32. KEANDRA

153 14 4
                                    

Liam yang sedang duduk di markas terlonjak kaget dengan ucapan di sebrang telepon. "Apa?! Lo serius?"

"Iya bang, ada perampokan di dekat bank rumah gue." Suara berbisik itu melingkupi ketakutan Liam.

"Anjing! Semua anggota inti Kagele gak ada di markas cuma gue aja! Mereka semua ke tempat TKP jurang itu!"

"Aduh, ini gimana dong bang? Gilaak gue bingung anjir."

Liam terdiam sejenak sebelum bersuara lagi. "Lu jangan ngelakuin apapun dulu. Tenang disitu gue bakal coba hubungi Keandra"

"Iya bang."

Tut

Liam memijat pelipisnya, tangannya sampai bergetar saking paniknya.

Meletakkan ponsel ke telinga dia berucap gelisah. "Angkat dong, dra..."

Dia harap Keandra dan teman-temannya masih belum terjun ke jurang agar bisa mengangkat teleponnya sejenak.

Kalau sinyal gak ada bagaimana? Liam memejamkan matanya sejenak.

Di angkat!

"Dra?"

"Apa--"

Terputus putus.

"Dra please ini penting banget!!"

"Hah? Sor-- tus."

Liam menjambak rambutnya frustasi. Ia mematikan panggilan dan memilih menjelaskan lewat vn.

Balasan Keandra vn.
"Lu serius? Setengah anggota udah turun jurang. Gini Li, cuma lo yang ada disitu ajak beberapa anggota yang mau ikut sama lu. Tolong jadi ketua buat mereka, gue percaya sama lu. Gue yakin lu bisa, tapi tetap hati-hati jangan lupa telepon polisi."

Liam menyugar rambut, wajahnya sudah frustasi berat. Dia.. dirinya tidak pernah memimpin sesuatu, bagaimana kalau dia gagal?

Dra, gue takut gak bisa tanpa lo.

Hidup Liam penuh dengan keragu-raguan dan pesimis. Dampak dari lingkungan keluarga yang cukup toxic.

Membuatnya tidak percaya diri dengan kemampuannya bahkan sempat merasa bahwa dia tidak berguna dan hanya menjalankan hidup semestinya.

Lalu di berikan beban tanggungjawab sebesar ini apa Liam bisa?

Liam takut menghancurkannya seperti dirinya yang menghancurkan keluarganya.

Dia sangat takut.

Keandra disisi lain, kalut sendiri dengan perasannya ketika mengetahui ada dua tempat yang begitu terancam dan perlu di tolong.

Tapi dia yakin dengan sahabatnya. Demi kebaikan mereka yang berada disini, dirinya memilih untuk menyembunyikan kabar ini sampai penyelamatan selesai.

☠️

Lu pantau mereka sampai polisi datang, ulur waktunya gak usah nyerang kecuali kalau itu di perlukan.

Liam membaca pesan terakhir dari Keandra. Benar, itu yang perlu dia lakuin.

Di sisi tembok bersama beberapa anggota lainnya, dia bersembunyi. "Lu udah lapor polisi kan?" bisiknya.

"Udah bang tapi lama banget datangnya."

Liam sedikit menempelkan tubuhnya di tembok kala melihat beberapa perampok memasukkan sesuatu ke mobil. "Banyak banget."

"I-iya bang, tubuhnya besar besar banget."

Liam merapatkan bibirnya terus memperhatikan mereka semua. Sekitar 7 orang dengan 2 mobil.

KEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang