Hari yang indah

505 22 8
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang ketika Nanon membuka matanya. Dia masih mengantuk tapi rasa lapar dari perutnya membuat dia harus terbangun. Rasa sakit di setiap sendi tulang dan otot pahanya masih terasa. Nanon melihat orang yang masih tertidur dengan mulut sedikit terbuka. Dia penyebab rasa sakit di pantatnya. Mengingat kegiatan mereka semalam, Nanon tersenyum. Tidak akan menyesal karena momen indah ini akan selalu jadi rahasia mereka berdua. Nanon mandi dan bersiap membeli makan siang.

Jam satu siang hingga Ohm terbangun dari tidurnya. Dia melihat Nanon tidak ada di sampingnya. Takut, cemas. Mungkin Nanon kabur darinya karena apa yang ia perbuat semalam itu tidak benar. Ohm bangun dari tempat tidur dan mencari-cari Nanon berharap ia tak akan meninggalkannya sendiri disini. Dan matanya menangkap seseorang yang duduk bersama gitarnya di depan villa. Syukurlah, Nanon tak kemana-mana.

Ohm mencucui wajahnya, berpakaian dan menghampiri Nanon yang masih asik bernyanyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ohm mencucui wajahnya, berpakaian dan menghampiri Nanon yang masih asik bernyanyi. Nanon meletakkan gitar tersenyum manis padanya. Dia tidak marah tentang semalam, pikir Ohm. Ohm duduk di kursi kosong dekat Nanon.

"Gua beli makan tadi. sekarang udah laper. Nungguin lu bangun lama banget." Nanon meletakkan dua kotak makanan di dekat mereka.

"Kenapa lu gak bangunin gue Non."

"Lu nya capek, kasian gua banguninnya." Ohm canggung rasanya tak ingin membahas yang terjadi semalam. Nanon terlihat tidak merasakan apapun. Jika dia dengan sang mantan, mantannya akan malu-malu padanya setelah melakukan hubungan. Mantannya akan manja padanya, minta ini itu. Tapi Nanon tidak. Sebaliknya Ohm yang saat ini malu, bingung mau bagaimana. Ohm yang dilayani padahal dia yang menjebol lubang pantat teman barunya itu tadi malam. 

Ohm diam mambuka kotak yang Nanon berikan. Ada ayam dan sambalnya disana. Ada lalapan dan sedikit sup. Tak lupa Nanon juga membeli banyak air dan cemilan.

"Harusnya kalau lapar lu bisa makan duluan, ga usah nungguin gue bangun."

"Tadi udah di ganjel sama roti kok perutnya."

"Ya udah ayok makan." Mereka makan sambil menikmati angin pantai. Saat selesai, kotaknya dibuang di tempat sampah terdekat. Ohm kembali duduk. Diam lagi diantara mereka. Nanon kembali memetik gitar dengan pelan. Ohm sangat ingin membahas tentang tadi malam. Apakah dia tidak apa-apa. Apakah dia seterusnya mereka akan jadi teman. Apakah malam tadi jadi malam yang disukai Nanon. Dia ingin tau. Apakah Nanon puas padanya tadi malam dan tak membencinya.

"Non?"

"Hm?" Masih dengan petikan gitar yang pelan Nanon menoleh padanya.

"Lu... ga apa-apa?"

"Apanya?" Ohm melirik kursi yang diduduki oleh nanon. Ada bantalan tipis disana. Entah ia membeli atau memang ada di villa, yang jelas ia tau Nanon sulit duduk. 

"Ini?" Nanon menunjuk pantatnya. Ohm mengangguk, ada rasa bersalah pada rona wajahnya.

"Sakit Paw. Eh,, Ohm." 

Rainbow MistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang