⚠️BXB WARNING⚠️
⚠️OHMNANON⚠️
⚠️21+⚠️
Nanon yang tiba-tiba memutuskan liburan seorang diri bertemu dengan Ohm Pawat yang selalu jadi topik pembahasan anak-anak dikelasnya.
Ohm Pawat yang merindukan orang tuanya di desa, akan berkunjung liburan kali i...
Jam menunjukkan angka sebelas lewat dan memang anak-anak yang tadinya ada di dalam cafe sudah tidak diperbolehkan masuk. Hanya beberapa orang yang sepertinya memang liburan ke daerah pantai itu. Ohm dan Nanon pun memesan lagi minuman kali ini yang manis.
"Liat, ada dua bocah yang nyasar disini." Seorang wanita dengan pakaian seksi menghampiri mereka dan merangkul Nanon. Nanon menghindar dan terlihat risih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan ganggu Ay, mereka tamu gua." Seorang yang tadi sempat diajak oleh Ohm bicara, duduk didekat Ohm.
"Emang lu udah kenal Mix?"
"Belum."
"Yeee lu. Kenalin, gue Aye. Nama lu siapa?"
"Nanon kak."
"Gua Ohm. Maaf ya kita gabung gini. Abg siapa namanya, kita belum kenalan tadi?"
"Gua Mix. Santai aja, kalian mau pesan apa aja boleh kok. Atau lu mau bir, kita juga punya. Lu minum kan?"
"Hus lu Mix, bocil di ajak minum bir."
"Boleh bang. Udah pernah kok jadi biasa aja." jawab Ohm
"Nakal juga ni bocah. Umur lu berapa?"
"Bentar lagi tujuh belas kak."
"Wahh,,, belum cukup umur lu Ohm. hahaha. Kalau lu?" Nanon menggeleng.
"Belum pernah kak."
"Nah ni anak baek baek." Menepuk pundak Nanon.
"Tapi mau coba kak kalau boleh." Mix tertawa mendengarnya.
"Boleh kok asal jangan lu aduin aja sama ortu lu kalau lu mabuk disini." Sambil mereka bicara banyak hal dan Mix memberikan dua kaleng bir pada Ohm dan Nanon. Mix memanggil teman-temannya dan mengenalkan mereka. Nanon minum bir dilihat oleh orang-orang yang baru mereka kenal, menjadikan itu sebagai tontonan.
Rasa pahit dan manis berada dilidah Nanon saat air itu menyentuhnya. Pertama kali minum alkohol, pertama kali memiliki banyak orang disampingnya, pertama kali memiliki orang yang bisa disebut teman, pertama kali kepantai, pertama kali jalan malam bersama teman, pertama kali mencoba wig yang ternyata lucu, dan hal lainnya. Nanon merasa senang mengingat semua itu. Beberapa memberinya tepuk tangan hanya karna dia meminum bir yang ada pada kaleng ditangannya sampai habis. Ohm sampai tertawa melihatnya. Yang lainnya ikut minum.
Pesta berjalan dengan lagu yang semakin keras dan semakin seru. Untung cafe itu kedap suara. Jika suara sampai keluar, sudah pasti orang akan datang protes dengan yang punya cafe. Kepala Nanon terasa mulai pusing. Dia hanya minum satu setengah kaleng. Dan Ohm sudah tiga kaleng. Sedikit iri Nanon menatap Ohm dengan wajah kesal. Ohm yang merasa di tatap, melihat Nanon. Pipinya sekarang memerah, dan Ohm tertawa melihatnya.
"Non sini deh?" Ohm melambaikan tangannya dan Nanon mendekat. Ohm memakaikan wig yang mereka beli di toko sebelumnya.
"Nah, gini lu tambah cantik." Nanon tersenyum. Bukan marah di sebut cantik, dia hanya tersenyum. "Kesana yok!" Ohm mengajak Nanon berjingkrak diantara teman-teman Mix yang lainnya. Mengikuti melodi yang membawa semua orang berkumpul dan berjingkrak kecil dalam satu lingkaran.
Nanon berhenti karena air dalam tubuhnya berasa ingin dikeluarkan. Ia pergi kebelakang untuk menyelesaikan urusannya. Sambil mengeluarkan cairan, ia tersenyum mengingat konyolnya tingkahnya sendiri hari ini. Menggelengkan kepala dan menutup resletik celananya. Tiba-tiba pintu toilet itu terbuka nyaring. Karena kaget entah mengapa Nanon bersembunyi dan menutup pintu bilik terdekat. Mungkin ada yang ingin berkelahi dan Nanon tidak ingin ia ikut campur.
Suaranya memang terdengar dua orang yang menabrak dinding, dan,, suara ciuman. Nanon mempertajam indra pendengarnya. Benar saja ada yang sedang ciuman. Nanon sedikit kesal, harusnya tadi lansung keluar dan tidak bersembunyi seperti ini. Nanon ingin keluar. Ia membuka sedikit pintu kamar kecil itu berharap tidak mengganggu yang sedang berciuman. Tapi Nanon membeku, dua orang yang sedang bergumul lidah didepannya adalah dua laki-laki. Dua orang yang baru mereka kenal beberapa saat yang lalu.
Nanon bukan tidak mengerti dengan apa yang dia lihat. Laki-laki dengan laki-laki tentu saja Nanon tau itu apa. Tapi dia masih belum mengenal banyak orang atau adanya lgbt disekitarnya. Dia mematung, mengecilkan lagi pintu kamar kecil yang tadinya sedikit terbuka. Melihat orang yang satu membelai wajah, mencium leher lawannya dengan haus, membuka baju pantai yang dikenakan masing-masing. Tubuh indah mereka terekspos. Nanon menelan salivanya. Tubuhnya ikut merinding seakan tubuhnya yang telah dijamah oleh mereka.
Desahan keluar dari masing-masing orang didepannya dan Nanon hanya menggigit bibir dengan keras. Miliknya sudah menegang saat ini. Kaget karna miliknya semakin berdenyut menyaksikan dua laki-laki yang sedang bercumbu, yang saat ini membuka resleting celana milik lawannya, Nanon segera keluar berlari menuju keramaian didalam cafe dan menghiraukan keterkejutan dua orang yang sedang dirasuki hawa nafsu.
"Lu lama di toilet. Kenapa Non? Lu sakit perut?" Tanya Ohm saat Nanon sudah berhenti didepannya.
"Pulang yok!" Nanon menarik Ohm dengan tenaga.
"Lu mabok?"
"Iya. Ga tahan. Mau tidur. Gua pusing."
"Oke. Bentar, gua ngomong sama bang Mix." Ohm menemui Mix yang berada beberapa meter dari mereka.
"Bang, gua pulang ya. Nanon udah pusing banget katanya."
"Ya udah, ga apa. Pulang aja."
"Thanks ya bang udah boleh join. Nanti kalau gua udah balik liburan, gua chat."
"Oke, sampai ketemu lagi disana."
Ohm mengangguk dan melambaikan tangan ke arah mereka yang masih berkumpul. Mereka meninggalkan cafe dengan Nanon yang berjalan lebih cepat.
"Hei, lu kenapa Non? Bisa jalan pelan-pelan kan. Jalan lu gak lurus gitu. Nanti jatuh." Baru Ohm berucap, Nanon tersandung dan jatuh menyebabkan luka kecil di lututnya. Ohm membantunya berdiri. Yang ohm lihat, bagian bawah Nanon sepertinya membesar.
"Non, napa sih lu?" Nanon menggeleng cepat. "Habis liat orang sex?" Nanon memasang wajah kaget, membesarkan matanya melihat pada Ohm. Ohm menunjuk selangkangannya yang ternyata masih besar disana. Nanon menutupnya dengan tangan dan berlari meninggalkan Ohm. Ohm hanya tertawa melihat temannya itu entah malu karena Ohm tau atau ia ingin segera melepaskan hasratnya saat di pondok.