49. KEANDRA

87 2 0
                                    

Fakta mengejutkan kembali terungkap. Keandra tidak percaya bahwa ada 2 otak yang menyusun rencana itu.

Ia melihat Saskia di dalam jeruji besi. "Dra.. aku mohon lepasin aku, ya? Aku gak begitu banyak terlibat di dalam masalah ini, serius."

Keandra melihatnya tanpa ekspresi.

"Sumpah demi apapun, aku di ajak Robin buat jatuhin Ily biar kamu sakit hati dan hancur," ujarnya membela diri.

"Udah ngarangnya?"

Saskia menggeleng cepat berusaha meyakinkan. "Aku gak ngarang, ini beneran."

Keandra mendengus pelan. "Lu pikir gue semudah itu percaya? Robin itu lebih licik dari lo. Dia punya semua bukti dimana lu yang nyusun rencana ini dengan minta bantuan dia biar rencananya berhasil."

Saskia diam-diam mengepalkan tangannya.

Sialan, Robin!

Batin gadis itu. "Toh umur lu sama dia udah gak di bawah umur tahun ini, kan? Udah cocok."

Saskia mengerutkan keningnya. "Maksud kamu?"

"Udah cocok jadi tahanan baru di penjara." Ia menyunggingkan senyum miring sebelum pergi.

"KEANDRA! GUE MINTA MAAF! TOLONG CABUT LAPORAN NYA!" teriak Saskia dengan histeris.

Keadaan di luar kantor polisi hampir sama seperti biasanya. Bedanya ada kelima laki-laki yang sedang menunggu di motornya masing-masing.

"Gak nyangka gue si cantik Saskia malah ikut serta sama masalah ini," tutur Evan.

"He'um, jangankan lo gue juga sama," timpal Elang.

"Tapi untungnya Robin jujur sama semua rencana + tujuan nya. Coba kalau dia bungkam? Kita gak bisa berkutik," ujar Al.

Liam menggeleng. "Bukan karena dia mau tapi terpaksa karena udah ke ciduk di apart waktu itu. Otomatis mau gak mau dia harus jujur karena udah ke tangkap basah."

Gesta mengangguk membenarkan. "Dan Saskia bodoh si, Robin kan licik gak mandang bulu mungkin dia pikir bakal aman kalau kerja sama bareng manusia setan kayak dia."

"Padahal dulu dengar dengar dia suka sama Saskia, kan?" tanya Elang.

"Katanya si. Tapi Saskia nolak mentah mentah mungkin cintanya dah pudar kali?" Liam berucap tidak yakin.

"Bisa jadi," jawab Evan.

"Kalau di pikir pikir mereka cocok, ya?" tutur Gesta buat teman temannya menatap bingung. "Sama-sama jahat hahaha."

Bunyi tawa terdengar renyah di depan kantor polisi. "Kali ini gue setuju sama ucapan lo, ta," balas Evan.

Al melihat Keandra yang baru saja keluar dari dalam kantor polisi berjalan ke arah mereka.

"Tuh tuh Keandra," ujar Liam memberitahu.

Keandra tampak lesu buat kelima temannya heran. "Gimana, dra?" tanya Elang.

"Berhasil. Mereka udah di dalam penjara walau orang tua mereka kayaknya masih gak terima ya bodoamat si kesalahan anaknya sendiri."

Semua manggut-manggut mengerti. "Terus kenapa wajah lu kecut begitu?" tanya Evan.

"Nah itu!" Ia menyandarkan punggungnya di motor. "Gue bingung harus jelasin darimana sama orangtua Ily. Mana gue di larang ketemuan sama dia."

Sedikit pemberitahuan, ini semua juga atas persetujuan Ily untuk melanjutkan kasus kemarin agar siapapun pelakunya jera.

"Tapi lu masih bisa ketemuan kan sama dia?" tanya Gesta.

"Masih si, diam diam. Cuman kan gak leluasa njir."

KEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang