22. KEANDRA

174 15 2
                                    

Hari ini tepat perlombaan olahraga antara SMA Bimasakti dengan SMA Andromeda.

Siswa maupun siswi yang ikut perlombaan memakai baju olahraga khas sekolah masing masing sedangkan yang tidak ikut memakai seragam putih abu-abu.

Atas kesepakatan bersama lomba diadakan di kediaman SMA Bimasakti. Semua tempat sudah sangat ramai, bagaimana tidak?

Kedua sekolah terkenal di jadikan menjadi satu, duaarr.

Siswi Bimasakti sudah sangat menahan histerisnya saat siswa Andromeda datang.

Entah kenapa Ily jadi nervous melihat orang sebanyak itu dari jendela kelasnya. "Ken, gue takut gak bisa."

Kenzo yang sedang membenarkan tali sepatu berkata. "Santai aja kali."

"Kalau gue kalah gimana?" khawatirnya.

"Ya udah, kenapa emang?" Jawaban itu membuat Ily menghembuskan nafas. Tidak membantu kekhawatirannya.

Mana lomba lari di adakan pertama, Ily rasanya tidak sanggup. Bisa bisa panick attack nya kambuh.

Tangannya saja sudah dingin sedingin es, takut tremor.

"Lu mau keluar gak?" tanya Kenzo.

"Gue mau di kelas lebih lama dulu."

"Ya udah, gue keluar," katanya meninggalkan Ily sendiri di dalam kelas.

Ish dasar cowok, perhatian dikit kek!

Dia menyandarkan punggungnya dengan helaan nafas berat.

Tuk
Tuk

Ily tersentak kaget kala wajah seseorang terpampang jelas di kaca, mulutnya bergerak entah mengatakan apa.

Lalu masuk menghampiri Ily yang bengong. "Woi! Cie lu ikut lomba?" katanya duduk di depan Ily.

Gadis itu lagi-lagi menghela nafas, melihat Keandra. "Lu gak ikut, ya?" tanyanya karena Keandra memakai seragam putih abu abu urakan nya.

"Yoi, harusnya lu ngomong dong kalau mau ikut lomba."

"Biar apa?"

Keandra tersenyum. "Biar gue bawain papan yang besar gitu terus gue tulis kata semangat buat lu."

"Alay nya gak hilang hilang."

Laki-laki itu malah ketawa.

"Tapi gue nervous banget, dra. Di luar ramai orang, gue takut gak bisa menang."

Cowok itu melihat tangan Ily yang bergetar kecil. "Santai, kalem aja, namanya perlombaan menang kalah itu hal yang biasa."

Ily menundukkan kelopak matanya, merasakan tangan Keandra yang menyentuh lembut tangannya di meja.

"Lu gak perlu mikirin menang atau kalah, lomba aja sesuai kemampuan lu," tutur Keandra.

Satu tangan Keandra menyentuh pipi Ily buat si empunya menatapnya. "Gue yakin lu bakal menang, ly. Lu harus percaya sama diri lu sendiri. Lagipun kalau kalah emang kenapa? Udah biasa namanya juga pertandingan."

Ily menerbitkan senyum kecilnya. "Iya, bener."

Lapangan outdoor.

Semua orang menjadikan lapangan pusat perhatian sekarang, dimana ada empat perempuan yang berdiri disana, salah satunya Ily.

Sekeliling tampak penuh dengan campuran siswa dan siswi, dari atas sampai bawah.

"Gavya semangat!!!" teriak temannya yang masih bisa di dengar si empunya.

KEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang