41. KEANDRA

158 10 0
                                    

Ily merebahkan dirinya di sofa, akhirnya bisa mendapatkan uang seratus ribu setelah pencarian kucing yang cukup melelahkan bersama Keandra.

Tiba-tiba seseorang mengambil uang yang sedang ia terawang itu. Ia melihat sang pelakunya. "Bunda? Itu uang Ily."

Tina merogoh uang di kantong celananya lalu menaruhnya di telapak tangan Ily. "Kamu segitu aja, jangan banyak banyak. Ini bunda bakal pakai buat bayar hutang."

Ily menatap nanar uang hijau di tangannya. "Tapi bun uangnya aku mau bagi dua sama teman aku, soalnya dia bantuin aku nangkap kucingnya."

"Halah alasan aja bilang aja nanti semua uangnya kamu yang makan, kan? Segala embel embel temen."

Ily menggeleng cepat. "Beneran Bun, Ily gak bohong."

"Oh begitu kamu sekarang? Gak mau bantuin bunda bayar hutang, kok kamu perhitungan banget? Bunda aja ngelahirin kamu biayain hidup kamu selama ini gak ada perhitungan tuh," omelnya.

Ily terdiam mendengarkan perpaduan antara wejangan dan omelan lagi.

"Emang bener kamu gak sayang bunda, ya. Cuman duit segini aja sampai segitunya! Kalau bunda mati baru kamu seneng kan?"

Mata Ily memanas, ia menggeleng pelan. Hanya bisa terdiam saat sang bunda terus melontarkan kata kata yang membuat hatinya teriris.

Hanya gara gara uang seratus ribu).

☠️

Burung berkicau menemani Keandra yang menunggu pagi ini. Ia melihat jam di pergelangan tangannya.

7.00.

Tumben sekali Ily tak kunjung keluar, akhirnya dia memberanikan diri memasuki perkarangan rumahnya.

Telinganya mendengar kalimat demi kalimat dari dalam membuatnya tidak enak karena menguping pembicaraan walau niatnya bukan itu.

"Uang sekolah Nissa aja belum ke bayar! Kamu bisa gak si? Jangan makan tidur makan tidur doang."

"Aku baru aja libur, kamu marah marah terus."

"Gimana aku gak marah?! Kamu libur hari ini gak ada pemasukan emangnya gaji kamu umr apa? Libur sekali juga masih ada, uang lima puluh ribu aja di omongin terus. Bukan maksud aku larang kamu libur tapi libur kamu gak bermanfaat bangun tidur makan begitu terus."

Di depan pintu ini ia bimbang ingin mengetuk atau tidak tapi pada akhirnya dia mengetuk setelah suasana cukup membaik sepertinya?

Pintu terbuka.

Ada seorang pria paruh baya muncul dengan wajah sangar. "Cari siapa?"

Keandra tersenyum kaku. "Om ada Ilynya?" tanyanya. Kayaknya ini ayahnya Ily.

"Gak ada, udah pergi sekolah."

Dahi Keandra menukik samar. "Dari tadi om?"

"Belum lama si."

"Oh kalau begitu terimakasih, om. Saya permisi," pamit Keandra menggapai tangannya untuk bersaliman.

Pria itu melihat kepergiannya dan menutup pintu kembali sedang Keandra memakai helm nya dengan cepat, bergegas menyusul Ily.

Semoga aja gadis itu belum jauh. Biasanya di jam segini Ily akan keluar padahal Keandra tidak kesiangan deh.

Apa perempuan itu sengaja jalan lebih awal dari biasanya.

Mengesampingkan itu, Keandra fokus mencari-cari Ily di jalan yang ia lalui.

Dia memicingkan matanya saat melihat punggung familiar sedang berjalan di pinggir trotoar. Ia segera menyamakan motor dengan langkahnya.

KEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang