Seisi kelas mendesah kecewa termasuk Ily di bangkunya. "Gara gara Robin, nih! Udah tau gue mageran anaknya disuruh lomba olahraga."
Kenzo disamping menyandarkan punggungnya. "Hm? Robin biang kerok nya?"
Ily mengangguk lesu. "Lu dapat apa tadi?"
"Basketball," jawabnya. Ily melihat kertas di tangannya, dia mendapatkan lomba lari.
Sebetulnya tadi ada undian nomor, siapa yang mendapat angka dia yang ikut lomba, setiap kelas seperti itu.
Apesnya, dirinya dapat nomor, nyebelin.
Dia tau semua ini ulah Robin karena guru di depan sana menceritakan sedikit kejadiannya.
SMA Andromeda.
Gesta, Elang, Liam juga Evan menggerutu karena harus ikut lomba yang akan di adakan.
"Gue mager anjing," keluh Elang. Gesta si tidak mager hanya sebal saja dari mereka berenam hanya Keandra yang tidak ikut.
Sama seperti SMA Bimasakti, SMA mereka juga menggunakan undian untuk siapa saja yang akan ikut lomba nanti.
"Hoki banget lu, dra," ujar Evan. "Gimana si biar kek lu gitu, tuker posisi sini."
Keandra yang duduk anteng di bangku mengedikkan bahunya. Ia juga tidak tau, setiap kejadian mirip seperti ini dirinya selalu aman.
Bahkan dalam permainan pun dia selalu menang, tidak semua tapi dominan.
"Ya udah si kalian terima aja toh basket kan gak awam buat lu pada," balas Keandra
Al mengangguk setuju.
"Tapi kenapa gitu loh?! Kenapa lu gak dapat!" sebal Gesta.
"Biasalah, Keandra gitu loh," ujarnya sok keren.
"Keandra." Mereka semua melihat Gavya yang tiba-tiba menaruh sekotak bekal bewarna biru di meja. "Biar kamu hemat uang."
Evan langsung menyambar kotak itu buat si pemberi tampak kesal. "Evan! Itu buat Keandra tau!"
Dengan sengaja Evan mencium bau harum di dalamnya. "Wangi banget, Gav! Udah cocok lu jadi calon istri."
Mendengar itu pipi Gavya bersemu dengan senyum malu. Ekor mata Evan melirik Liam yang memasang wajah kecut.
"Calon istri Liam maksudnya," sambungnya meletakkan kotak itu di depan Liam yang mengukir senyum.
"Apaan si!" Dia tidak terima, mengambil kembali kotaknya. "Dra ini buat kamu jangan sampai Evan atau Liam yang makan, ya? Khusus untuk kamu loh."
Keandra mengusap tengkuk lehernya bingung. "Okay, thanks.
Setelah kotak itu aman berada di tangan Keandra, Gavya permisi untuk pergi.
Liam menekuk wajahnya.
"Nih nih makan nih." Keandra menyodorkan kotak itu buat wajah Liam berseri kembali.
"Thanks banget, bro. Lu emang temen sejati gue, aduh gue terharu banget ini sumpah," ujarnya sok sedih.
"Lebay lo."
"Tembak lagi aja, Li. Siapa tau kali ini dia mau." Elang memberikan saran.
"Pala lo, dia masih bucin garis keras sama si Keandra gitu yang ada di tolak tiga kali gue," semprotnya.
"Ganti gebetan lah susah amat," timpal Gesta.
"Tak sengampang itu~" Nyanyi Evan buat Liam mendengus.
Benar, tidak semudah itu untuk menghapuskan rasa cinta nya. Al hanya menyimak seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEANDRA
Teen FictionSequel 'Baby of a bad boy' { Bisa di baca secara terpisah } "Gak akan ada satu perempuan yang bisa buat gue bertekuk lutut!" Kata-kata bullshit dari sang ketua KAGELE THE DRAGON, nama geng motor terkenal di kota Jakarta. Jutaan perempuan mengejarn...