"Mereka ini nih contoh murid yang bandel nya minta ampun!" Salah satu guru di pinggir lapangan berbicara menggunakan mic di depan keenam remaja.
Upacara baru saja kelar beberapa menit yang lalu. Tapi bukan nya di bubarkan semua barisan di tahan untuk mendengar wejangan.
Dahi Keandra mengeryt akibat sinar matahari menyorot wajahnya. Poni rambutnya menggantung mencoba menutupi.
"Kalian ini laki apa banci."
"Laki lah pak!" jawab serempak mereka kecuali Al yang diam saja. Sejujurnya Al hanya korban disini.
"Laki kok takut matahari! Bukannya upacara malah ngumpet di pojok sekolah!"
Murid lainnya heboh.
"Ini nih apa apaan nih baju semuanya rata di keluarin, lihat Al tuh contoh seragam yang baik!"
Beberapa dari mereka tersenyum kecut.
"Pakai topi! Mana topi kalian? Dasi aja gak ada! Kosong melompong begitu!"
Telinga Evan rasanya panas poll, ia bahkan sampai mengusapnya.
"Anak anak! Ini contoh kalau kalian berani melanggar peraturan sekolah. Kayak mereka gini saya jemur kek pakaian basah."
"Alhamdulillah," ucap syukur Liam sebelum mengaduh kesakitan akibat di pukul rotan.
"Ngomong lagi kamu," ucap Pak Arto. Liam menggeleng cepat dengan mengusap lengannya.
Arto kembali memberi wejangan kepada murid lainnya. Sebenarnya para siswi lebih kehilangan fokus karena most wanted sekolah tampak sangat keren dengan pakaian dan rambut awut awutan.
Belum lagi wajahnya yang basah akibat keringat, sumpah tampan banget! Gavya bahkan terhipnotis dengan pesona yang di pancarkan Keandra, mulutnya sampai terbuka.
Kalau kalian penasaran Saskia dimana? Jangan harap menemukannya di barisan. Sudah pasti murid sepertinya sembunyi tidak ketahuan.
Setelah kejadian tersebut, keenam orang itu memilih ke kantin untuk menyegarkan diri.
Gesta duduk dengan gerah mengalir di leher, satu tangannya memegang air botol satu lagi mengipas seragam. "Njir Gilak! Gak kuat gue panasnya."
Teman-temannya yang baru saja duduk menyetujui ucapannya.
"Sumpeh, nih semua gara gara si Elang yang jatoh!" ujar Evan melirik sebal Elang.
Si empunya nyengir menggaruk rambut nya. "Yah maaf kaki gue tergelincir."
"Kebagusan! Lu jatoh dengan tidak estetik!" timpal Liam meneguk air botolnya.
Keandra memilih menyimak, meminum air botol dingin di tangan. Rambutnya sudah basah kuyup, memang ia sangat mudah berkeringat.
"Tapi guys disini adem juga ye," ucap Evan menyadari badannya yang sejuk.
"Ada AC goblok!" Keandra bersuara, Evan nyengir dan menghabisi airnya.
"Pulang sekolah traktir dong dra!" usul Gesta.
Evan langsung menanggapi. "Nah yang ini gue setuju banget si."
"Skuy lah, perut gue siap masuk apa aja nih," ujar Liam mengusap perutnya.
Elang geleng kepala pelan. "Kek orang kelaparan lo pada."
"Emang!" sahut Evan. "Emang kelaparan gue, makanya traktir cepattt!!!"
"Gue serahin ke Keandra aja," putus Elang.
"Kampret!" ujar Gesta.
"Yeu dasar lo," cibir Liam, Elang tertawa tanpa suara.
Keandra berpikir sejenak. "Makan bakso mang Ujang aja gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEANDRA
Teen FictionSequel 'Baby of a bad boy' { Bisa di baca secara terpisah } "Gak akan ada satu perempuan yang bisa buat gue bertekuk lutut!" Kata-kata bullshit dari sang ketua KAGELE THE DRAGON, nama geng motor terkenal di kota Jakarta. Jutaan perempuan mengejarn...