Kalau Punya Anak

287 26 7
                                    

Nanon pulang ke rumah setelah dari bidaya. Kemarin dia masih bersama Ohm.

"Nan, gimana? Lo ketemu Ohm?" Nanon mengangguk menjawab pertanyaan Racha. Ia mengangguk ceria.

"Dari raut wajah nih keliatannya aman-aman aja. Lo ga sama dia balik nya?"

Senyumnya pudar "Libur masih lama Cha. Dan ga baik-baik aja. Dia pengen gua nunggu lagi. Trus dia akan bilang ke orang tuanya kami udah putus."

"Oohh, ya udah lo tinggal nungguin dia. Dia ada chat lo ngasi kabar gak?"

"Ga ada." Ucapnya pelan. Dia meninggalkan racha dan pergi ke kamarnya.

Tiga hari setelah ia pulang, Nanon masih juga belum mendapatkan kabar dari Ohm. Wajahnya kini menunduk kebawah.

"Nan, kamu sama Ohm sekarang gimana? Masih?"

"Ga tau, dia bilang tunggu. Sekarang ga ada ngasih aku kabar."

"Nan, kamu tau perusahaan orang tua Ohm sekarang lagi kacau kan? Mungkin mereka lagi sibuk-sibuknya. Mungkin Ohm bantuin orang tuanya dulu. Nanti kalian juga ketemu di kampus."

"Ya udah, aku mau kerja juga. Ayah ada kerjaan kan? Aku ikut."

Tiga hari Nanon bergelut dengan kerjaan ayahnya, bahkan ayahnya jadi pulang karna pekerjaan yang di ambil alih oleh nanon. Dia hanya mengecek kembali keesokan harinya.

"Nan, ibu boleh nitip Nonnie hari ini? Ibu mau ikut ayah. Racha ikut juga. Boleh kan?"

"Pergi kemana bu?"

"Ibu kurang tau. Cuma di suruh ikut mereka sama ayah kamu."

"Kok ga di ajak aku?" Itu pagi-pagi sekali ketika ibu tirinya mengetuk pintu kamar Nanon. Nanon menemui ayah dan Racha yang ternyata juga telah siap berangkat.

"Ayah mau kemana?"

"Ayah ada urusan."

"Kok aku ga diajak?"

"Kamu bisa handle kantor kan? Ga perlu stay. Kamu tinggal tunggu telpon dari Bright."

"Pulang kapan?"

"Malam mungkin. Nonnie ga bisa dibawa Nan. Kamu tolong jagain adikmu ya? Bisa kan?"

"Iya ayah. Bisa."

Ayahnya menuju mobil, ibu mengikuti. Racha melambaikan tangan. Nanon menemui adiknya yang masih tertidur di kasur. Nanon ikut merebahkan dirinya. Melihat adiknya tidur lelap, Nanon mulai mencolek-colek hidungnya.

Nonnie menggeliat tak nyaman dengan sentuhan Nanon. Nanon tertawa, menusuk-nusuk pipi lembut adiknya. Wajah adiknya akan menangis, tapi kemudian tenang seolah tak terjadi apapun. Masih tenggelam dalam mimpinya.

Kalo sama Ohm gue bakal dapat yang gini gak ya? Kayaknya bener kata bundanya. Ga mungkin juga laki-laki sama laki-laki akan punya anak. Apa lagi mungkin Ohm mau anak seperti dirinya. Kalau ohm punya anak, trus sama siapa? Dia bisa sama siapapun. Bisa berhubungan dengan cewek manapun. Gimana kalau ternyata Ohm punya hubungan sama cewek di luar sana terus punya anak terus mereka nikah. Gue gimana?

Nanon menggeleng kuat, enghelus kepalanya dan menarik rambutnya. Nonnie menangis. Mungkin tau hawa abangnya yang sedang gelisah. Nanon menghibur nonnie. Tapi Nonnie tak lagi mengantuk. Ia memberi makan adiknya dan memandikannya.

Kalo gue punya anak sendiri, gimana ya. Bisa gak ya. Kayaknya gue pengen punya, satu. Pasti lucu. Ahh tapi gue ga mau ninggalin Ohm dan gue akan nyakitin tu cewek karna ga bisa cinta sama dia.

***

Bugh

"Aww sakit sayang. Lo kenapa sih, bukannya dipeluk malah pacarnya dipukul."

Rainbow MistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang