39. KEANDRA

204 13 2
                                    

Langkah kaki dengan berbalut sendal jepit itu memelan setelah sampai di depan gerbang sekolah yang begitu sepi dan gelap.

Tangannya sedari tadi memegang tali tas selempang yang dia bawa. Kepalanya menoleh kesana kemari seperti mencari-cari sesuatu.

"Agus mana, ya?" monolog nya kala tidak ada satu pun orang di sekitar sini.

Pada akhirnya ia memilih untuk menuruti perkataan Agus terlebih dahulu walau sejujurnya dia tidak terlalu percaya dengan ucapannya.

Ily memilih menunggu beberapa saat sampai ada sekitar 4 orang laki-laki berbadan besar menghampiri buat dia beringsut mundur. "L-lo siapa?"

Satu dari mereka menunjukkan chatroom Agus di ponselnya. "Gue disuruh Agus buat bawa lo."

Ily tampak tidak menyangka. "Jadi, Agusnya gak kesini?"

Pria tegap itu mengangguk sekali lalu menaruh ponsel di kantong celananya.
Kemudian berjalan pergi walau sebelumnya menyuruh ketiga teman yang dia bawa agar Ily ikut serta menggunakan gerakan kepala.

"Jangan pegang pegang! Gue bisa jalan sendiri." ucap Ily menjauh saat ketiga orang itu ingin menyentuhnya lalu menyusul pria tadi.

Sambil berjalan dengan di himpit orang depan belakang, Ily melirik semak-semak meluapkan sesuatu.

Di sisi lain.
Keandra menerima pesan ancaman dari nomor anonim buat tangannya meremas benda persegi panjang itu.

Liam menepuk pundak Keandra. "Kalem, mending lu fokus balapan dulu. Urusan Ily gue yakin mereka bakal bisa."

Gesta mengangguk lalu menenangkan. "Itu cara mereka jatuhin lo. Jangan sampai pesan itu ganggu balapan lu malam ini, kalau lu kalah mereka menang."

Keandra memejamkan matanya berusaha merendam emosi. "Liat aja nanti mereka, habis sama gue."

Kedua orang itu bergidik ngeri mendengar suara dingin Keandra dengan tatapan serius. Jarang jarang temannya seperti itu kecuali marah besar.

Ternyata Ily di bawa ke rumah kosong. Dia merinding melihat rumah sepi tak berpenghuni itu dari jendela mobil.

"Cepetan turun!" suruhnya pada perempuan dengan rok pendek dan kaos putihnya.

"Iya iya!" Dengan sangat amat terpaksa dia turun.

Lagi-lagi dirinya di giring masuk ke dalam rumah kosong. Bulu kuduknya bangun, ia mengusap lengannya.

Sampai netranya melihat ada satu bangku kayu disana. "Duduk," titahnya.

"Eh kenapa harus duduk?" heran Ily.

"Duduk!" titahnya lagi tak terbantahkan. Ily mengeram dan duduk dengan kesal.

"Ikat," suruhnya buat Ily kebingungan saat ketiga orang itu melilitnya dengan tali.

"Eh? Gue juga gak bakal kabur kok! Kenapa harus di ikat si!" teriak Ily tidak suka.

Pria berbadan tegap itu menatap Ily tajam. "Ini perintah. Lagian gak ada yang jamin lu gak bakal kabur, kan?"

Ily menggertakkan giginya buat pria itu tertawa. "Mau apa lu?"

Gadis itu membuang wajah kemudian merasakan rahangnya di apit. Pria itu berkata. "Duduk yang manis disini sampai pertandingan selesai."

Ily mengerutkan keningnya menatap kepergian mereka. Jadi benar, ia disandera karena pertandingan balapan.

"Agus benar-benar licik!"

Arena balapan.

Keandra menang. Satu hal yang membuat geng LION panas. Sekarang memang bagian pertandingan antara Kagele vs Lion.

KEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang