Vira dan Sinta tampak tidak suka dengan interaksi dua orang di belakang bangkunya.
"Mau kan? Gimana? Gue gak maksa kok." ucap Ily tersenyum.
Tadi Ily menawarkan Kenzo untuk menonton bioskop bersama nanti malam.
"Boleh aja."
Ily tersenyum malu dengan semu merah di pipinya.
"Kenzo, malam nanti bakal ada pertandingan bola di stadion kenapa gak nonton itu aja?" tanya Vira sok manis.
"Oh ya? Ada?"
"Ada! Gue juga mau nonton loh, bareng yuk?" ajaknya. Kenzo menatap Ily yang mendadak kalem.
"Ly gak apa apa?" tanyanya.
"Ah gak apa-apa itu kan hak lo," ujar Ily tersenyum manis.
"Boleh deh, vir," Kenzo menjawab sambil melihat Vira yang tersenyum girang.
"Nih minum, haus kan panas nih disini," ujar Sinta ikut ikutan, Kenzo menerimanya.
Mereka bertiga mengobrol layaknya Ily tidak berada disini. Selalu terasingkan ketika obrolan di ambil alih temannya.
Sudah mencoba berbaur tapi suaranya bagai angin lewat saja. Ily juga tidak mengerti kenapa Vira dan Sinta yang sudah memiliki pacar berani mendekati Kenzo.
Apa sebagai teman?
Entahlah waktu Agus saja Vira sudah mempunyai pacar tau tau di putuskan dan jadian pada mantan Ily itu.
Entah niatnya apa?
Ily juga tidak berniat bersaing karena dia selalu kalah dalam segala hal.
Buat apa?
☠️
"Ampun pak ampun ampun!" Gesta meringis kala pak Arto menjewer telinganya."Bosen saya liat rambut mu merah melulu lain kali ganti jadi warna hitam kan ademan dikit," omelnya.
Temannya yang menyaksikan malah terkikik geli.
"Kamu juga Evan! Apa apaan itu kalung, lepas!" titahnya. Evan menurut melepas kalungnya setengah tidak rela.
"Sini kasih ke bapak!" perintahnya.
"Bilang aja bapak juga pengen gak mampu beli, kan," katanya berjalan menuju pak Arto untuk menaruh kalung itu di telapak tangan nya.
"Lambeh mu! Di kira bapak apaan suka pakai kalung begini," protesnya.
"Kali aja kan pak mau balik muda lagi," timpal Liam yang mendapat tatapan sinis buat dia meneguk ludah.
"Elang!! Rambut potong! Mau jadi apa kamu rambut sepanjang itu hah?" Pak Arto beralih melihat Elang.
Ini bukan yang pertama kali, kedua atau bahkan ketiga tapi kesekian kali!
"Mau jadi pacar nya mbak Jennie aja saya, pak," sahutnya.
"Jennie Jennie dia sukanya yang seksi kaya Kai modelan kaya kamu mah di lirik aja mimpi!" sarkas nya buat Elang mendengus.
"Saya kan seksi pak, tuh kurang apa coba?" bala Elang dengan gaya menyisir rambut.
Arto melempar pulpen di tangannya, tepat mengenai kepala Elang yang duduk di belakang sana. "Banyak gaya!"
Elang memutar bola matanya malas secara diam diam. Tatapan Arto terganti ke arah Keandra yang tertawa. "Kamu juga Keandra! Apa apaan itu baju! Pasukin! Kek gembel aja!"
Keandra memasukkan seragamnya dengan malas-malasan.
Murid famous ini cukup merepotkan bagi Arto, susah sekali di atur tertibnya walau perlu dia akui, otak mereka tidak bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEANDRA
Teen FictionSequel 'Baby of a bad boy' { Bisa di baca secara terpisah } "Gak akan ada satu perempuan yang bisa buat gue bertekuk lutut!" Kata-kata bullshit dari sang ketua KAGELE THE DRAGON, nama geng motor terkenal di kota Jakarta. Jutaan perempuan mengejarn...