24. KEANDRA

171 17 1
                                    

Beberapa hari belakangan ini, Keandra tidak memperlihatkan batang hidungnya sedikitpun.

Ily juga sudah bodoamat dengannya, untung saja belum menjatuhkan hati sepenuhnya untuknya. Kalau iya bisa patah hati dia, nangis 7 hari 7 malam.

Walau sedikit overthinking.

"Ken, lo pulang sama siapa?" tanya Ily seiring tangannya memasukkan buku ke dalam tas.

"Sama gue." Ily melihat Vira yang menjawab. Kenzo menaikkan satu alisnya bingung, pasalnya dia tidak pernah janjian dengan siapapun.

"Hari ini Kenzo sama gue soalnya Agus kan lagi sibuk, lu mau kan, Ken?" sok manis Vira.

Kenzo mengangguk sekilas. "Terserah aja."

Ily sedikit cemberut, kenapa dirinya tidak bisa melawan teman temannya?

Dasar cewek bodoh! Bodoh! Bodoh!

Kenzo juga iya iya aja, apa dia tidak merasa dekat dengan Ily? Apa hanya Ily yang merasa dekat dengannya?

Pada akhirnya ia berjalan sendiri di koridor menuju gerbang sekolah.

Kakinya tertahan sejenak saat melihat laki-laki yang tidak dia temui beberapa hari ini berada di depan gerbang sekolah sekarang.

Melanjutkan langkahnya ia melengos pergi tidak perduli.

"Ly? Buru buru amat mau kemana si?"

Gadis itu menepis tangan Keandra. "Gak usah pegang pegang gue!"

Keandra membulatkan matanya. "Eh? Kenapa?"

Ily merotasikan bola matanya memilih melanjutkan perjalanan nya daripada menjawab pertanyaan tidak bermutu itu.

Keandra yang masih bingung mengejar nya. "Ly? Gue salah apa? Lu kok kaya benci banget sama gue?"

Dia bisa merasakan tatapan Ily yang berbeda dari biasanya walau perempuan itu memang galak.

Tidak ada jawaban sama sekali dari Ily, sontak tangan Keandra refleks ingin menahan pergelangan tangannya lagi. "Tungg-

Ily menyentaknya lagi kali ini dengan dorongan kuat di dada hingga Keandra mundur beberapa langkah, bahkan ucapan Keandra terhenti saking syok nya.

"Gak usah ganggu gue lagi! Lu itu hama di hidup gue! Anggap kita gak pernah kenal satu sama lain!"

"Ta--"

"DIAM!!!"

Keandra merapatkan bibirnya, membiarkan Ily pergi meninggalkannya.

Mata Ily memancarkan kekecewaan tapi Keandra tidak tau salah dia apa?

Dia menyugar rambutnya frustasi. "Gue salah apaan njing."

☠️

Tidak, Ily tidak langsung pulang ke rumah. Dia mengambil tempat duduk di salah satu bangku jalan di bawah pohon.

Panas.

Ia mengibas ngibaskan kerah baju seragamnya. Hanya ingin beristirahat dari panasnya kota Jakarta siang ini.

Suara musik entah darimana terdengar masuk ke telinga, tapi badut yang tidak jauh di depannya lebih menarik perhatiannya.

Bergoyang, lenggak-lenggok dengan lihainya. Ily tertegun entah karena lagu atau memang badutnya sangat lucu dia sampai tertawa.

Banyak orang sekitar yang menjadikan badut beruang itu pusat perhatian.

Melihatnya terus menari, Ily melebarkan senyumnya dan bertepuk tangan tanda apresiasi.

KEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang