52. KEANDRA

49 2 0
                                    

Berdamai dari apa yang menyakiti kita itu memang tidak mudah tapi bukan berarti tidak bisa.

Terlahir dari keluarga yang utuh namun retak benar benar menurunkan selera hidup.

Tapi tidak ada alasan untuk menyerah. Hanya orang orang bodoh yang ingin menyakiti dirinya sendiri.

Capek? Istirahat. Jika dengan lemah lembut tidak bisa menampar diri biarlah suara keras menasehati menjadi solusi.

Tolong, bertahan untuk hal hal kecil yang membuat kalian bahagia. Mungkin dengan makanan kesukaan kalian, demi suara hujan menenangkan yang akan datang, demi bertemu idol yang memulihkan mental kalian atau demi mewujudkan kehaluan/impian yang kalian bangun.

Tidak apa apa, ada banyak hal kecil yang berharga, bukan? Jangan pulang tanpa di jemput kita harus manja.

Bunuh diri bunuh diri kek udah banyak pahala aja.

Mental kita mungkin memang tersiksa tapi mengakhiri hidup bukan solusi utama. Tetap semangat, life goes on.

Lakuin yang terbaik jika tidak bisa tidak perlu di paksakan. Kamu tetap hebat dan tetap berguna di dunia ini.

Kata siapa kalian lemah? Mereka salah. Mereka yang gagal lalu bangkit kembali itu hebat, hebat berdamai dengan segala kerasnya dunia.

Gadis dengan rambut di kuncir kuda dan pakaian tidur itu membenarkan posisi ponsel yang ia sandarkan di bantal.

Layar ponselnya menampilkan seorang laki-laki yang sedang tidur dengan bertelanjang dada.

"Bentar," ucap gadis itu turun dari ranjang berlari kecil menuju kamar mandi.

Keandra mengangguk dan bernyanyi sambil menunggu kedatangan gadisnya kembali.

Setelah urusannya selesai di kamar mandi, Ily naik kembali ke kasur untuk melihat Keandra.

"Dra, gak keluar?" tanyanya.

Laki-laki itu menggeleng. "Males."

"Tumben males males."

"Iya, lagi males aja."

"Ohh, btw tadi siang makasih dah bantuin soal kemah."

Laki-laki itu hanya menjawab dengan anggukan. Mereka terdiam beberapa detik sebelum Keandra membuka topik. "Besok kan libur panjang, gue ke rumah nenek sampai seminggu atau lebih."

"Loh lama banget?" Ily berucap cemberut.

Tampak laki-laki itu menyibak rambutnya. "Hm bokap sama nyokap bilang mau habisin libur panjang kali ini di rumah nenek. Gue seneng tapi jadi gak bisa ketemu lo selama itu."

Ily memanyunkan bibirnya lalu berkata. "Ya udah, habis itu kan kita ketemu lagi."

Keandra tidak membalas apa apa, ia hanya menghela nafas pendek.

"Eh tapi besok lu bisa anter gue ke pemberhentian bus nya, kan? Soalnya bukan di sekolah agak jauh pemberitahuan nya."

"Bisa kok tenang aja."

Ily tersenyum lega.

"Disana lu 3 hari 2 malam, kan?" tanya Keandra.

"Iyups betul!"

"Nanti kalau mau pulang kabarin aja. Nanti gue suruh teman gue jemput lo."

"Tenang aja. Gak usah di pikirin gue bisa jalan kok pulang nya."

"Jauh, ly. Nanti lo capek, kabarin gue pokoknya."

Gadis itu tersenyum. "Iya iya." Tangannya menyambar lampu meja hiasan berbentuk pasangan yang saling berpelukan dengan bunga mawar di pinggir, hadiah ulang tahun dari Keandra.

KEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang