25. KEANDRA

200 17 2
                                    

Ily mengetuk kecil dahi Keandra di belakang menggunakan pulpen. "Sanaan."

"Gue juga mau lihat."

Ily tersenyum sabar dan membuka halaman buku di tangannya. Gimana Ily tidak mau bilang seperti itu, Keandra meletakkan dagunya di pundak Ily buat hatinya berisik tak karuan.

Walau wajah Ily tampak tenang.

"Mending lu pergi dari sini nanti mancing war lagi," ujar Ily, pasalnya dia sedang berada di belakang sekolah dan Keandra tiba-tiba datang, plot twist sekali.

"Biar aja."

Ily menatapnya kesal. "Gila ya lo! Berantem aja terus sana gak usah temuin gue lagi!"

Keandra menahan senyumnya, dia mengangkat dagunya dan menoel pipi Ily. "Cie, takut gue kenapa kenapa, ya? Mulai perhatian nih?"

Ily menggeleng kikuk. "Gak lah! Mana ada! Gue itu gak mau lu berantem gara gara gue!"

"Enggak tuh."

Ily mendengus pelan. "Gini ya, dra. Lu kesini gara gara gue kan? Nanti kalau Robin atau kawan kawannya pergoki lu, pasti war! Jadi, itu semua gara gara gue!"

Bukannya mendengarkan, netranya malah terfokus ke bibir Ily yang terus bergerak. Tatapan teduh itu buat gadis tersebut kikuk.

Di tatap seperti itu saat berbicara siapa yang tidak ingin salto?

Tangan Ily memukul kepala Keandra sekali buat si empunya meringis. "Kalau gue lagi ngomong itu di dengerin!"

"Gue denger kok," jawab Keandra.

"Coba jawab gue ngomong apa?"

Loading..

"Tadi kayaknya itu.. lu ngomong..." Keandra melihat Ily yang menaikkan satu alisnya. Ia nyengir dan menggeleng pelan.

Ily mencubit kedua pipi Keandra dan berkata gemas. "Ihhh tuh kan!"

Keandra malah tertawa lebar karena cubitannya tidak sakit. "Lagi lagi!" pinta Keandra buat Ily rolling eyes.

Gelang besi di tangan Keandra menarik perhatiannya. Dia menangkup satu pergelangan tangan cowok itu.

"Ini gunanya apa dra?" tanya Ily.

"Semacam pelindung diri aja si," katanya.

"Jimat?"

Keandra tertawa dan mengusap kepala Ily. "Bukan, sayang."

Ily menggaruk rambut dengan satu telunjuknya. "Terus apa dong?"

"Senjata juga si biar kalau ada yang cari gara gara gue gak harus repot."

Ily gak paham, dia mengangguk saja. "Dikit lagi masuk, udah sana pergi," suruh nya.

Keandra melihat jam di pergelangan tangannya. "Ya udah, gue cabut dulu."

"Hati-hati ya, dra."

Keandra tersenyum. Berdiri pergi, walau sebelumnya mengelus rambut Ily dahulu.

Ily menutup wajahnya dengan buku. Sial, dia senang banget! Hatinya terus berbunga-bunga, perutnya seperti penuh dengan ribuan kupu-kupu.

☠️

Keandra menonjok pipi Bara hingga si empunya tersungkur di jalanan sepi malam ini. "Lu gak ada habis habisnya malak uang orang orang, ya!"

Seorang wanita paruh baya tampak meringkuk takut bersama anaknya di pinggir jalan.

Bara mengusap sudut bibirnya yang berdarah. "Suka suka gue! Lu gak usah jadi pahlawan kesiangan!"

KEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang