Setahun yang lalu"Nan, ini apa? Sejak kapan kamu koleksi majalah-majalah kayak gini? Mau jadi banci kamu hah?"
Ayahnya melemparkan majalah-majalah Nanon yang berisi foto laki-laki. Hatinya terasa tersambar saat ayahnya datang dengan tiba-tiba membuka pintu. Nanon tertunduk. Tak ingin bicara sedikitpun. Nanon takut. Bahkan sekarang badannya bergetar hebat. Iya memang tak perduli ayah dan ibunya bertengkar, (atau memang terlihat tak perduli) tapi melihat ayahnya kecewa padanya juga membuat hatinya sakit. Dia tertunduk dengan tangan terpaut dan bergetar.
"Nan, ayah ngomong sama kamu. Jawab ayah! Untuk apa kamu simpan ini semua ha?" Nanon masih diam bahkan Ketika sang ayah meninggikan suaranya. Ayah melihat tangan anaknya yang gemetar membuatnya menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara kasar.
Tak disangka keinginannya untuk membantu Nanon memindahkan barang-barang baru yang beberapa minggu ini dibelinya untuk menyusunnya dikamar, malah membuat dirinya melihat majalah-majalah yang sangat diluar nalar.
Nanon, anaknya yang baru kelas tiga SMA ini membeli barang yang menjijikan. Jika dia membeli majalah wanita yang seksi ataupun komik-komik yang wajar, dirinya tak mungkin sangat merasa marah dan kecewa pada satu-satunya sang buah hati.
"Nan, TOLONG kamu jawab pertanyaan ayah. Kenapa kamu membeli barang-barang itu? Tolong katakan kamu tak berniat apapun."
"Aku tak tau ayah." Tangis nanon pecah karena walaupun suara ayahnya tak tinggi tapi ia mengguncang tubuh Nanon mengharapkan jawaban dari orang yang hanya terdiam Ketika ia marah. Nanon menangis dan terduduk.
"Aku,, aku sepertinya,, sepertinya aku hanya suka laki-laki ayah. Hiks. Maaf." Mendengar itu ayah Nanon terduduk di Kasur dan mengusap wajahnya dengan kasar.
"Apa salah ayah Nan, apa karna ibumu yang tak pernah ada buat kamu? Atau karena lingkunganmu? Kamu ada teman yang gay jadi kamu ikutan gay gitu Nan?" Nanon menggeleng.
"Aku ga punya teman ayah."
"Lalu apa salah ayah? Apa salah ayah sama kamu sehingga kamu hanya menyukai sesama jenis Non? Tidak. Kamu pasti salah kira. Mungkin kamu belum menemukan gadis cantik yang bikin kamu jatuh cinta Nan. Ayah bantu ya?" Nanon menggeleng dan masih menangis.
"Hiks,Nanon ga tau ayah. Nanon masih bingung. Ayah mau ninggalin Nanon ya. Nanon ga mau sendiri. Aku ga punya teman ayah. Tolong jangan usir Nanon, hiks.. Aku minta maaf." Lelaki empat puluhan tahun itu merengkuh tubuh putranya yang bergetar.
"Nanon harus apa? Aku hanya menyukainya. Menyayanginya. Tapi dia bukan perempuan. Hiks, ayah."
"Siapa maksudmu?" Ayahnya merenggangkan pelukan tubuhnya dan melihat Nanon menatap foto yang terbingkai berada di sampingnya. Karena sebelum ayahnya masuk kedalam kamar, dia sedang memasang bingkai foto yang akan disimpannya disamping tempat tidur.
"Siapa dia?"
"Dia bukan gay kalau itu yang ingin ayah tau. Tapi aku menyukainya. Aku tau, Nanon tau ayah, Nanon salah. Tapi disini ayah, saat ini disini sakit." Nanon memukul dadanya. "Tolong Nanon ayah, aku harus gimana. Jangan tinggalin. Aku ga punya siapa-siapa."
"Nggak, ayah ga akan ninggalin kamu Nan. Kamu anak ayah. Kita cari caranya ya nak."
Satu bulan kemudian.
"Nan, kamu tau anak pak Igor supir ayah yang beberapa bulan lalu meninggal kan?"
"Iya ayah. Aku kenal."
"Ayah ajak dia tinggal disini."
"Maksud ayah apa? Nggak. Dia seusiaku ayah. Apa yang ayah mau dengan dia?" Pikiran Nanon sangat negatif saat ini. Apa yang diinginkan ayahnya pada seorang gadis yang seumuran dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow Mist
Romansa⚠️BXB WARNING⚠️ ⚠️OHMNANON⚠️ ⚠️21+⚠️ Nanon yang tiba-tiba memutuskan liburan seorang diri bertemu dengan Ohm Pawat yang selalu jadi topik pembahasan anak-anak dikelasnya. Ohm Pawat yang merindukan orang tuanya di desa, akan berkunjung liburan kali i...