48. Pernikahan

2.2K 106 14
                                    

Aleya masuk begitu saja ke kamar Aisyah tanpa mengetuk pintu dan tanpa mengucapkan salam dengan wajah muram. Membuat penghuni asrama terkejut dengan kedatangan Aleya, belum lagi ini habis Maghrib. Aleya menutup pintu dengan tidak santainya.

Brak!

"Astagfirullah Ning!" Ucap mereka mengelus dada.

Aleya tak peduli dan malah merebahkan dirinya di kasur milik Aisyah. Ia sudah beberapa kali bertemu dengan teman asrama Aisyah, jadi, sudah saling mengenal.

"Kamu kenapa Zah?" Tanya Aisyah mendekat.

Saat ini, mereka sedang melakukan kegiatan membarisi kitab Arab gundul, yang dibimbing oleh Aisyah sebagai senior dan sangat mahir dalam hal ini tentunya.

"Nanti, kalo suami aku datang, bilang aja aku mau tidur disini" ucap Aleya tak menjawab pertanyaan Aisyah.

Santriwati yang lain hanya diam saja, tak berani menganggu, Aleya kalau sudah bad mood amarahnya suka meledak-ledak, mereka tidak ingin kena Omelan Aleya seperti beberapa bulan lalu. Jika Aleya sedang mengomel disaat Bad mood, cicak jatuh pun diomelin.

Tok! Tok! Tok!

"Itu pasti suami aku, bilang aja aku lagi pingin nginap disini" ucap Aleya tanpa membalikkan wajahnya kearah Aisyah.

"Aleya" suara Fathar terdengar, "Aa' tau kamu didalam" ucap Fathar, diluar ia ditemani oleh Maira.

"Aku gak berani, Zah"ucap Aisyah.

"CK! Dia gak bakal hukum kamu karna itu Aisyah" kesal Aleya.

Aisyah menarik nafas sabar, ia pun berjalan menuju pintu dan membukanya. "A-afwan Gus, Zahra sedang ingin menginap disini" ucap Aisyah, dia menundukkan pandangan, selain menjaga mata, ia juga takut.

"Suruh dia pulang, jika ingin menginap, lain kali saja"

Aleya yang mendengar ucapan suaminya lantas bangkit dengan geram, dan berjalan menuju pintu. Dia menarik tubuh Aisyah kebelakang nya, dia menyorot tajam wajah suaminya.

"Lo budek ya?! Gak denger Aisyah ngomong apa?! Gue pingin nginap disini, jangan ganggu gue! Mending Lo pergi deh, dari sini!" Ucap Aleya membanting pintu dan menguncinya dengan penuh amarah.

Brakk!

Semua yang ada didalam asrama refleks menutup mulut terkejut, tak percaya akan kelakuan dan ucapan Aleya barusan, bahkan Aisyah ikut menutup mulutnya dengan tangan.

Bahkan, Maira yang ada di luar juga ikut menutup mulut terkejut, ia memperhatikan pintu yang tertutup dan wajah abangnya secara bergantian. Wajah Fathar merah menahan marah, urat dilehernya juga ikut menonjol, Mengerikan!

"Kita pergi!" Ucap Fathar berbalik dan menjauh dari asrama.

Dengan cepat Maira mengikuti abangnya karna tak ingin membuat abangnya semakin marah.

"Istighfar bang, amarah itu datangnya dari setan" ucap Maira sedikit takut berdiri di samping abangnya. Ia tak pernah melihat Fathar semarah ini sebelumnya.

Fathar memejamkan matanya, mencoba untuk meredakan amarahnya. "Astagfirullahal 'adzim" lirih Fathar.

"Biarin kak Zaza tenang dulu, kasih kak Zaza waktu" ucap Maira.

Fathar mengangguk, "kamu datangi dia besok, lihat keadaannya" ucap Fathar.

"Iya bang, aman. Aira bakal bantu" ucap Maira.

***

"Zahra, gak papa itu suami kamu digituin?" Tanya Aisyah panik sendiri.

Aleya berjalan kembali ke kasur Aisyah, dan merebahkan dirinya disana, "biarin aja, emang pantes!" Ucap Aleya.

Gus AlfatharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang