50. KEANDRA

80 6 0
                                    

"Makannya yang benar, dra." Ayyara sedikit teriak karena anak laki-lakinya makan roti sambil berjalan.

"Iya bun, buru buru dah telat nih," jawabnya. Ayyara yang berada di ruang makan geleng kepala pelan lalu ia melihat anaknya yang lain.

"Swa? Gak bareng Abang kamu?"

Swastamita yang sedang anteng duduk memakan roti menggeleng. "Aku bareng Rembulan aja naik mobil, bun."

Ayyara manggut-manggut mengerti dan membawa beberapa piring kotor ke belakang.

Beralih ke Keandra yang sudah mengeluarkan motor ingin memulai membelah jalanan pagi ini. Tapi suara nada dering ponsel menunda nya. Ia melihat sang penelepon.

"Ily?" gumamnya.

Lantas buru buru ia mengangkatnya. "Halo, kenapa, sayang?"

"Dra? Bisa kesini?"

Laki-laki itu mengecek jam, 10 menit lagi masuk. "Ada hal penting?"

"Iya, ini ada orangtua Saskia sama Robin ke rumah."

Keandra merapatkan bibirnya, padahal ia sudah mengabaikan setiap panggilan dari kedua orang itu, dengan helaan nafas berat ia berkata. "Bisa. Tungguin aja nanti gue kesana."

"Makasih."

Tut

Di kediaman rumah Ily. Gadis itu sebetulnya iba dengan mamah Saskia yang terus menangis bahkan hampir bersujud di kakinya.

Tapi ini keputusan yang sulit, Keandra pasti marah banget kalau Ily mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan nya.

Laura juga menemani Ily, ia tampak heran dengan anaknya. "Kamu telepon siapa si?"

"Keandra, bun."

"Bocah itu lagi? Kenapa harus telepon dia? Itu keputusan kamu loh walau bunda gak setuju si, biar aja mereka membusuk di penjara karena berani berani mau jebak kamu."

"Saya mohon Bu.. saya bisa lakuin apapun asal anak saya keluar dari penjara. Saya minta maaf sebesar besarnya," ucap memohon mamah Saskia yang sudah berurai air mata.

Motor Keandra tampak terdengar baru sampai. Ia turun dan berlari kecil ke arah 5 orang di depan rumah tersebut.

Terdiri dari Ily, Laura, papah Robin dan kedua orang tua Saskia.

"Pagi, tante." Keandra ingin menyalimi tangan Laura tapi si empunya malah bersedekap angkuh buat ia mengurungkan niat.

"Keandra, kamu kenal tante, kan? Saya sangat kenal betul kedua orang tua kamu. Tolong, bantu Tante dra, Tante janji akan ajarin Saskia lebih ketat setelah ini."

Keandra melihat Ily yang tampak bingung. "Maaf, Tante. Masalah ini udah berat banget, Keandra gak bisa bantu apa apa."

"Dra, om mohon kesempatan sekali lagi untuk Robin," ucap papah Robin setelah diam cukup lama.

"Udah udah mending pada pulang sana. Saya gak akan setuju kalau laporan nya di cabut!" kekeuh Laura yang diangguki Ily dan Keandra.

"Saya mohon, bu." Tiba-tiba mamah Saskia bersujud di depan Laura. "Saya tidak masalah kalau harus bersujud, saya mohon."

Ily menutup mulutnya merasa prihatin. "Dra? Apa cabut aja?"

Keandra menggeleng tidak setuju. "Gak, mereka keterlaluan sama lu gak ada jaminan juga kalau mereka gak akan ulangin kesalahan yang sama."

"Om janji Keandra, om akan mengajari Saskia lebih ketat lagi dan kejadian ini gak akan terulangi," ujarnya dengan yakin.

"Maaf, om. Keputusan udah bulat. Berani berbuat harus berani tanggung jawab."

KEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang