⚠️BXB WARNING⚠️
⚠️OHMNANON⚠️
⚠️21+⚠️
Nanon yang tiba-tiba memutuskan liburan seorang diri bertemu dengan Ohm Pawat yang selalu jadi topik pembahasan anak-anak dikelasnya.
Ohm Pawat yang merindukan orang tuanya di desa, akan berkunjung liburan kali i...
Angin sore bertiup, sungai mengalir tenang. Cahaya jingga sudah terlihat di ujung cakrawala. Suasana tak terlalu ramai, sangat tenang. Mungkin itu sebabnya kedua orang yang berdiri di tepi sungai, memegang besi pembatas dan menatap lurus kearah sungai hanya diam. Nanon dengan segala pikirannya dan Racha yang menemani.
Setelah mengantar Ohm ke kostnya nanon berhenti di tepian sungai, berharap dapat menenangkan pikiran dan hatinya. Setelah setengah jam disana dengan diam, Racha akhirnya bersuara.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mau cerita? Gue ga denger kalian bahas apa tadi." Nanon menggeleng. Diam lima menit.
"Gue cuma bingung."
"Kenapa?"
"Ga tau." Diam lagi. "Banyak pertanyaan gue cha. Ohm nganggap gue siapanya? Temen atau apa? Pacar atau apa? Fwb? Sedangkan ohm aja sukanya cewek. Dia udah biasa main sama cewek cha." Nanon menjeda kata-katanya. Racha tak mau memotong, ia menunggu nanon kembali bicara.
"Kenapa sama gue kemaren mau? Dia sendiri yang bilang sukanya sama cewek. Gua cowok cha. Dan dia sadar. Bukan gua paksain dan gue ga ada rayu dia." Nanon mengatur nafasnya.
"Gila ya tu cowok. Bisa-bisanya dia gitu. Kalau ibunya tau, ga akan lagi dia di anggap." Kini nada bicaranya sudah tenang. Nanon mengingat kedua orang tua ohm di Bidaya.
"Emang. Gila banget dia. Dimata dia lo cewek mungkin nan hahaha"
"Sialan." Nanon sedikit terhibur karena candaan racha. Atau mungkin rasa marahnya telah terucap. "Dia liat gue punya batang ya, gue yang nusuk dia."
"Lu ngomong nusuk-nusuk lagi, gue tusuk juga lobang hidung tuh" Racha mengarahkan dua jarinya pada wajah nanon.
"Gue juga awalnya bingung loh nan. Kan kata elo, kata orang-orang dia straight. Terus pas kalian ketauan ngewe, gue kira dia suka juga sama cowok. Kalau dia straight ga mungkin lah dia mau main, atau ciuman."
"Sekarang gue tanya sama lo nan, lo mau dia gimana? Mau dia sebagai temen? Mau dia jadi pacar lo? Atau hanya sekedar ngewe?" Pertanyaan Racha membuatnya berpikir.
Nanon tau, jika seandainya saat dulu dia tak menghilang dan terus komunikasi dengan Ohm, anak itu tanpa malu akan bersikap seperti ini. Memanggilnya dengan sebutan sayang, mengakui bahwa mereka telah berpacaran, tanpa perduli sikap orang lain padanya.
Ohm mungkin tak akan perduli dengan norma yang ada. Lagi pula Ohm menyukai perempuan. Lebih baik baginya beristri daripada bersuami. Bukan begitu?
"Gue gak tau Cha. Selama ini gue cuma suka sama dia. Naksir dari SMA tanpa gua sadar. Apalagi masa-masa gua sama dia dulu. Seneng gue bisa ketemu dia. Dan seneng beberapa bulan ini deket sama dia." Ada air mata menetes dan di hapus kasar olehnya.
"Setiap panggilannya, semua sentuhannya, semua tingkahnya ke gue, gue pengen tetap gini. Gue ga mau dia pergi. Gue mau deket dia. Bisa gak sih gue sama dia terus cha." Kini beberapa tetes air mata kembali jatuh. Nanon tau jawabannya tak akan bisa. Lalu apa pilihannya untuk menjawab pertanyaan racha? Teman? Pacar? Atau FWB?