasan.
Aleya bingung dengan keluarga ini? Ada apa sebenarnya? Apa ia melupakan sesuatu? Tadi Maira dan suaminya menceritakan orang bernama Zahra. Kini Abang iparnya malah menanyakan hal apa dirinya kenal dengan Abang iparnya itu.
"Abi, kemarin Hisyam datang ke rumah " ucap Fathar mengalihkan pembicaraan.
"Ahh.. bentar lagi dia datang buat menyampaikan sesuatu untuk kita" ucap Kyai Hasan.
Disaat bersamaan orang yang dimaksud dan umi Fatimah hadir di antara mereka.
"Assalamualaikum " ucap Hisyam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Alfathar
Teen Fiction"Kalo memang kamu masih ada rasa sama lelaki itu, kenapa tidak menolak perjodohan ini dengan tegas? Bukan hanya lelaki itu yang sakit, kamu pun akan sakit. Apalagi kamu sudah berjanji menunggunya" ucap orang yang sedari tadi mendengar perbincangan A...